Quantcast
Channel: Foreign Flow – Creative Trading System
Viewing all 164 articles
Browse latest View live

Kalau Memang Bagus, Kenapa Asing Cut Loss di JSMR ?!

$
0
0

marggggga1

Dalam artikel kemarin kami membahas bahwa secara Fundamental ada peluang yang sangat menarik di JSMR, sebagai perusahaan ini hampir tidak mungkin bangkrut, dengan jumlah pendapatan yang hampir pasti meningkat signifikan di tahun-tahun yang akan datang, karena banyaknya tol yang sedang dibangun saat ini, namun harganya justru terus turun (Baca Artikel Lengkapnya disini) .

Hari ini kami akan membahas bagaimana peluang JMSR dari sudut pandang yang lain, yaitu sudut pandang Foreign Flow, dimana kita akan melihat bagaimana pergerakan dana asing di saham ini, apakah asing yang merupakan ‘penguasa’ bursa kita, sependapat dengan analisa kami kemarin, dan memanfaatkan momentum ini untuk mengakumulasi JSMR, atau justru aksi mereka malah bertolak belakang.

jsmrr123

Jika kita memperhatikan pergerakan Dana Asing pada Grafik di atas menggunakan Foreign Flow Pro System,  kita bisa melihat pada akhir November sampai pertengahan Desember lalu Asing tampak secara aktif melakukan pembelian di saat ini, dan aksi beli tersebut berhasil mengerek harga JSMR dari di bawah 4.000 sampai ke level 4.500. Kenaikan tersebut dimotori oleh masuknya dana asing sebesar 209 M, dan jika kita menghitung average pembelian Asing paada periode tersebut, average harga mereka ada di kisaran 4.403.

Namun pada pertengahan kedua bulan Desember lalu kita melihat secara perlahan harga JSMR kembali bergerak turun, awal penurunan disebabkan oleh penurunan IHSG yang cukup tajam dalam periode tersebut, namun berbeda dengan saham-saham blue chip lain yang naik signifikan dalam 3 hari terakhir di bulan Desember karena efek Window Dressing, kenaikan JSMR pada saat itu terlihat tidak terlalu berarti jika dibandingkan penurunannya.

Di awal tahun 2017 ini pun JSMR terlihat secara perlahan bergerak turun secara perlahan, penurunan ini pun terlihat disertai dengan outflow asing, sejak pertengahan Desember lalu, sampai penutupan PERDAGANGAN kemarin terlihat secara total asing masih terus melanjutkan aksi jualnya.

Menariknya adalah jika kita menghitung average penjualan asing dalam periode tersebut average harganya ada di kisaran 4.190 per lembar saham. Kita tahu sebelumnya asing melakukan pembelian di kisaran 4.403, artinya per lembar saham yang mereka jual pada periode tersebut, mereka mendertia kerugian sebesar 212 rupiah, dan jika dikalikan total 110 ribu lot yang sudah dijual asing pada periode tersebut, maka kita bisa mengestimasikan bahwa aksi jual tersebut sudah menyebabkan mereka mengalami kerugian 2.3 Milyar.

Jumlah 2,3 Milyar memang bukanlah jumlah yang besar untuk investor asing, jika dibandingkan dengan akumulasi yang mereka lakukan di bulan Desember lalu, nilainya hanya 1%, namun yang lebih menarik dibahas apa motif dibalik aksi Cut Loss Asing tersebut.

Padahal kemarin kita bahas, bahwa emiten ini memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, apakah ada ‘udang di balik batu’ ?

Menurut pandangan kami kemungkinan ada sesuatu yang tidak kita ketahui cukup kecil, karena prospek-prospek yang kami bahas kemarin memang bisa kita check sendiri kebenarannya. Tol benar-benar sedang dibangun, Gerbang Tol Elektronik juga memang sudah mulai ada, dan terus bertambah jumlahnya.

Namun meskipun emiten ini memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, namun dalam jangka pendek saham ini masih minim berita positif, laporan keuangan Q3 tahun lalu cukup mengecewakan, pergerakan asing saat ini kemungkinan bisa mencerminkan bahwa laporan keuangan akhir tahun pun bisa mengecewakan.

Dan disinilah kekuatan investor asing yang sesungguhnya, jika ada berita buruk di masa yang akan datang, investor asing bisa menggunakan kekuatannya untuk menjatuhkan harga JSMR lebih dalam lagi, mendatangkan kepanikan pada investor lokal, dan akhirnya mereka bisa membeli JSMR  di harga yang lebih murah lagi.

Apa yang kita pelajari dalam kasus ini adalah, Asing memang tidak bisa mengontrol masa depan JSMR, dan tidak bisa mengontrol pendapatan perusahaan di masa yang akan datang, namun dengan kekuatan mereka menggerakan harga, mereka bisa mengontrol persepsi kita dalam melihat prospek tersebut.

Di sinilah kegunaan analisa Foreign Flow, kita bisa melihat bahwa analisa Foreign Flow bisa dipadukan dengan Analisa Fundamental, karena Fundamental yang baik saja tidak cukup untuk membuat saham naik, perlu ada kekuatan yang besar untuk membuat sebuah saham sebesar JSMR untuk naik, dan kekuatan itu adalah kekuatan investor asing .

Jadi kesimpulannya, jika anda merupakan trader jangka pendek, JSMR sepertinya bukan merupakan saham yang menarik untuk dibeli saat ini, karena masih berpotensi melanjutkan penurunannya dalam beberapa bulan kedepan, namun jika adalah seorang investor yang siap membeli dengan alasan prospek jangka penjang, anda bisa mulai membeli secara perlahan saham ini, potensi masih turunnya saham ini membuat kita perlu mempersiapkan strategi yang baik untuk melakukan average down.

 

 

Analisa Foreign Flow ini juga dapat anda pelajari melalui Workshop Foreign Flow yang kami adakan di kota Surabaya (18 Februari 2017) dan Bandung (4 Maret 2017). Keterangan lengkap dapat anda baca di sini.
Kami juga mengadakan Workshop Foreign Flow dalam format Online. 

 

 


Hari Ini Bisa Jadi Awal Kebangkitan IHSG

$
0
0

jadi awal

Di awal minggu lalu kami mulai mendeteksi adanya indikasi positif di IHSG, yaitu adanya tanda-tanda kembali masuknya dana asing di IHSG. Seperti kita ketahui IHSG di bulan Januari bergerak tidak ada tenaga karena minimnya pergerakan investor asing di bursa kita. Namun di akhir bulan Jnuari dan awal bulan Februari ini IHSG dana asing terlihat secara perlahan masuk ke bursa kita. Minggu lalu kita mendeteksi bahwa BBNI  adalah saham yang paling banyak di akumulasi asing,besarnya akumulasi asing yang di report awal minggu lalu tersebut, langsung direspon dengan kenaikan luar biasa BBNI sepanjang minggu kemarin.

Namun terlepas dari akumulasi besar-besaran yang dilakukan asing di BBNI, kami juga mulai mendeteksi adanya aliran dana asing ke beberapa saham penggerak IHSG lainnya sepanjang minggu lalu.

START BULLISH

Jika kita melihat pergerakan dana asing saat ini memang sudah terlihat mulai datangnya dana asing ke bursa kita,terlihat curva aliran dana asing mulai berubah dalam 2 minggu terakhir, jika kita melihat kebelakang, kenaikan perbuhanan trend ini mirip dengan awal trend bullish IHSG di bulan Mei lalu. dimana seperti terlihat pada grafik diatas secara perlahan dana asing mulai berubah arah, dan perubahan pergerakan dana asing tersebut memiliki dampak yang sangat positif untuk IHSG dimana kita tahu bahwa inflow asing  mengantakan indeks naik dari 4600an ke 5.500an hanya dalam 2.5 bulan pasca terjadinya perubahan trend tersebut.

Dalam Teori Foreign Flow ada 5 point penting yang memberikan indikasi lahirnya trend bullish di IHSG atau pada suatu saham :

Konsistensi Inflow Dana Asing
Setelah kami pelajari dalam 10 tahun terakhir kenaikan besar di IHSG, selalu disertai dengan konsistensi inflow dana asing, artinya IHSG hanya akan naik signifikan kalau dana asing masuk ke bursa kita secara konsisten (hampir setiap hari Asing tercatat Inflow di IHSG). Jika kita melihat kondisi terakhir dalam 7 hari kebelakang, asing sudah tercatat net buy sebanyak 6 hari. Terakhir kali asing tercatat melakukan net buy 6 hari dari 7 hari perdagangan terjadi di bulan Agustus lalu, artinya konsistensi inflow dana asing saat ini adalah yang terbaik dalam 6 bulan terakhir.

Trend Bullish Selalu diawali dengan Significant Inflow
Syarat kedua lahirnya sebuah trend bullish IHSG adalah: Selalu ada inflow yang significant setiap kali IHSG mau mengawali trend bullish yang kuat, inflow yang besar adalah inflow yang lebih dari 1 Triliyun dalam 1 hari perdagangan, sejauh ini memang belum ada tanda-tanda inflow harian sebesar itu, inflow harian terbesar hari ini baru sebesar 418 M hari Selasa lalu.

FF-IHSG-600x396Namun jika kita belajar dari IHSG tahun lalu, IHSG mulai bangkit diawali dengan adanya inflow besar 1.4 Triliyun di tanggal 29 Januari 2016, seperti kita lihat pada grafik di atas inflow tersebut tergambar pada inflow kedua terbesar dalam zona ungu. Pasca adanya inflow tersebut IHSG secara perkasa langsung bergerak naik disertai dengan inflow-inflow besar lainnya. Sebagai catatan inflow tersebut terjadi ketika IHSG masih di level 4.500

Trend bullish IHSG di bulan Februari tahun lalu semakin terkonfirmasi setelah adanya inflow sangat besar yang terjadi di tanggal 5 Februari tahun lalu. Pada hari tersebut jumlah dana asing yang masuk ke IHSG tercatat sebesar 2.4 Triliyun (kedua terbesar sepanjang sejarah), yang membuat inflow tersebut menjadi lebih menarik adalah inflow signifikan dana asing tersebut terjadi pada hari diumumkannya GDP kuartal keempat 2015 yang di atas ekspektasi sebesar 5.04% dimana sebelumnya ekspektasi analisa hanya di 4.8%. (Baca artikel lengkapnya disini)

Related :  Anda bisa mempelajari lebih dalam mengenai pergerakan dana asing dan bagaimana cara mengikutinya dalam Foreign Flow Workshop yang akan diadakan di Jakarta, Surabaya dan secara ONLINE dalam 3 bulan kedepan. Lihat jadwalnya disini.

Pagi ini GDP Indonesia kuartal ke 4 tahun 2016 akan diumumkan, dari report yang kami dapat estimasi analis GDP Indonesia pada 4Q16 tumbuh 5.07% – 5.1%meningkat cukup baik dibandingkan kuartal ketiga 201616, yang tumbuh 5.02%. Jika Ekonomi Indonesia tumbuh di atas ekspektasi analis tersebut, besar kemungkinan akan adanya inflow besar-besaran seperti yang terjadi 1 tahun yang lalu, inflow tersebut dapat menjadi awal dari sebuah trend kenaikan yang luar biasa di IHSG di awal tahun ini.

Artinya hari ini dapat menjadi awal dari kenaikan IHSG, pertumbuhan Ekonomi yang baik dan inflow yang besar adalah start paling ideal untuk IHSG tumbuh dan mencetak record tertinggi barunya sepanjang sejarah. Sebagai investor ritel kita tidak perlu terlalu pusing, kita hanya perlu menunggu aba-aba dari Investor Asing yang memang merupakan penguasa pasar modal kita.

 


LAST UPDATE :

Pagi ini data GDP Indonesia Kuartal 4 tahun 2016 sudah dirilis, hasilnya ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4.94% hasil yang cukup mengecewakan dan di bawah ekspektasi analis sebelumnya yang memprediksi akan tumbuh di kisaran 5%-5.1%

Nnamun meskipun demikian trend inflow dana asing masih terus berlanjut. Sampai penutupan sesi 1 tadi dana asing yang masuk ke bursa kita sudah sebesar 266M, sekitar 50M di antaranya masuk ketika data GDP sudah keluar. Hal ini menunjukan adanya konsistensi dalam pergerakan investor asing, dan seperti kami bahas sebelumnya konsistensi tersebut adalah salah satu indikator penting yang menandakan lahirnya trend bullish jangka panjang di IHSG.

Jadi meskipun skenario akan adanya inflow besar-besaran hari ini tidak menjadi kenyataan karena data GDP yang di bawah harapan, namun potensi terus bangkitnya IHSG tetap terjaga.

Melihat kondisi seperti ini kami merasa cukup perlu untuk mengupdate kondisi IHSG dan pergerakan dana asing sekarang kepada seluruh pembaca setia kami melalui acara WEBINAR yang akan diadakan hari Kamis, 9 Februari 2017 jam 19.00 WIB

Anda bisa mengikuti acara ini secara FREE, info lengkapnya klik disini.

 

 

 

Setelah Asing Akumulasi, kenapa Harga Malah Turun ?!

$
0
0

malah turunn malah turunn asd

Seperti kami bahas sejak akhir bulan Januari lalu, investor asing terlihat sudah merubah strateginya di IHSG dari sebelumnya berada pada fase distribusi (jualan) ke fase akumulasi (belanja). Namun di awal fase akumulasinya IHSG memang terlihat mengalami kenaikan, namun pertanyaanya kenapa IHSG sekarang malah bergerak turun, justru ketika inflow dana asing bertambah besar, dan menjadi lebih konsisten.

Banyaknya anomali-anomali seperti itulah yang membuat banyak analis atau investor menyerah dalam menggunakan analisa Foreign Flow. karena sering kali pergerakan dana asing justru bertolak beakang dengan pergerakan harga. Pertanyaanya mengapa hal tersebut sering terjadi, kenapa banyak saham yang setelah di akumulasi asing justru turun, dan sebaliknya ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami harus menjelaskan sedikit mengenai ilmu foreign flow (yang juga berlaku pada ilmu bandarmologi) mengenai definisi dari akumulasi.

Akumulasi terjadi ketika Big Player / Asing / Bandar di suatu saham memutuskan untuk mengumpulkan barang dari para Small Player / Ritel. Itulah satu-satunya syarat terbentuknya proses akumulasi. Artinya ketika terjadi akumulasi harga bisa naik, sideways atau bahkan turun, karena selama terjadi perpindahan kepemilikan dari Investor Kecil ke Investor Besar maka akumulasi sudah terjadi.

Proses akumulasi sendiri secara umum terbagi menjadi 2 jenis :

Akumulasi yang meresponi berita positif, yaitu proses pembelian yang dilakukan Big Player yang merespon suatu berita positif yang keluar baik di IHSG maupun di suatu saham. Intinya proses akumulasi ini baru terjadi ketika berita positif sudah keluar / hampir keluar (baru diketahui pihak-pihak tertentu). Akumulasi jenis ini umumnya terjadi ketika disertai dengan kenaikan harga pada saat akumulasi, karena ada proses ‘berebut’ saham selagi harganya masih murah. Untuk IHSG sendiri kondisi ini terjadi pada tahun lalu pasca pengesahan Tax Amnesty dimana Asing secara aggressive memborong saham dimana IHSG terus naik disertai dengan inflow yang besar setiap hari.

Akumulasi sebelum/tanpa adanya berita positif, akumulasi jenis kedua adalah akumulasi yang terjadi sebelum / tanpa adanya berita positif, proses akumulasi ini  biasanya terjadi sebelum harga bangkit, dan terkadang merupakan proses yang lama dan membosankan, karena harga naik-turun di kisaran harga tertentu, sambil Big Player terus mengumpulkan barang.

Jadi pada intinya ketika saham di akumulasi Bandar / Asing, harga tidak selalu langsung bergerak naik, karena strategi investor asing dalam hal ini selalu untuk jangka menengah dan panjang bukan strategi harian seperti yang biasa dilakukan oleh investor ritel seperti kita. Alasannya kenapa strategi asing selalu menengah panjang, adalah karena mereka memiliki dana yang sangat besar untuk membeli atau menjual saham, sehingga tidak mungkin menjalankan strateginya dalam 1-2 hari saja.

Related : Masih ada 5 Seats lagi untuk mengikuti Workshop Foreign Flow Surabaya (18 Februari 2017). ini adalah kesempatan untuk rekan-rekan yang berada di Surabaya dan sekitarnya untuk mempelajari pergerakan dana asing di momentum yang sangat ideal seperti saat ini.  Info lengkap mengenai jadwal Workshop Foreign Flow di 3 kota dan Online bisa dilihat disini.

Baik proses Akumulasi atau Profit Taking selalu membutuhkan waktu. Itulah yang kurang lebih terjadi

BMRII

Dalam posting di awal minggu lalu kami menghighlight akumulasi asing BMRI,dimana sampai hari Senin kemarin dalam 4 hari asing memborong saham ini sebanyak 700 M dengan avarage pembelian di 11.170. Namun pasca terjadinya akumulasi yang cukup besar  harga BMRI  malah terkoreksi 2 hari terakhir. Namun penurunan ini justru membuat saham ini lebih menarik karena dari perhitungan system kami dalam 6 hari terakhir asing sudah mengumpulkan BMRI senilai 852 M di avarage harga 11.185. Artinya jika dibandingkan dengan hari Senin lalu akumulasi asing sudah bertambah besar, average pembelian asing sudah naik, namun harga BMRI justru turun.

Artinya ini merupakan kesempatan untuk kita melakukan pembelian saham ini di level harga yang sudah sangat sangat dekat dengan average akumulasi asing, dari hasil research kami selama bertahun-tahun dalam menganalisa pergerakan dana asing, kami melihat resiko penurunan harga akan jauh lebih terbatas jika kika melakukan pembelian dekat atau bahkan di bawah level akumulasi asing.

2 SAHAM YANG UDAH

Saham kedua yang tidak kalah menariknya adalah PTPP, pada penutupan hari Senin kemarin PTPP tercatat di akumulasi asing sebesar 106 M, dengan average harga pembelian di level 3.737, dan dalam 2 hari terakhir asing masih tetap melanjutkan aksi belinya dan saat ini total akumulasi menjadi 115M dengan average harga masih cenderung sama di 3.737. Artinya di level harga saat ini harga PTPP sudah di bawah average akumulasi asing dalam 4 hari terakhir.

Jika kita mundur sejak awal akumulasi asing di PTPP pada 13 hari yang lalu secara total asing sudah membeli sebesar 159M dengan average sebesar 3.681, harga yang sama dengan level harga saat ini.

KESIMPULAN
Artinya koreksi yang terjadi saat ini justru membuat kedua saham di atas menjadi lebih menarik, karena dengan akumulasi yang bertambah, namun harganya justru turun, sehingga resiko kita berkurang.

 


Malam ini kami akan mengadakan acara WEBINAR : MARKET OUTLOOK FEB 2017, untuk membahas kondisi terakhir pergerakan dana asing saat ini, dan bagaimana memanfaatkannya secara maksimal. Anda bisa mengikuti acara ini secara FREE disini.

 

Bagaimana Memanfaatkan Aksi Banting Harga masa Pre-Closing

$
0
0

12f

Sejak diberlakukannya sistem penutupan pre-closing di bursa kita, kita sering melihat adanya aksi banting harga yang dilakukan di masa pre-closing, aksi ini mengundang banyak protes dari investor ritel selama ini, karena dianggap banyak merugikan investor ritel. Protes tersebut memang cukup beralasan, karena pergerakan harga dalam periode pre-closing memang hanya mungkin dilakukan oleh pemodal besar, dan kita sebagai investor ritel sering kali hanya bisa pasrah melihat saham yang dimiliki jatuh secara tiba-tiba tanpa bisa melakukan reaksi apapun.

Sebagai investor ritel kita memang tidak mungkin bisa memprediksi apakah saham yang kita miliki akan dibanting di masa pre-closing atau tidak, team riset kami beberapa kali melakukan studi terhadap pergerakan harga saham-saham yang dibanting di masa pre closing, dengan menggunakan M3S (Market Maker Monitoring System), kami melakukan reka ulang pergerkaan harga  pada saham-saham yang harganya turun signifikan di masa pre-closing, dengan tujuan untuk memprediksi kejatuhan harga tersebut, sebelum masa pre closing dimulai.

Kami memperhatikan stuktur antrian, struktur broker summary, running trade, dll namun sampai saat ini kami belum juga menemukan satu pattern yang berulang yang terjadi di saham-saham yang akan dibanting harganya di masa pre closing, kalaupun ada seringkali tandanya baru muncul beberapa detik menjelang dimulainya masa pre-closing, sehingga sangat sulit untuk dideteksi oleh sistem kami.

Namun meskipun masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari pergerakan big player dalam masa pre-closing tersebut,  sebenarnya ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh investor ritel ketika ada saham yang harganya dibanting di masa pre closing antara lain :

gap up dan naikHarga akan Gap Up dan Naik di esok harinya.
Dari riset yang dilakukan oleh team Creative Trader kami mendapati semua saham yang dibanting di masa pre-closing selalu dibuka Gap Up di keesokan harinya.

Salah satu contohnya seperti pergerakan saham AISA di samping, saham ini sempat turun luar biasa di masa pre-closing pada perdagangan akhir bulan Januari lalu.

Bantingan di masa Pre-Closing membuat saham ini ditutup auto-reject bawah, namun di keesokan harinya AISA langsung Gap Up dan lanjut naik sepanjang hari perdagangan dan di akhir hari sudah kembali tutup di level harga yang sama dengan harga pembukaan di hari sebelumnya.

Kami melihat ada kecenderungan pola yang sama pada perdagangan di keesokan hari pasca adanya bantingan harga pre-closing seperti ini, yaitu harga akan dibuka Gap Up dan akan lanjut naik sepanjang perdagangan. Artinya sebagai trader kita bisa memanfaatkan pola ini untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga pada hari tersebut.

Harga tidak selalu langsung kembali ke level sebelum kejatuhan harga pada keesokan harinya seperti contoh di saham AISA ini, namun harga hampir selalu naik cukup signifikan jika dibandingkan dengan harga pembukaannya. Artinya jika kita menemukan saham seperti ini di masa pre-closing, maka kita bisa berusaha untuk membeli saham ini di harga permbuakaan keesokan harinya, terutama jika harga pembukaan tersebut masih ter-discount cukup besar dibandingkan dengan harga pembukaan di hari sebelumnya.

Kejatuhan harga sering dijadikan sarana Mark Down Bandar / Asing

mark down bandar

Jika anda memahami cara menganalisa Bandarmologi, atau memiliki sistem analisa Foreign Flow anda akan menyadari bahwa aksi banting harga ini tidak selalu disertai dengan aksi jual besar-besaran oleh para Bandar / Big Player atau Investor Asing. Jadi meskipun harganya jatuh, dan secara technical umumnya memberikan sinyal negatif yang sangat kuat, namun dengan menggunakan analisa Bandarmologi / Foreign Flow kita justru menemukan peluang pada kejatuhan harga tersebut, jika kejatuhannya tidak disertai aksi distribusi yang signifikan.

Salah satu contohnya adalah kejatuhan harga BBCA pada hari Jumat kemarin, aksi investor asing di masa pre-closing membuat saham ini ditutup terkoreksi 4% dalam perdagangan hari Jumat. Namun jika kita lihat pergerakan harga BBCA ini dari sudut pandang Foreign Flow kita melihat ada peluang yang sangat menarik dibalik kejatuhan harga saham ini.

Sistem CTS Foreign Flow Pro mencatat investor asing hanya menjual sebesar 30M dalam perdagangan kemarin, outflow yang sangat rendah jika dibandingkan dengan inflow hari-hari sebelumnya. Sebagai perbandingan pada hari Kamis ada inflow sebesar 235M padahal harga BBCA hanya naik kurang dari 1%.

Related : 3 Seats Terakhir untuk Workshop Foreign Flow Surabaya – 18 Feb 2017

Jika kita menghitung average akumulasi asing selama 1 minggu terakhir, maka kita mendapati sepanjang minggu lalu total asing memborong BBCA sebanyak 429M dengan average harga pembelian sebesar 15.600, artinya aksi bantingan di pre-closing kemarin membuat saham ini justru sangat menarik, karena ditutup di harga 15.000 atau sekitar 4% di bawah average akumulasi asing sepanjang minggu lalu.

Dalam ilmu foreign flow aksi seperti ini disebut mark down, dimana asing hanya menjatuhkan harga saja, tanpa melakukan distribusi, dan sebagai investor lokal yang memahami ilmu foreign flow, kejatuhan harga seperti ini sangat menarik untuk dimanfaatkan dengan strategi trading jangka pendek. Peluang yang kemungkinan besar akan datang dalam perdagangan di pagi hari ini.

Waktu-waktu Sering Terjadinya Aksi Banting Harga
Setelah kami pelajari aksi banting harga ini, paling sering terjadi di akhir bulan, atau akhir semester, dimana para Big Player sering membanting harga di masa pre-closing pada penutupan perdagangan di bulan tertentu. Jadi sebagai ritel menjelang beberapa menit menjelang masa pre-closing perdagangan setiap akhir bulannya kita bisa menggunakan strategi pasang antrian di harga bawah di saham-saham unggulan,

Kita bisa memasang di antrian di kisaran harga -3% sampai -20% dibanding dengan harga pembukaan hari tersebut, juga tergantung pada pergerakan harga sepanjang hari sebelum pre-closing. Intinya kita memasang antrian di kisaran harga diskon yang pada umumnya tidak tercapai tanpa ada bantingan harga pre-closing. Semakin besar market capnya, umumnya semakin kecil koreksi yang terjadi jika harganya dibanting di masa pre-closing seperti contoh AISA dan BBCA di atas.

 

 

 

 

 

Kolaborasi Asing di balik Kejatuhan LPPF

$
0
0

kolbaaa223

Saham LPPF menjadi perhatian utama para investor pada perdagangan pagi ini, hal ini disebabkan karena kejatuhan harga saham ini pada perdagangan sesi 1 ini, sejak pembukaan tadi LPPF langsung dibuka GAP DOWN, dan aksi jual besar-besaran asing terus membuat saham melanjutkan penurunannya, dari pantauan kami terhadap pergerakan Investor Asing secara real time, dalam satu jam pertama perdagangan pagi ini outflow asing terus bertambah di saham ini pada perdagangan tadi pagi.

Alasan di balik turunnya harga LPPF hari ini didorong oleh report yang dirilis oleh JP Morgan yang menurunkan rating LPPF dari Overweight ke Underweight dan menurunakan targetnya dari 23.390  ke 12.000 seperti yang bisa kita lihat pada report dari Bloomberg di bawah.

photo_2017-03-01_10-01-00

Ini bukanlah kali pertama terjadi upgrade atau downgrade oleh salah satu sekuritas raksasa seperti JP Morgan atau yang lainnya, bukan kali pertama juga harga langsung bergerak signifikan setelah keluarnya berita tersebut, namun pada kasus LPPF ini kami menemukan beberapa fakta menarik mengenai pergerakan dana asing di saham ini, sebelum pada saat keluarnya berita tersebut.

224 M

Sejak beberapa hari terakhir kami memang menemukan pergerakan yang cukup aneh di saham LPPF, dalam 3 hari terakhir sebelum kejatuhan garganya hari ini, indicator Foreign Flow di saham ini tiba-tiba menungkik tajam, yang menandakan adanya aksi jual diluar kewajaran yang dilakukan oleh investor asing.

Dalam ilmu Foreign Flow indikasi seperti ini adalah indikasi potensi adanya bahaya, karena seperti kita lihat pada grafik di atas sebelum adanya aksi jual tiba-tiba tersebut investor asing justru sedang melakukan akumulasi di saham ini. Jadi pergerakan dana asing tersebut yang menjual lagi saham yang mereka baru saja beli di level harga lebih rendah alias cut loss memang merupakan indikasi adanya bahaya. Apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa pada saat yang sama investor lokal belum tahu apa-apa tentang berita yang akan keluar di saham ini.

Dan seperti kita ketahui hari ini harga LPPF tiba-tiba dibuka Gap Down, dan aksi jual asing terus sejak pembukaan market, sampai penutupa Secara total outflow dana asing sepanjang sesi 1 sudah sebesar 150 M, mengerikannya jumlah ini sudah merupakan outflow terbesar di LPPF dalam 3 tahun terakhir, hal ini memang menandakan adanya kepananikan yang di luar kewajaran.

Seperti kita ketahui, tidak lama setelah kejatuhan harga LPPF tersebut, keluarlah report JP Morgan di atas, dimana target harga saham ini di downgrader hampir 50% dari dari 23.390  ke 12.000, hal ini menjelaskan indikasi yang sebelumnya terlihat di sistem Foreign Flow kami.

ppfPergerakan dana asing ini menjadi lebih menarik, jika kita kita juga menganalisa pergerakan investor asing dari sisi Bandarmologi. Dalam Broker Summary di samping kita melihat pergerakan broker-broker asing sampai perdagangan kemarin.

Broker-broker Asing raksasa, yang ditunjukan dengan Kode berwarna merah. Tercatat RX, ML, CS, AK, DP, FG melakukan penjualan besar-besaran di saham LPPF sebelum kejatuhannya hari ini. Memang broker-broker Top Buyernya juga merupaka broker asing, namun jumlah pembelian mereka jauh lebih kecil. Itu sebabnya sistem foreign flow kami mencatat bahwa dalam 3 hari sebelum kejatuhan harga hari ini, investor asing tercatat melakukan NET SELL sebesar 101M di LPPF.

Ada hal menarik lainnya yang kita temukan dari broker summary di atas, BK tercatat sebagai NET BUYER dalam periode ini, BK tidak lain dan tidak bukan adalah JP MORGAN itu sendiri. Tentu adalah sesuatu hal yang ‘lucu’ jika membayangkan dalam 3 hari berturut-turut mereka memborong LPPF, lalu besok paginya mereka juga yang mendowngrade target harga LPPF 50%.

Apakah ini miss comunication saja. atau ada sesuatu yang lebih besar yang bisa kita pelajari dibalik pergerakan harga LPPF tersebut, satu hal yang mungkin kita semua setuju JP Morgan bukanlah kumpulan orang-orang bodoh yang begitu tidak terkoordinasi sampai kejadian seperti di atas, bisa terjadi begitu saja.Memang benar sekuritas bukanlah pihak yang memutuskan untuk melakukan penjualan, selalu ada investor di balik penjualan tersebut, namun jika anda adalah nasabah yang begitu besar, yang bisa malakukan pembelian sebesar 28.9M dalam 3 hari di saham LPPF, pihak sekuritas tentunya akan memberikan info ‘downgrade’ yang dirilis pagi ini dari jauh-jauh hari, sebelum mereka melakukan pembelian, atau paling tidak menunda untuk merilis analisa tersebut sampai beberapa hari kedepan, untuk memberikan kesempatan untuk investor tersebut melakukan penjualan, dan jika kita melihat alasan di balik penurunan target tersebut kita melihat tidak ada hal yang begitu urgent sehingga analisa tersebut harus dirilis pagi ini. Namun kenyataannya tidak satupun dari hal tersebut yang terjadi.

ppefYang lebih ironis hari ini BK justu melakukan aksi jual besar-besaran, seperti orang yang panik karena membaca report yang dikeluarkan mereka sendiri.

Lalu apakah yang sebanarnya sedang terjadi ?

Jawabannya sebenarnya sangat sederhana, para broker-broker asing tersebut tidak berperasi sendiri-sendiri, namun berpoterasi secara teroganisasi dan bersama-sama.

Jadi investor dibalik BK yang melakukan pembelian kemungkinan adalah investor yang sama dengan yang ada di balik RX, ML, CS, dll yang mengguyur saham ini. Tujuannya untuk menjaga harga agar tidak jatuh secara signifikan dalam perdagangan 3 hari terakhir sebelum kejatuhannya pagi ini, dengan begitu average penjualan juga bisa lebih tinggi pada periode tersebut, karena jika semua broker-broker asing serempak jualan, dan hanya ditampung oleh broker-broker lokal harga LPPF tentunya sudah terjun bebas sejak 3 hari yang lalu.

Related : Masih ada kesempatan untuk mengikuti Workshop Foreign Flow baik di Bandung, maupun secara Online yang akan diadakan akhir pekan ini.

Itu sebabanya terlihat jauh lebih mudah memprediksi saham ini menggunakan grafik foreign flow di atas, daripada secara Bandarmologi, dimana sejak beberapa hari sebelum kejatuhan harga asing sudah jualan besar-besaran, info tersebut sudah cukup untuk membuat kita takut, tanpa perlu repot-repot menganalisa broker – broker asing satu per satu yang pada akhirnya bergerak satu tujuan juga, tujuan yang terlihat dalam grafik foreign flow di atas.

PREDIKSI LPPF KEDEPAN
Dalam kondisi apa pun dan di saham apa pun ketika tercatat outflow terbesar dalam 3 tahun selalu merupakan indikasi yang buruk, apalagi jika pergerakan tersebut sudah diawali dengan aksi jual tersembungi beberapa hari sebelumnya.

Jadi kami sarankan untuk menjauhi saham ini terlebih dahulu, memang benar pasca outflow besar terjadi harga biasanya rebound sesaaat sebagai upaya menenangkan pasar, namun outflow besar pun bisa terjadi lebih dari 1 hari, jadi ada kemungkinan besok pun outflow besar masih bisa berlangsung, dan harga bisa kembali turun.

 

 

 

 

 

 

Ada apa di LPPF: Short Sell atau Perang Bandar ?

$
0
0

lpppkj

Setelah record outflow yang terjadi di LPPF hari Rabu lalu, strategi Investor Asing tiba-tiba berubah di LPPF  dalam seminggu terakhir, bahkan bagi kami yang sudah lebih dari 5 tahun mengamati pergerakan dana asing di setiap saham, kami melihat pergerakan LPPF yang terjadi dalam 9 hari terakhir ini bisa dibilang sangat misterius. Seperti masih kita ingat, meskipun tidak ada berita yang signifikan hari Rabu lalu investor asing secara terorganisasi menjual saham ini, dan membuat harga sahamnya terjun bebas. Namun di keesokan harinya investor asing langsung merubah strateginya melakukan NET BUY sangat besar di saham ini sebesar 130M, fakta bahwa harga lansung dibuka Gap Up juga membuat pergerkan LPPF pada hari tersebut menjadi lebih aneh lagi. Karena jika tujuan Asing menjatuhkan harga untuk melakukan akumulasi di harga bawah, seharusnya harga tidak dibuat Gap Up di keesokan harinya, karena loncatan harga tersebut justru membuat average pembelian menjadi lebih tinggi, dari average penjualan mereka pada hari sebelumnya.

PPFFF

Dalam grafik di atas kita bisa melihat pergerakan asing ketika menjatuhkan harga, dan ketika mengangkatnya kembali. Secara total NET SELL yang dilakukan untuk menjatuhkan harga terjadi selama 4 hari, dengan total penjualan investor asing pada periode tersebut sebesar 252M, dengan average penjualan sebesar 12.599. Setelah aksi jual tersebut asing merubah 180 derajat strateginya, dan berbalik melakukan pembelian sebesar 320M dalam periode 5 hari dengan average pembelian berada di level harga 12.901.

Artinya Asing membeli LPPF di harga yang lebih tinggi dari rata-rata penjualan ketika mereka menjatuhkan harga, pertanyaannya untuk apa ? Sistem kami mencatat partisipasi asing di saham ini mencapai 77% artinya setiap harinya mayoritas yang memperjual belikan saham ini adalah investor asing, jadi bisa dikatakan jika pergerakan luar biasa asing dalam 5 hari terakhir tersebut tidak mereka lakukan sama sekali, kemungkinan harga LPPF akan biasa-biasa saja dalam 9 hari terakhir.

Lalu mengapa aksi tersebut dilakukan ? Pergerakan investor asing yang luar biasa aneh di saham ini, membuat terjadi perdabatan menarik diantara beberapa team riset Creative Trader dimana dalam perdebatan tersebut kami terbagi menjadi du kubu.

Kubu pertama memperkirakan sedang terjadi ‘perang bandar asing’ di saham ini, dimana ada satu bandar asing melakukan penjualan besar-besaran untuk menjatuhkan harga, namun muncul bandar asing lainnya yang memanfaatkan momentum tersebut untuk menampung di harga bawah, dan mengerek harga saham ini besoknya.

Namun dalam diskusi kami, asumsi tersebut memiliki banyak kelemahan :
Kelemahan pertama, kalau pada saat kejatuhan harga di hari Rabu lalu terjadi perang Bandar Asing, maka seharusnya jumlah investor asing yang melakukan pembelian dan penjualan pada hari tersebut akan cenderung sama besarnya. Karena ada asing yang menjual, ada juga yang menampung, namun pada kenyataannya tidak demikian, pada hari tersebut mayoritas investor asing melakukan penjualan, dan justru investor lokal yang membeli. Jadi paling tidak pada saat kejatuhan harga minggu lalu, asumsi terjadi perang antara Bandar Asing sulit untuk dipertahankan.

Asumsi lainnya adalah Bandar Asing yang menjadi buyer baru mulai beraksi di hari Kamis, setelah melihat harga LPPF jatuh. Namun secara logika asumsi ini juga cukup lemah, karena kalau memang ada Bandar Asing lain yang ingin memanfaatkan kejatuhan harga untuk melakukan akumulasi, seharusnya mereka menunggu 1-2 hari dulu membiarkan Bandar Asing yang pertama terus melanjutkan aksi jualnya, dan harga semakin murah.

Baru setelah harga menjadi jauh lebih murah, dan investor lokal kehabisan amunisi untuk melakukan pembelian, di saat itulah mereka mulai melakukan akumulasinya, tidak ada keharusan untuk segera melawan kejatuhan harga yang terjadi di hari sebelumnya bahkan dengan membuat harganya Gap Up seperti yang terjadi di saham ini.

Kubu kedua percaya bahwa sedang terjadi aksi Short Sell yang dilakukan Asing, dalam asumsi ini kami menganggap dimana bandar yang menjatuhkan LPPF adalah bandar yang sama dengan yang mengangkatnya kembali. Seperti kita ketahui Short Sell adalah aksi yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan melalui kejatuhan harga yang terjadi. Namun asumsi ini terkendala fakta perhitungan yang kami lakukan di atas yang mencatat bahwa investor asing justru harus membeli di harga yang lebih tinggi, dan bukan sebaliknya.

Namun fakta ruginya investor asing karena pergerakan ini berkurang signifikan jika kita menghitung kerugian yang mereka derita jika dihitung dalam periode 9 hari ini.

Sistem kami mencatat pada saat menjatuhkan harga asing melakukan penjualan sebanyak 200.623 lot, dengan average penjualan di 12.599, dan setelahnya asing melakukan pembelian sebanyak 248.153 lot dengan average 12.901, artinya jumlah kepemilikan asing sudah meningkat sebanyak 48 ribu lot dalam periode 9 hari ini. Dan harga LPPF justru turun cukup dalam jika membandingkan dengan harga 9 hari yang lalu sebelum harga saham ini mulai turun.

Jika kita menghitung kerugian yang harus ditanggung asing dalam melakukan penjualan sebesar 200.623 lot di harga 12.599 dan membeli kembali dengan jumlah yang sama di harga 12.901 maka kita mendapati asing hanya rugi sebesar 511 juta, namun fakta bahwa harga LPPF sudah jauh lebih murah saat ini membuka peluang asing mengumpulkan saham LPPF jauh lebih besar lagi di harga yang rendah seperti saat ini.

Jadi bisa dikatakan secara matematika pun perluang sedang terjadinya short sell di saham ini jauh lebih besar, selain itu asumsi ini juga menjelaskan kenapa harga LPPF langsung Gap Up pada hari Kamis lalu, karena pergerakan harga tersebut membuat investor lokal umumnya kehilangan minatnya untuk membeli saham ini, karena harganya yang sudah langsung naik, dan memang benar pada hari tersebut asing berhasil membeli saham ini sebesar 130M dari investor lokal.

Itu juga kemungkinan alasan yang membuat harga saham ini langsung bergerak sideways setelah pergerakan extreme di hari Rabu dan Kami lalu, karena investor asing ingin melanjutkan akumulasinya di harga yang murah. Kebenaran asumsi ini akan semakin terkonfirmasi jika dalam beeberapa hari kedepan harga LPPF terus bergerak sideways dan asing terus melakukan pembelian di saham ini .

 

 

2 Mitos ‘Palsu’ yang Menjebak Investor Selama Ini

$
0
0

mitos palsu

Pada awal minggu ini setelah investor asing berhasil mencetak record inflow dalam 1 tahun terakhir, kami langsung mengindikasikan bahwa IHSG ‘seharusnya’ akan segera mencetak record yang sama. Pada saat itu market masih ‘disibukan’ oleh potensi kenaikan suku bunga The Fed yang akhirnya diumumkan kemarin malam.

Secara Teori Ekonomi Makro, memang dikatakan jika satu negara meningkatkan suku bunga, maka kebijakan tersebut akan mengurangi liquiditas / uang beredar di negara tersebut, dan teori tersebut dikembangkan oleh para analis sekuritas di Indonesia, yang menganggap berkurangnya liquiditas tersebut akan menyebabkan adanya Foreign Outflow di IHSG, karena para hadge fund manager asing memilih untuk menarik dana mereka, untuk ditabungkan di Amerika Serikat karena suku bunganya naik 0.25%. Hal yang sama juga dipercaya terjadi pada suku bunga, ECB, atau kebijakan stimulus di berbagai negara.

Pengembangan Teori Ekonomi Makro yang digunakan untuk memprediksi Foreign Flow IHSG tersebut memang cukup masuk akal, namun sayangnya para analis yang mempercayai teori tersebut tidak terlebih dulu melakukan pembuktian dari teori kebanaran tersebut, hanya karena teori tersebut masuk akan banyak analis yang percaya teori tersebut benar adanya.

Tahun lalu kami sudah sempat mempublikasikan studi yang menjelaskan akan Efek Sebenarnya Keputusan The Fed untuk IHSG, pada artikel tersebut kami menjelaskan bahwa terlepas dari apa yang dikatakan oleh teori-teori Makro Ekonomi, pergerakan Investor Asing  di IHSG tidak ada hubungannya sama sekali dengan kebijakan-kebijakan tersebut.

Salah satu bukti terbarunya adalah pada perdagangan kemarin, setelah diumumkannya kenaikan suku bunga The Fed, invest asing di IHSG justru langsung mencetak inflow harian tertingginya dalam lebih dari 6 bulan terakhir (Inflow 1.8 Triliyun dalam 1 hari), bahkan sebelum pengumumang tersebut pun investor asing terlihat sudah sangat bergairang mengumpulkan saham di bursa kita ketika pada analis dalam negeri masih fokus terhadap efek kenaikan suku bunga The Fed untuk IHSG kedepan.

Beberapa waktu yang lalu ada seorang analis muda menanyakan kenapa kami tidak percaya terhadap berbagai teori Ekonomi Makro tersebut ? 

Saya pun menjawab dengan sangat alasan yang sangat simple, kami merasa cara terbaik untuk memprediksi pergerakan ‘seseorang’ di masa yang akan adalah dengan melihat apa yang dilakukannya sekarang, bukan dengan fokus membaca koran, melihat data Ekonomi, untuk memprediksi apa yang akan orang tersebut pikirkan di masa yang akan datang.

Begitu juga dengan dana asing, jika kita mau memprediksi apa yang akan investor asing lakukan kedepan, cara terbaik untuk memprediksinya adalah dengan melihat secara seksama apa yang mereka lakukan saat ini, dan bukan dengan mendengar apa yang Jennet Yellen setiap adanya meeting The Fed.

Ketika Investor Asing melakukan sedang fokus pembelian, artinya IHSG akan bergerak naik, dan ketika investor asing sedang fokus melakukan penjualan, artinya IHSG akan bergerak turun. Untuk memprediksi pergerakan IHSG semua faktor lainnya bisa kita abaikan, karena Investor Asing memang menguasai bursa kita.

Selain mitos The Fed, ada satu mitos lain yang sering kali menipu para analis dan juga investor di bursa kita, mitos yang menganggap bahwa Investor Asing atau para Bandar di bursa kita akan bergerak selayaknya seorang akademisi atau ekonom.

Itu sebabnya setiap kali ketika dana asing keluar atau masuk, kita sibuk memikirkan alasan di balik aksi tersebut, jika terjadi outflow kita akan sibuk menghubung-hubungkan pergerakan dana asing tersebut dengan kondisi aktual. Kita melihat ketika investor asing keluar dari bursa kita di akhir tahun lalu, kita menghubung-hubungkan keluarnya dana asing tersebut dengan Donald Trump, The Fed, kasus Ahok, dll.

Padahal sebagai seorang investor kita sebenarnya menyadari, satu alasan yang paling sering menyebabkan kita menjual saham-saham yang kita miliki adalah karena kita sudah untung, dan bukan karena kondisi di luar. Namun ‘somehow’ karena berpendapat bahwa investor asing atau bandar memiliki informasi yang luas, dan tingkat kepintaran yang tinggi, sehingga mereka melupakan fakta sederhana bahwa tujuan setiap investor membeli saham adalah untuk mencari keuntungan, dan bukan untuk menjualnya ketika kondisi Ekonomi melambat atau The Fed menaikan suku bunganya.

Hal yang sama juga terjadi di saham, hanya karena perusahaan untungnya naik, bukan berarti BANDAR tidak boleh menjual saham yang mereka miliki, apalagi jika harganya sudah terbang.

Well semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan bagi rekan-rekan yang mungkin selama ini terlalu fokus terhadap teori, dan hal tersebut justru membuat kita kehilangan kesempatan mendapatkan profit karena gagal melihat hal-hal yang simple.

 

 

 

Ketika Lokal Masih Bingung, Asing Panic Buying !!

$
0
0

panban

Dalam 2 hari terakihir perdagangan minggu lalu investor asing memborong saham-saham di bursa kita, secara total dana asing yang masuk pada perdagangan hari Kamis dan Jumat lalu sebesar 4.2 Triliyun rupiah. Jumlah inflow 2 hari terakhir ini adalah  inflow 2 hari kedua terbesar sepanjang sejarah IHSG, dan hanya kalah dari inflow 2 hari di tahun 2014 lalu tepat ketika Jokowi – JK memenangkan Pemilu Presiden.

Dalam artikel yang kami rilis hari Jumat lalu kami membahas bagaimana banyak investor dan analis lokal yang punya kebiasaan yang keliru karena berpendapat Investor Asing atau Bandar harus memiliki ‘alasan fundamental’ ketika mereka menjual saham yang dimilikinya. Pada kenyataanya seorang fund manager bukanlah seorang Ekonom yang harus bertindak sesuai dengan teori-teori ekonomi dan baru akan menjual saham yang mereka miliki ketika ada berita buruk atau perubahan kondisi Makro Ekonomi.

Tugas utama dari Fund Manager adalah untuk mengembangkan dana yang dikelolanya, artinya fokus utama mereka bukanlah untuk mengikuti teori ekonomi melainkan untuk mencari keuntungan. Itu sebabnya sangat sering kita menemukan dalam kondisi yang positif investor asing justru memilih untuk menjual saham-saham yang dimilikinya, karena justru dalam kondisi seperti itulah investor asing dapat dengan mudah mendapatkan pembeli, terutama karena masih banyak investor Indonesia dari trader ritel sampai investor institusi yang masih percaya bahwa Asing akan bergerak mengikuti teori makro ekonomi.

Artikel terakhir kami tersebut mendapatkan banyak respon positif dari para pembaca karena berhasil menyadarkan banyak investor akan kondisi yang sebanarnya. Pertanyaan selanjutnya adalah, jika Investor Asing tidak perlu memiliki alasan Fundamental untuk melakukan penjualan, apakah hal yang sama juga berlaku ketika mereka melakukan pembelian ? Apakah ketika Investor Asing membeli saham mereka juga tidak memiliki fundamental sama sekali kecuali untuk memperoleh keuntungan ?

Dalam hal melakukan pembelian seorang pemain besar memiliki 2 faktor yang akan menjadi pertimbangan utama :

  1. Adanya penjual, artinya investor asing hanya bisa membeli saham ketika investor lokal mau menjualnya, itulah sebabnya sering kali kita menemukan bahwa investor asing mulai melakukan akumulasi ketika investor lain mengalami kepanikan, hal yang kurang lebih seperti yang terjadi sepanjang minggu lalu, ketika para investor lokal ‘tertipu’ dengan teori ekonomi tentang suku bunga The Fed.
  2. Bisa menjual kembali di masa yang akan datang, meskipun investor asing  bisa melakukan pembelian kapan saja dan dalam kondisi apa pun selama ada yang menjual, namun sebelum membeli mereka harus yakin terlebih dahulu kalau di masa yang akan datang kondisi akan cukup kondusif untuk mereka melakukan penjualan kembali, dalam hal inilah investor asing membutuhkan seorang ahli ekonomi dan analis yang berkualitas, dengan jumlah investasi yang mencapai puluhan Triliun, tidak mudah untuk mereka dapat melakukan penjualan atau keluar dari market, jika kondisi tidak kondusif.
    Itulah gunanya analis bagi seorang Fund Manager yaitu untuk memprediksi apakah di masa yang akan datang kondisi akan jauh lebih baik dari saat ini, sehingga saham yang mereka beli dari investor lokal sekarang bisa mereka jual lagi ke investor lokal di harga yang lebih tinggi ketika berita-berita positif bermunculan dan mendatangkan optimisme untuk investor ritel ? Jika jawabannya tidak, mereka tidak akan melakukan pembelian.

Pertanyaanya terbesar sekarang adalah apa alasan di balik ‘menggilanya’ pergerakan investor asing dalam 2 hari terakhir ?

Dalam record inflow sebelumnya kita sudah dapat membayangkan apakah yang dipikirkan oleh investor asing yang menjadi alasan mereka melakukan pembelian besar-besaran ketika Jokowi menang dalam Pilpres 2014 lalu, 2 hari setelah pengumuman hasil Quickcount, investor asing melakukan pembelian sebesar 4.9 Triliun, tentunya karena asing sangat optimis akan dampak positif yang akan terjadi dalam pemerintahan Jokowi – JK, sesuatu yang sudah kita rasakan sekarang.

Lalu apakah yang dipikirkan investor asing minggu lalu, ketika mereka mengeluarkan uang sebesar 4.2 Triliun dalam 2 hari, apakah alasan besar yang hampir setara dengan terpilihnya Jokowi yang terjadi di akhir minggu lalu ? Sebagai orang lokal kita tidak menyadari apa yang terjadi sepanjang di hari Kamis dan Jumat lalu.

Jika alasannya hanya karena ada yang menjual, karena termakan berita negatif the fed, seharusnya pembelian tidak akan begitu besar jumlahnya, dan tentunya IHSG tidak akan membuat level tertinggi baru, jika aksi beli hanya dilandasi oleh kepanikan investor lokal.

Related: Ketika Investor Asing Menggila seperti saat ini, Analisa Foreign Flow akan sangat berguna untuk mendapakan profit di saham-saham yang diborong oleh investor asing, dan memanfaatkan secara maksimal trend bullish di IHSG. Bagi rekan-rekan yang berminat untuk memiliki Sistem Foreign Flow tanpa mengikuti Workshopnya, anda bisa mendapatkan informasinya di sini.

Jadi hampir pasti ada sesuatu yang belum diketahui oleh investor lokal, namun sudah diketahui oleh investor asing saat ini. Sesuatu yang bernilai 4.2 Triliyun. Sebagai pengamat aliran dana asing, kami umumnya tidak peduli dengan alasan, karena sistem kami sudah memantau aliran dana asing setiap menit, jadi kami hanya berfokus mengikuti arus dana asing, tanpa perlu pusing-pusing memikirkan alasannya.

moody

Namun jika jumlahnya mencapai 4.2 Triliyun dalam 2 hari tentunya kami cukup penasaran. Sejak awal minggu lalu kami sudah memprediksi bahwa inflow asing ini, ada hubungannya dengan kunjungan Lembaga S&P ke Indonesia untuk me-review mengenai Rating Indonesia. Seperti kita ketahui saat ini S&P adalah satu-satunya lembaga rating yang  belum memberikan Investment Grade untuk Indonesia.

Pemberian Investor Grade ini dapat membuka banyak pintu untuk pasar modal Indonesia, karena akan ada banyak dana kelolaan dari luar negeri yang baru bisa masuk jika ketiga lembaga rating ini sudah memberikan rating yang sama. Dan jika S&P benar-benar akan memberikan reting BBB- untuk Indonesia, kira-kira siapakah yang akan mereka beri tahu lebih dulu ?!

 

 

 


5 Saham yang akan dikerek Asing Menuju IHSG 6000

$
0
0

MENUJJ

Sejak awal tahun 2017 ini kami memasang target IHSG akan mencapai level 6.000 di tahun 2017 ini, namun kami juga mengatakan kenaikan IHSG hanya akan terjadi jika asing kembali masuk ke bursa kita dalam jumlah yang cukup besar, karena tanpa inflow IHSG tidak akan sanggup bergerak naik. Terus bertumbuhnya kekuatan investor lokal dalam beberapa tahun terakhir, hanya sanggup menahan IHSG dari kejatuhan, untuk IHSG naik INFLOW Dana Asing adalah hal yang mutlak diperlukan.

Di bulan Februari lalu, kami melihat ada tanda-tanda awal inflow dana asing, namun sayannya strategi tersebut sempat terhenti sesaat, sehingga kenaikan IHSG juga menjadi sedikit terhambat. Namun di bulan Maret ini terlihat adanya inflow yang jauh lebih besar di IHSG, jumlah inflow yang membuat para tim analis di CTS sepakat bahwa IHSG bisa mencapai atau paling tidak mendekati level 6.000 dalam beberapa bulan kedepan.

Jika kita melihat 5 besar inflow asing dalam periode ini, kita mendapatkan saham-saham yang selama ini menjadi penggerak utama IHSG terlihat sudah di akumulasi dalam jumlah yang sangat besar.

5 BESAR INFLOW ASING DALAM 3 HARI TERAKHIR

  • BBRI : 1.08 T  Average Akumulasi : 12.789
  • BBCA : 825 M Average Akumulasi : 15.965
  • BMRI : 515 M Average Akumulasi : 11.641
  • ASII : 506 M Average Akumulasi : 8.469
  • TLKM : 331 M Average Akumulasi : 4.113

Melihat inflow yang begitu besar di saham-saham tersebut dan kenaikan harga sahamnya yang terlihat masih ‘ditahan’ oleh Investor Asing. Kami percaya pergerakan investor asing saat ini masih berada di awal fase Akumulasi, dimana mereka sedang mengumpulkan saham sebanyak mungkin namun ingin menjaga supaya harga saham-saham yang mereka beli tidak naik terlalu banyak.

Fase akumulasi ini akan membuat average akumulasi mereka cukup rendah, ketika mereka mulai melakukan profit taking yang kemungkinan akan terjadi beberapa bulan kedepan. setelah IHSG terbang tinggi, menurut prediksi kami akan mencapai level 5.800 – 5.900 sebelum bulan Juni tahun ini. Kami percaya ke 5 saham tersebut akan menjadi motor utama kenaikan IHSG kedepepan, dan ini adalah momentum yang sangat ideal untuk kita mengikuti arus besar aliran dana asing yang sedang datang saat ini.

Terus ikuti post-post kami selanjutnya dalam beberapa hari kedepan untuk melihat pembahasan mendalam mengenai bagaimana cara memanfaatkan momentum pergerakan dana asing yang terjadi saat ini.

 

 

kenapa BANDAR ingin anda belajar Technical Analysis ?!

$
0
0

belajjjj ar

Setelah mencatatkan inflow kedua terbesarnya dalam 2 hari terakhir di minggu lalu, IHSG minggu ini malah mengalami koreksi, didorong turunnya beberapa saham raksasa, yang selama ini menjadi motor IHSG. Koreksi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini terlihat sudah cukup berhasil memadamkan optimisme para investor lokal yang sebelumnya sudah cukup optimis dengan terus berlanjutnya kenaikan IHSG.

Dari pantauan kami beberapa technical analyst ternama yang fokus melihat pergerakan harga sudah mulai ‘cooling down’ seiring dengan terkoreksinya harga saham-saham yang sempat mereka rekomendasikan di akhir minggu lalu, namun jika kita menambahkan analisa Foreign Flow dalam pergerakan IHSG saat ini, maka kondisi IHSG saat ini sebenarnya justru lebih baik dibandingkan dengan pada kondisi penutupan minggu lalu.

IHSGGGGFFGHG

Jika kita melihat grafik di atas kita bisa melihat bahwa di masa sideways IHSG selama 4 hari terakhir, dana asing terus masuk ke IHSG, jadi secara Foreign Flow jika kondisi IHSG menarik di akhir minggu lalu karena adanya kenaikan yang signifikan akibat terus masuknya dana asing, maka hari ini kondisi IHSG sudah jauh lebih menarik, karena bukan hanya posisi asing yang sudah semakin bertambah di bursa kita, namun optimisme investor lokal juga sudah menurun.

Dalam Analisa Foreign Flow yang mendeteksi pertarungan antara Investor Lokal dengan Investor Asing, setiap kali investor asing melakukan akumulasi, maka artinya di waktu yang sama investor lokal sedang jualan, dan karena tidak ada pemaksaan di bursa kita maka Inflow Asing hanya bisa dilakukan ketika investor lokal mau menjual sahamnya ke asing. Jadi adalah sesuatu yang sangat wajar ketika investor lokal sedang optimis-optimisnya seperti di awal minggu ini, IHSG justru bergerak turun.

Investor Asing sendiri sangat diuntungkan karena mayoritas trader di bursa kita menggunakan Analisa Technical untuk membuat keputusan beli atau jual, dan karena Technical Analysis yang hanya menggunakan pergerakan harga sebagai acuan analisa, dimana setiap saham yang harganya naik dibilang bagus, dan ketika harganya turun dibilang jelek. Jadi akan sangat mudah untuk Investor Asing ‘mengontrol’ apa yang dipikirkan oleh investor lokal.

Jika kita memahami analisa Bandarmologi dan Foreign Flow yang fokus mempelajari pertarungan antara buyer dan seller, terjawab sudah alasan di balik pergerakan IHSG dan investor asing dalam seminggu terakhir.

Langkah pertama : Inflow besar-besaran dimulai ketika keluar pengumuman kenaikan suku bunga The Fed yang secara teori ekonomi akan menyebabkan terjadinya outflow, dan karena teori tersebut dipercaya banyak investor lokal aksi The Fed tersebut menyebabkan banyak investor lokal yang ingin menjual sahamnya, jadi adalah sesuatu yang sangat masuk akal saat itulah yang justru digunakan asing untuk melakukan pembelian besar-besaran.

Namun karena pembelian asing jumlahnya sangat besar, maka mau tidak mau harga saham-saham blue chip akan ikut naik, karena ketika investor asing yang memborong saham lebih dari 4 Triliyun dalam 2 hari dari investor lokal, tidak mungkin harga tidak mengalami kenaikan dalam periode tersebut.

Langkah kedua : Namun karena harga naik secara signifikan, dan dana asing juga terlihat masuk sangat besar hal tersebut langsung merubah mind set para investor lokal yang sebelumnya khawatir akan kenaikan suku bunga The Fed,  menjadi optimis karena IHSG yang secara technical menembus resistennya. Kondisi tersebut membuat investor lokal yang sudah terlanjur jualan ingin melakukan buy back, dan investor lokal lainnya yang masih punya barang tidak ingin menjual sahamnya di harga murah lagi, karena meningkatnya optimisme.  Dalam kondisi inilah Investor Asing harus melakukan aksi ‘cooling down’, dimana mereka dengan sengaja menurunkan harga saham-saham unggulan, untuk mempermaikan emosi, persepsi dan analisa Investor Lokal.

Dari beberapa metode yang kami gunakan untuk mengukur optimisme investor ritel (lokal) dan para analis juga para pakar saham, kami melihat semakin hari optimisme tersebut sekamin berkurang artinya  kondisi semakin kondusif untuk investor asing terus melakukan akumulasinya, pasca inflow besar hari Kamis dan Jumat lalu.

Kurang lebih strategi seperti itulah yang digunakan oleh investor asing dari tahun ke tahun untuk menjebak investor ritel. Investor Asing memang sangat senang jika kita  menggunakan analisa Technical, karena mereka tidak bisa merubah fundamental sebuah perusahaan (artinya mereka tidak bisa menipu seorang investor yang menggunakan analisa fundamental), namun mereka masih bisa mempermainkan harga, emosi dan analisa para investor lokal yang justru lebih senang menggunakan analisa Technical.

Itulah alasan mengapa kami tidak mau lagi menggunakan Analisa Technical murni, karena kami tahu Bandar atau Asing bisa mempermainkan pergerakan harga untuk memperlancar strategi mereka. Itu sebabnya meskipun kami masih menggunakan analisa technical untuk mencari momentum yang tepat untuk membeli saham, kami hanya akan percaya sinyal tersebut tersebut setelah mengkonfirmasi pergerakan BANDAR atau ASING di saham tersebut. Karena pergerakan harga bisa dimainkan dengan mudah oleh para pemain besar, namun barang yang mereka sudah beli,tetap harus mereka jual untuk bisa mendapatkan keuntungan, itu sebabnya bagi kami AKUMULASI jauh lebih penting dari sinyal apa pun yang diberikan oleh analisa technical.

Related: Analisa Foreign Flow adalah salah satu metode analisa dalam Ilmu Bandarmologi yang berfokus pada saham-saham yang dibandari oleh Asing, dan juga metode analisa yang sangat akurat dalam memprediksi arah IHSG kedepan, karena IHSG sendiri dibandari oleh Asing. Anda bisa mempelajari dan memiliki sistem yang dapat mendeteksi pergerakan dana asing secara real time info lebih lanjut klik disini.

Jika berbicara mengenai saham-saham yang harganya sedang ‘dipermainkan’ Asing untuk menjebak investor lokal, kami menemukan beberapa saham raksasa yang masuk dalam kategori tersebut.

[tab name=”BBRI”]

bbri 12592 assd

Kita melihat pasca penembusan resisten yang diakibatkan inflow luar biasa investor asing di saham BBRI minggu lalu, harga BBRI justru mengalami koreksi, namun di saat yang sama inflow dana asing masih terur berlangsung. Jika melihat aliran dana asing sampai penutupan sesi 1 tadi, investor asing masih secara konsisten melakukan pembelian meskipun di saat yang sama harga samnya turun.

Inilah kesempatan untuk para investor lokal seperti kita yang sudah mengerti mengenai ilmu Foreign Flow untuk memanfaatkan kondisi ini, karena dengan menggunakan sistem Foreign Flow yang kami buat, kita bisa menghitung average akumulasi asing, sejak awal akumulasinya.

Dan jika kita menghitung sejak awal akumulasi asing tanggal 8 Maret lalu, total pembelian asing di BBRI suah mencapai 1.7 Triliyun dengan average 12.579, artinya sangat kecil kemungkinan harga akan turun ke bawah level tersebut dan level harga saat ini sudah bisa dianggap murah jika mempertimbangkan asing sudah membeli sebesar 1.7 Triliyun di kisaran harga 12.579

[/tab]

[tab name=”BMRI”]

bmri fff12 asd

BMRI adalah saham lainnya yang harganya sedang dimainkan oleh asing, dan sudah murah secara Foreign Flow.

Secara technical harga saham ini selalu gagal menembus level 11.800 sejak bulan November lalu, dan penurunan hari ini memberikan indikasi bahwa saham ini akan kembali terkoreksi setelah adanya ‘false break’ di awal minggu ini.

Namun secara technical kita bisa melihat sejak bulan November lalu dana asing terus masuk ke saham ini, yang membuat secara Foreign Flow saham ini menjadi jauh lebih menarik dari hari ke hari, karena untuk memperoleh keuntungan Asing harus kembali menjual saham ini ke investor lokal, dan untuk menjualnya saham ini harus di buat menarik dengan cara membuat harganya naik signifikan dan menembus resistennya.

[/tab][end_tabset]

Related: Masih terbuka kesempatan untuk anda bergabung dalam Workshop Bandarmologi yang akan diadakan di Jakarta (1-2 April), Online (7-9 April) dan Surabaya (20-21 Mei)

KESIMPULAN
Dalam artikel ini kita belajar bahwa ada banyak hal yang bisa terjadi di balik naik turunnya harga saham yang kita lihat di monitor atau di grafik kita, dan tidak ada salahnya kita mengingat lagi bahwa setiap kali investor asing atau bandar melakukan akumulasi, harus ada pihak yang menjual, itu sebabnya tidak heran sebagai investor ritel, dengan modal dan informasi yang terbatas, jika kita tidak terus mengupgrade diri kita, maka kita akan hanyut tersambar kejamnya market.

Anda juga bisa melihat saham-saham mana lagi yang harganya sedang dipermainkan Bandar atau Asing, dalam acara ONLINE GATHERING : MENUJU IHSG 6000 yang akan kami adakan hari Selasa depan. Daftarkan diri anda secara FREE disini.

 

 

 

Kenapa IHSG siap ke 6000 ?!

$
0
0

kenken

Di awal bulan Januari tahun ini kami merilis artikel dengan judul “2 Syarat Asing bawa IHSG ke 6.000 di tahun 2017” dalam artikel tersebut kami membahas mengenai dua point penting yang pada awal tahun 2017 lalu yang memegang kunci pergerakan IHSG di awal tahun 2017 ini.

Point pertama : Outflow besar yang terjadi di bulan November-Desember 2016 berpotensi membuat IHSG terkoreksi di awal bulan Januari, membuat IHSG kembali ke level wajarnya secara Foreign Flow.

Point kedua : Dalam 3 tahun terakhir Investor Asing selalu memulai akumulasinya di awal tahun (Januari atau Februari), dan akumulasi tersebut umumnya bisa mengangkat IHSG sampai 1.000 – 1.500 point, dan kami percaya inflow tersebut akan kembali terjadi di tahun 2017 ini, dan karena Foreign Inflow adalah faktor utama yang menyebabkan kenaikan IHSG di setiap kenaikan index dalam 10 tahun lalu.

Dari kedua fakta penting tersebut kami memprediksi bahwa IHSG akan mengalami koreksi cukup dalam di awal bulan Januari lalu, baru setelahnya Investor Asing mulai melakukan akumulasinya, ketika IHSG berada di kisaran 5.000an dan akumulasi tersebutlah yang berpotensi membawa IHSG ke level tertingginya sepanjang sejarah, dan akhirnya berhasil menyentuh level 6.000.

INFLO2W IHSG

Namun seperti kita ketahui koreksi yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang, sampai menjelang akhir bulan Januari lalu, IHSG hanya mengalami koreksi terbatas sampai ke level 5.200an, dan di awal bulan Februari Investor Asing sudah memulai akumulasinya di IHSG.

Seperti kita lihat dalam Grafik di atas, secara perlahan tapi pasti Investor Asing terus melakukan akumulasinya seak akhir Januari lalu, aksi akumulasi asing tersebut dilakukan secara diam-diam sehingga tidak banyak investor bahkan analis yang menyadari aksi akumulasi tersebut. Investor lokal baru mengalihkan perhatiannya terhadap pergerakan dana asing di pertengahan bulan Maret lalu setelah kami merilis artikel Asing Ciptakan Record, Kapan IHSG Menyusul ?! yang kami rilis tanggal 14 Maret lalu, setelah artikel tersebut dirilis barulah sebagian investor dan analis mengalihkan perhatiannya pada aksi akumulasi yang dilakukan oleh investor asing tersebut. Perhatian investor lokal akhirnya terfokus sepenuhnya pada pergerekan dana asing di IHSG hanya 2 hari setelah artikel tersebut dirilis karena pada tanggal 16-17 Maret lalu dana asing masuk dalam jumlah sangat besar di IHSG (kedua terbesar sepanjang sejarah).Dan hanya 3 hari setelah artikel tersebut dirilis, sesuai prediksi kami IHSG sudah berhasil mencetak record tertingginya sepanjang sejarah, dan secara perlahan tapi pasti terus bergerak naik sepanjang minggu lalu.

Kenaikan ini jelas merupakan kabar baik untuk semua investor di bursa kita, baik lokal maupun asing, namun menurut kami kesalahan analisa yang kami lakukan di awal bulan Januari lalu adalah berita paling baik untuk IHSG dalam beberapa bulan kedepan.

Seperti dibahas di atas, di awal tahun kami memprediksi IHSG akan turun dulu ke 5.000 sebelum investor asing kembali memulai akumulasinya di IHSG. Namun kenyataannya IHSG tidak turun sedalam itu, dan investor asing sudah memulai akumulasinya di akhir bulan Januari lalu.

Related: Last Call untuk calon peserta Workshop Bandarmologi Jakarta (1-2 April 2017), kami juga akan datang ke Bali bulan Juni 2017. Info lengkap baca disini.

Tidak jatuhnya IHSG pasca terjadinya outflow besar sejak bulan November sampai Januari lalu membuat kita bisa menyimpulan 2 hal penting yang dapat memberikan indikasi kenaikan IHSG mencapai level 6.000.

INVESTOR LOKAL YANG SEMAKIN KUAT
Dalam beberapa tahun terakhir kita selalu mendengar bahwa kekuatan investor dalam negeri semakin besar di bursa kita, namun sampai tahun lalu kami tidak pernah menemukan bukti nyata dari asumsi tersebut. Karena tidak peduli seberapa besar investor lokal, IHSG hanya akan rally ketika dana asing masuk, dan selalu rontok ketika dana asing keluar.

Namun beberapa langkah pemerintah  yang dilakukan dalam setahun terakhir terlihat mulai merubah hal tersebut. faktor-faktor seperti masuknya banyak dana pensiun ke bursa, dana repatriasi pasca Tax Amnesty, sampai suksesnya kampanyeYuk Nabung Saham, terlihat sudah sedikit meningkatkan ketahanan IHSG akan outflow dana asing.

IHSGGGAS

Fakta tersebut bisa kita lihat dengan membandingkan outflow yang terjadi di tahun 2015 l dan 2016 lalu. Seperti kita lihat dalam grafik di atas, dalam 2 tahun terakhir sama-sama terjadi outflow besar di IHSG, namun bedanya di tahun 2015 outflow IHSG membuat IHSG jatuh dari level 5.400an sampai ke level 4.000an namun tahun lalu IHSG hanya mengalami sedikit koreksi jika melihat pergerakan IHSG dari awal terjadinya outflow, sampai akhir Januari tahun ini. Artinya ada peningkatan kekuatan yang cukup signifikan pada IHSG dalam menghadapi keluarnya dana asing.

ASING MULAI MENGAKUMULASI DI HARGA ATAS
Fakta meningkatnya kekuatan investor lokal di bursa kita sudah kami sadari dalam beberapa bulan terakhir dan itu tidak cukup untuk membuat kami yakin IHSG akan langsung naik di awal tahun. Karena kami percaya investor asing masih memiliki kekuatan yang begitu besar untuk menjatuhkan IHSG di awal bulan Januari ini.

Setelah aksi jual yang begitu besar tentunya kekuatan investor lokal sudah semakin terbatas di awal tahun ini, dan sebagai penguasa lebih dari 60% market cap IHSG, investor asing punya kekuatan yang lebih dari cukup untuk menjatuhkan IHSG, dengan melakukan aksi jual besar-besaran selama beberapa hari berturut-turut.

Seperti kejatuhan-kejatuhan IHSG lainnya dalam beberapa tahun terakhir, koreksi indeks tersebut akan membuat investor ritel panik, dan akhirnya mau menjual sahamnya di harga yang lebih rendah. Skenario tersebut menurut kami sangat masuk akal, dan itulah yang mendasari mengapa kami percaya IHSG akan terkoreksi dulu di awal tahun, sebelu memulai kenaikannya.

Namun pada kenyataannya Asing sudah memulai akumulasinya ketika IHSG masih dalam posisi yang cukup tinggi, seperti terlihat pada grafik di atas, akumulasi sudah mulai terjadi ketika IHSG di level 5.250, dengan kata lain daripada memilih untuk menjatuhkan IHSG terlebih dahulu sebelum menjalankan akumulasi awal tahunnya, asing memilih untuk membeli di harga premium ketika IHSG di 5.250.

Jika kita membandingkan dengan awal akumulasi-akumulasi besar investor asing sebelumnya, aksi beli asing selalu dimulai ketika IHSG berada di level 4.500 ke bawah, dan akumulasi tersebut berhasil membawa IHSG menembus level 5.000an. Dan jika tahun ini akumulasi asing di IHSG dimulai di level 5.250, jika dana yang dialokasikan untuk mengakumulasi sama besarnya tentunya target IHSG akan jauh lebih tinggi lagi. Itulah sebabnya kami optimis kalau IHSG bisa mencapai level 6.000 di tahun 2017 ini.

 

 


Pembahasan lebih mendalam mengenai prediksi pergerakan IHSG dalam beberapa bulan kedepan akan kami bahas dalam Charity Gathering hari Selasa. 28 Maret 2017, jam 19.00 WIB. Anda bisa mengikuti acara ini sekaligus beramal sesuai dengan kerelaan hati masing-masing.

Materi yang akan dibahas antara lain :

  • Kenapa IHSG siap mencapai 6.000 ?
  • Saham-saham Blue Chip yang jadi pilihan Investor Asing untuk mengangkat IHSG
  • Manuver Bandar-Bandar Lokal di bulan Maret 2017
  • Efek Hasil Pilkada Jakarta terhadap IHSG di bulan April
  • Mempelajari Manuver Investor Asing di saat IHSG terbang tinggi
  • Tips mengikuti Investor Asing di masa awal akumulasinya

Info lengkapnya baca di : Charity Gathering: Menuju IHSG 6.000

 

 

 

 

Apakah IHSG Sudah Terlalu Mahal ?!

$
0
0

sudah terlalu 2

Sejak posting kami mengenai IHSG yang siap mencetak record di pertengahan bulan Maret lalu, IHSG terus bergerak naik, awalnya ketika IHSG masih di 5.300an tidak banyak yang percaya dengan analisa kami bahwa inflow dana asing bisa membawa indeks kita mencapai level 6.000, namun saat ini ketika IHSG sudah berada di level 5.680 banyak orang mulai percaya bahwa IHSG sudah siap mencapai level 6.000 dalam waktu dekat.

Pertanyaannya sekarang apakah IHSG sudah cukup mahal saat ini, dan sudah rawan dengan aksi profit taking investor asing. Apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa aksi akumulasi asing di bursa kita sudah dimulai di akhir bulan Januari lalu, jauh sebelum kenaikan IHSG yang luar biasa dimulai.

Seperti pembahasan kami sebelumnya ada 3 faktor yang dapat memberikan pengaruh signifikan pada pergerakan IHSG saat ini.

Pertama: PILKADA DKI

Meskipun cukup banyak menarik perhatian para pelaku pasar yang memang sebagian besar berdomisili di DKI, namun PILKADA tidak terlihat banyak berpengaruh pada pergerakan IHSG saat ini. Dari beberapa perbincangan yang sempat kami lakukan terhadap beberapa pemain besar, terlihat mereka masih lebih berharap pasangan AHOK-DJAROT yang menang, hal ini cukup wajar karena memang dari berbagai survey yang dilakukan, pasangan ini memang mendapat dukungan dari kalangan menengah keatas. Namun yang lebih penting adalah sampai saat ini kami tidak melihat ada kekhawatiran yang signifikan dari para Big Player, jika seandainya pasangan Anies-Sandi yang memenangkan Pilkada April ini.

Itu sebabnya meskipun berbagai survey saat ini memprediksi pasangan ANIES-SANDI yang  akan menang, namun tidak terlihat ada kekhawatiran di pasar, hal ini ditunjukan dengan terus masuknya dana asing ke bursa kita.

Selain itu sudah mendinginnya kondisi Sosial Politik di dalam negeri, membuat para pelaku pasar tampaknya tidak terlalu khawatir akan hasil apa pun yang akan dihasilkan dalam Pilakda DKI

Kedua: Kunjungan S&P ke INDONESIA

Dalam acara Gathering Online yang kami adakan 2 bulan terakhir, kami selalu menghighlight pentingnya rating Investment Grade, yang diberikan lembaga rating S&P untuk IHSG. Karena dengan didapatkannya rating tersebut maka 3 lembaga rating utama dunia akan memberikan rangking yang sama untuk Indonesia. Hal tersebut sangat berpotensi mengundang masuknya dana-dana segar ke bursa kita, terutama yang selama ini tidak bisa masuk karena terhalang rating tersebut.

Di awal minggu ini Goldman Sachs juga memberikan komentar yang sama. Dalam Reportnya mereka mengatakan bahwa dengan adanya Triple Investment Grade (dari Moody’s, Fitch dan S&P dimana saat ini hanya S&P yang belum memberikan rating Investment Grade) maka rating yang diberikan oleh S&P akan mampu mendatangkan data asing dari investor Jepang yang konservatif sebesar USD3 – 5 miliar di tahun depan.

S&P sendiri dijadwalkan akan mengumumkan hasil kedatangannya di Indonesia pada Mei’17.

 

Ketiga : Aliran dana Asing di IHSG

Kedua sentiment di atas memang dapat memiliki pengaruh besar untuk pergerakan IHSG, dan kemana arahnya akan ditentukan dengan keluar masuknya dana asing. Jika dana asing dalam kondisi masuk seperti saat ini, artinya Investor Asing tidak khawatir dengan hasil Pilkada DKI, dan Optimis akan diberikannya rating oleh S&P.

Fakta bahwa masih ada 1 minggu lagi sebelum keluarnya hasil Pilkada DKI, yang kemungkinan tidak akan banyak berpengaruh untuk IHSG. Dan masih ada waktu sampai bulan Mei sebelum keluarnya Rating S&P.

Hal terakhir yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan adalah apakah investor asing akan memilih untuk melakukan profit taking jangka pendek, mengingat saat ini IHSG sudah cukup tinggi, ataukan mereka memilih untuk terus melanjutkan akumulasinya  meskipun IHSG sudah berada mendekati level 5.700an

Untuk memprediksi pergerakan tersebut, dalam teori Foreign Flow ada 2 hal perting yang perlu kita perhatikan. Pertama pergerakan dana asing dalam beberapa hari terakhir, jika melihat pergerakan dana asing 5 hari kebelakang secara total masih ada Inflow sebesar 1.7 Triliyun, dan dana asing masih terus masuk dalam 4 hari terakhir, artinya sampai saat ini memang belum ada tanda-tanda aksi profit taking yang dilakukan oleh investor asing.

Hal kedua yang perlu dipertahikan adalah average akumulasi asing saat ini, karena jika level IHSG saat ini sudah terlalu jauh dengan average akumulasi mereka, artinya potensi mereka melakukan profit taking akan jauh lebih besar, karena IHSG sudah mahal.

FINDING RET

Related : Apa pun yang terjadi di Market Indonesia, pergerkaan IHSG selalu dikendalikan oleh reaksi asing terhadap kejadian tersebut. Jika asing optimis dan melakukan pembelian, maka IHSG akan naik dan juga sebaliknya. Itu sebabnya mempelajari pergerakan dana asing akan sangat membantu kita untuk memprediksi pergerakan harga saham, dan IHSG.  Ilmu inilah yang akan diajarkan dalam Foreign Flow Workshop Jakarta yang akan diadakan tanggal 6 Mei ini.  Dapatkan info lengkapnya disini.

Jika kita melihat pada grafik di atas kita bisa melihat bahwa sejak awal akumulasinya di akhir bulan Januari lalu, jumlah dana asing yang masuk ke bursa kita sudah sebesar 14.7 Triliyun, dan average rata-rata IHSG dalam inflow tersebut ada di level  5.497, tidak terlalu jauh dengan level IHSG saat ini yang ada di kisaran5.680. Satu hal yang kami sangat yakin adalah, selisih IHSG yang tidak mencapai 200 point dari average akumulasi asing tidak akan cukup untuk Investor Asing melakukan penjualan sebesar 14.7 Triliyun. Artinya secara Foreing Flow trend jangka menengah IHSG masih akan bullish, namun memang dalam jangka pendek potensi ada profit taking jangka pendek asing akan terbuka, dan menurut prediksi kami jika scenario tersebut terjadi, kemungkinan akan dilakukan medekati Pilkada DKI putaran kedua tanggal 19 April nanti. Namun meskipun hal tersebut terjadi, potensi penurunan IHSG tidak akan besar, karena memang investor asing perlu menjaga IHSG di atas level 5.497 untuk dapat melakukan profit taking.

Inflow Terbesar Dalam Sejarah, Saham ini bisa ke 5000

$
0
0

terbe

Pada perdagangan hari Jumat kemarin, Investor Asing secara agresif memborong saham TLKM. Dengan total pembelian sebesar 588M melakukan pembelian terbesar sepanjang sejarah saham ini, jauh mengalahkan record sebelumnya 355M pada tanggal 15 Mei 2014 lalu. Inflow tersebut juga menyebabkan kenaikan luar biasa saham TLKM di akhir minggu lalu.

Jika mempelajari pergerakan investor asing sejak awal Maret lalu ketika investor asing mulai memulai akumulasinya di saham ini, terlihat jelas investor asing begitu cantik memngendalikan pergerakan saham ini dalam melancarkan akumulasinya.

tlkmmm12

AWAL AKUMULASI ASING
Seperti terlihat pada grafik di atas sejak awal bulan Maret asing terus memborong saham ini, secara total sampai harganya di awal bulan April Asing membeli saham ini. Asing sudah mengumpulkan saham ini sebanyak 1.2 Tiliyun, dengan average harga pembelian sebesar 4.078

ASING ME-MARK DOWN HARGA TLKM MENJELANG PILKADA DKI
Memasuki bulan April IHSG terlihat bergerak lesu, para pengamat ‘menghubungkan’ koreksi IHSG dengan meningkatnya ketidakpastian menjelang Pilkada DKI, harga TLKM pun yang secara logika tidak akan banyak terpengaruh dengan siapa pun yang memenangkan Pilkada DKI justru menjadi salah saham blue chip yang paling banyak terkoreksi.

Namun seperti kita lihat saham TLKM tidak banyak dijual asing pada saat penurunan tersebut, yang terjadi sebenarnya asing hanya memafaatkan momentum keragu-raguan para investor lokal untuk me-mark down saham TLKM, untuk menjaga average harga akumulasinya supaya tidak terlalu tinggi.

Dalam 2 hari penurunan TLKM menjelang Pilkada, Asing terlihat secara diam-diam sudah kembali mengakumulasi saham ini di tengah penurunan cukup signifikan saham ini sebelum Pilkada.

NET BUY ASING TERBESAR SEPANJANG SEJARAH
Setelah Pilkada selesai, pada hari Jumat lalu, secara tiba-tiba asing melakukan pembelian sangat besar di saham ini, sampai memecahkan record terbesar sepanjang sejarahnya. Dan berkat aksi Mark Down yang mereka lakukan, Investor Asing berhasil menjaga average pembelian mereka di harga yang bisa dibilang wajar.  Secara total sejak akumulasi sejak bulan Maret lalu, investor asing sudah mengumpulkan saham TLKM sebesar 1.9 Triliyun, dengan average pembelian ada di level 4.144. Kita bisa melihat bagaimana permanian cantik investor asing, dalam melakukan strategi akumulasinya di saham TLKM.

Namun hal yang lebih penting dari akumulasi yang terjadi hari Jumat lalu adalah, alasah kenapa investor asing harus membeli saham ini dalam jumlah yang begitu besar dalam 1 hari. Karena inflow sebesar hari Jumat kemarin justru akan menarik perhatian para investor-investor institusi dalam negeri. Kenapa akumulasi tidak dilakukan secara cantik seperti bulan Maret lalu. Kenapa hari terburu-buru membeli saham ini sampai memecahkan record inflow terbesarnya sepanjang sejarah.

ALASAN DI BALIK INFLOW DANA ASING DI TLKM
Sejauh ini kami belum mendapat informasi yang jelas mengenai alasan di balik inflow hari Jumat kemarin, namun menurut prediksi  kami ini ada hubungannya dengan pengumuman Rating S&P yang rencananya akan diumumkan di bulan Mei lalu. TLKM menjadi saham yang cukup menarik karena saham ini memiliki market cap tinggi, dan ketahanan bisnis yang sangat tinggi. Dan yang paling penting, harganya masih bisa dikatakan murah dibanding dengan saham-saham raksasa lainnya.

Mari kita tunggu kelanjutkan manuver akumulasi asing di saham ini, namun jika tebakan kami benar, kami optimis saham TLKM bisa menyentuh level 5.000 sebelum akhir Semester 1 ini.

 

Related: Masih terbuka kesempatan buat anda yang berdomisili di Jakarta untuk mempelajari lebih dalam mengenai pergerakan Investor Asing di bursa kita. Dan bagaimana manuver mereka dalam menggerakan saham-saham unggulan di bursa kita di Workshop Foreign Flow Jakarta, 6 Mei 2017

 

Strategi Asing dibalik kemenangan Anies-Sandi

$
0
0

INFLOW LEBIH BESAR 11

Pasca kemenangan pasangan Anies – Sandi dana asing  kembali banyak masuk ke bursa kita, dalam 3 hari perdagangan setelah pengumuman hasil Quick Count dana asing sudah masuk ke bursa sebesar 2.5 Triliyun. Masuknya dana asing tersebut membuat IHSG pun mulai menyusul naik dan saat ini sudah kembali mendekati level tertingginya sepanjang sejarah.

Kita tentunya masih ingat indeks kita mengalami pelemahan pasca pemungutan suara, hal ini membuat banyak pihak mengartikan bahwa para pemain besar khawatir dengan kondisi Geo-Politik di dalam negeri menjelang Pilkada Putaran kedua.

Masuknya dana asing pasca pilkada membuat banyak pihak percaya bahwa pasangan Anies-Sandi memang sejak awal diinginkan oleh Investor Asing untuk menjadi pemimpin Jakarta dalam 5 tahun kedepan. Namun pada kenyataannya sebenanya yang terjadi jauh lebih complex dari itu.

Jika kita mempelajari lebih mendetail meskipun IHSG  mengalami koreksi seminggu terakhir menjelang pemungutan suara, namun dalam koreksi tersebut tidak terlihat adanya aliran outflow dana asing dari bursa kita. Dalam kondisi normal turunnya indeks yang tidak disertai dengan keluarnya dana asing selalu merupakan peluang untuk melakukan buy on weakness, namun tidak banyak yang cukup berani memanfaatkan momentum tersebut minggu lalu karena takut akan mengambil resiko menjelang Pilkada Putaran kedua.

Namun  dengan melihat IHSG dari sudut pandang Foreign Flow kita dapat melihat apa yang sedang dipikirkan para pemain besar penggerak IHSG, berikut ini beberapa poin yang bisa kita pelajari dalam membaca pergerakan IHSG sebelum dan sesudah pemungutan suara dari Pilkada DKI yang lalu.

paskem

KOREKSI IHSG TERJADI DI MASA TENANG
Jika kita mempelajari timing penurunan IHSG, kita bisa melihat koreksi IHSG tidak terjadi sejak awal masa kampanye putaran kedua ketika berbagai proses kampanye terjadi, pada periode tersebut IHSG justru mengalami kenaikan cukup signifikan disertai dengan inflow besar-besaran di bursa kita.

Dan meskipun IHSG mengalami koreksi yang cukup besar di masa tenang menjelang Pilkada  tidak terjadi outflow dana asing, artinya tidak ada kepanikan investor asing menjelang pemungutan suara. Bahkan di hari terakhir sebelum libur Pilkada, investor asing tercatat dalam posisi inflow.

SPEKULASI ASING MENJELANG PEMUNGUTAN SUARA ?!

Melihat masuknya dana asing menjelang pemungutan suara  membuat kita berpandangan bahwa

Pertama, masuknya dana asing berarti investor asing dalam kondisi optimis Paslon pilihan mereka akan menjadi pemenang dalam pilkada, itu sebabnya mereka memutuskan untuk melakukan akumulasi sambil berspekulasi sebelum pemungutan suaran. Namun sulitnya memprediksi siapa yang akan menang sampai detik-detik terakhir menjelang pemungutan suara, dan juga masih melekatnya ‘trauma’ pasca Brexit dan Pilpres US, dimana hasil survey ternyata salah memprediksi pemenang. Hal ini membuat kecil kemungkinan Asing memang sudah sangat yakin kalau pasangan Anies – Sandi yang akan menang.

Sejak awal kami memang lebih percaya alasan dibalik masuknya dana asing yang membuat IHSG terus membuat NEW HIGH sepanjang bulan Maret, didorong oleh optimime akan diberikannya investment grade oleh S&P dan bukan optimisme terhadap hasil dari Pilkada.

Artinya sejak awal Investor Asing sepertinya tidak terlalu khawatir akan siapa pun yang akan terpilih sebagai Gubernur DKI, selama semuanya berjalan dengan aman, maka asing tetap akan mempertahankan outlook dan strateginya di IHSG menjelang diumumkannya rating S&P.

PASLON PILIHAN INVESTOR ASING

Jika berbicara dengan mengenai Paslon mana yang lebih diharapkan investor asing akan menang. Selama berada di Amerika Serikat dalam 2 minggu terakhir saya memiliki kesempatan untuk berbincang-bincang mengenai pandangan beberapa investor di Amerika Serikat mengenai kondisi Indonesia. Saya juga sempat berbincang-bincang dengan adik saya yang merupakan Risk Analyst di Barclays salah satu yang merupakan investment banking  terkuat di dunia saat ini.

Dari berbagai diskusi yang saya lakukan selama di Amerika Serikat dalam 2 minggu terakhir bisa saya simpulkan pandangan investor asing mengenai Indonesia sampai saat ini sangat baik, dan mereka puas dengan kinerja pemerintah sejauh ini, saya mendengar nama Jokowi dan Sri Mulyani beberapa kali di ’mention’ namun nama Ahok atau Anies sama sekali tidak pernah muncul.

Meskipun memang saya tidak punya kesempatan berbicara dengan para pengambil keputusan di Investment Banking, namun saya bisa menyimpulkan bahwa outlook investor asing terhadap Indonesia masih sangat positif, dan mereka ‘excited’ dengan apa yang sedang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir.

Kalau diterjemahkan pada pilkada Jakarta saat ini, artinya investor asing ingin apa yang terjadi di Indonesia atau di

Jakarta saat ini tetap berlangsung sesuai rencana,  jadi kemungkinan mereka akan lebih senang jika pasangan Ahok – Djarot yang akan menang.

Namun melihat reaksi investor asing pasca pengumuman hasil putaran pertama, kita juga tidak melihat ada kekhawatiran yang besar jika pasangan Anies-Sandi yang menang.

KENAPA IHSG MENGALAMI KOREKSI MENJELANG PILKADA ?!
Menurut kami alasan di balik turunnya IHSG, sepenuhnya merupakan strategi asing, yang sudah sesuai dengan Teori Foreign Flow yang mengatakan :

 

“dalam setiap trend bullish yang kuat akan ada masa-masa dimana IHSG mengalami koreksi namun investor asing tidak melakukan penjualan, tujuannya supaya mereka bisa melanjutkan proses akumulasi mereka di harga yang lebih rendah, dan mengendalikan psikologi market supaya tidak terjadi Euphoria dimasa akumulasi yang sedang terjadi.”

Dan ketidakpastian mejelang Pilkada adalah momentum yang ideal untuk menjalankan strategi untuk menurunkan IHSG, dan karena Investor Asing tidak melihat ada implikasi yang perlu dikhawatirkan dari Pilkada DKI maka mereka memilih memanfaatkan momentum ini untuk mempermulus strategi besar mereka menyambut pengumuman rating S&P.

Kalaupun pemenang Pilkada tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, maka masih periode cukup panjang sampai hasil dari Pilkada tersebut akan memberikan dampak pada perekonomian Nasional atau Jakarta.

Jadi masih banyak waktu untuk mereka meng-adjust strategi mereka untuk merespon perubahan kepemimpinan tersebut. Untuk sementara mereka masih akan terus focus pada perkembangan rating S&P yang implikasinya jauh lebih besar dalam jangka pendek.

Related : Masih tersedia kesempatan untuk anda yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya untuk mengikuti Workshop Foreign Flow yang akan diadakan di tanggal 6 Mei 2017, dimana anda bisa mempelajari lebih dalam mengenai Teori Foreign Flow, dan mempelajari bagaimana investor asing mengendalikan saham-saham di bursa kita.

EFEK DARI RATING INVESTMENT GRADE S&P UNTUK IHSG

Jika rating BBB- jadi diberikan oleh lembaga rating S&P di bulan Mei ini mengikuti Fitch, Moody’s (ketiga lembaga ini menguasa mengisi pangsa pasar industri pemeringkat efek sebesar 95% ) maka 3 lembaga rating dunia ‘sepakat’ memasukan Indonesia dalam kategori ‘Lower Investment Grade’.

Goldman Sach memprediksi berita ini berpotensi membawa arus modal masuk ke Indonesia sebesar 5 Miliar Dollar Amerika, yang datang dari Jepang (dari dana pensiun Jepang yang disebut – sebut sebagai dana pensiun terbesar di dunia). Selama ini dana Pensiun ini belum bisa masuk karena terbentur kebijakan harus sepakatnya 3 perusahaan pemeringkat efek, memberikan Investment Grade untuk Indonesia. Dari informasi yang kami dapat, salah satu petinggi di BEI juga mengemukakan alasan yang sama pasca bertemu dengan para investor kelas kakap di Jepang.

Selain Jepang tentu ada akan lagi peluang dana-dana segar dari negara lainnya untuk masuk ke bursa kita, jika Investment Grade jadi diberikan. Apalagi mengingat IHSG adalah indeks dengan kinerja terbaik dunia dalam 10 tahun terakhir.

Di awal saham-saham Blue Chip kemmungkinan menjadi sasaran utama pembelian investor asing yang baru, saham-saham perbankan dan saham-saham seperti TLKM, ASII kemungkinan menjadi sasaran utama dana-dana asing yang baru datang. Tidak heran saham-saham tersebut terus diborong oleh investor asing (yang sudah beroperasi di Indonesia saat ini) dalam beberapa bulan terakhir, setelah semakin menguatnya peluang dari pemberian investment grade.

Efek dari Investment Grade ini dipercaya akan akan jauh lebih besar efeknya daripada efek kemenangan pasangan Anies – Sandi di Pilkada DKI minggu lalu.

 

 

 

 

Inikah detik-detik terakhir sebelum IHSG ke 6000 ?!

$
0
0

DETIK-DETIK

Dalam 5 hari terakhir Dana Asing mengalir dengan deras ke IHSG secara total masuk sebesar 4.7 Triliyun, namun  tidak banyak media dan analis yang membahas pergerakan luar biasa investor asing ini. Padalah jumlah inflow yang terjadi dalam 5 hari terakhir ini jelas bukanlah inflow yang biasa, bahkan dalam sejarah IHSG kejadian seperti saat ini paling hanya pernah terjadi 3-5 kali di masa yang lalu.

Hal lain yang menyebabkan Inflow luar biasa adalah karena terjadi ketika IHSG terus membentuk level tertingginya dalam sejarah, artinya meskipun IHSG sudah sangat-sangat tinggi, namun investor asing masih sangat-sangat ‘bernafsu’ untuk memborong sahamnya. Dan tentunya dengan logika sederhana kita bisa menyimpulkan, jika Investor Asing yang merupakan pengendali dan penguasa IHSG sangat bernafsu untuk memborong saham ketika saham-saham tersebut ada di level tertingginya sepanjang sejarah, tentunya mereka sangat-sangat optimis dengan kondisi saat ini.

Di sisi lain kami tidak banyak investor dan analis dalam negeri yang optimis akan kenaikan IHSG akan terus melanjutkan rallynya. Menurut pantauan kami sejak awal bulan Maret lalu ketika investor asing mulai melakukan pergerakan yang cukup luar biasa, hanya kami dari CTS yang sibuk mengatakan IHSG siap ke 6.000.

Sementara para analis-analis dalam negeri lebih sibuk membahas kenaikan suku bunga  The Fed, Pilkada DKI sampai pemilu Prancis yang terbukti tidak ada efeknya untuk IHSG, padahal di waktu yang sama Investor Asing sibuk memborong saham-saham unggulan di IHSG dari para investor lokal.

#Salahfokus dari analis-analis dalam negeri tersebut, memang cukup bisa dipahami karena memang selama bertahun-tahun pendidikan analisa saham masih terfokus pada analisa Technical dan Fundamental, dari catatan kami memang baru dalam 1-2 tahun terakhir para investor institusi, dana pensiun dan sekuritas mulai mengirim analis-analinya  mengikuti workshop-workshop yang kami adakan untuk mempelajari metode analisa Bandarmologi dan Foreign Flow.

INFLOW LUAR

STRATEGI SPESIAL INVESTOR ASING DALAM MELAKUKAN AKUMULASI DALAM 1 MINGGU TERAKHIR

Hal lain yang membuat banyak investor lokal tidak menyadari akan pergerakan investor asing yang luar biasa dalam 1 minggu terakhir ini kemungkinan karena memang investor asing sedang melakukan akumulasi dengan cara yang spesial. Umumnya dalam masa-masa akumulasi besar yang mereka lakukan, akumulasi dilakukan sepanjang hari, disertai dengan kenaikan di berbagai saham blue chip dan second liner,dan kejadian tersebut berlangsung selama berhari-hari.

Kenaikan seperti itu membuat para investor lokal pun menyadari kalau investor asing memang sedang terus melakukan akumulasi di bursa kita, namun dalam beberapa hari terakhir IHSG dibuat seakan-akan jalan ditempat berada di antara Zona Merah dan Hijau sepanjang perdagangan, inflow dana asing pun masuk secara perlahan, dan saham-saham yang dikumpulkan mereka naik-turun sepanjang perdagangan, dan pergerakan asing ditutup dengan akumulasi besar-besaran di akhir perdagangan. Besoknya pergerakan yang sama kembali diulang, IHSG kembali bergerk lesu cenderung terkoreksi kecil membuat kita ‘melupakan’ inflow besar di hari sebelumnya.

Dan jika kami melihat reaksi-reaksi para investor ritel di berbagai sosial media, terlihat para trader lebih tertarik membahas karangan bunga untuk Ahok daripada strategi special yang sedang dilakukan oleh investor asing ini.  Dalam teori Foreign Flow kondisi saat ini justru sangat menarik karena membuat investor asing bisa terus mengakumulasi saham dari investor lokal. Berbeda ketika perhatian investor lokal sudah terfokus pada pergerakan dana asing, dalam kondisi seperti itu jika Investor Asing mau terus melakukan akumulasinya IHSG umumnya akan diturunkan dulu untuk memadamkan euforia investor ritel seperti yang terjadi di pertengahan bulan Maret lalu.

Related: Ini adalah momentum yang sangat baik untuk mengikuti Workshop Foreign Flow Jakarta (6 Mei 2017) bagi rekan-rekan yang sampai saat ini belum mempelajari mengenai ilmu Foreign Flow sehingga kita bisa sekaligus mengikuti arus dana asing yang luar biasa yang sedang terjadi saat ini. Baca info lengkapnya disini.

210578537b1156105ee715ac5481a38aDETIK-DETIK TERAKHIR MENJELANG BULAN MEI
Seperti pembahasan kami dalam post kemarin, inflow besar yang terjadi saat ini kemungkinan ada hubungannya dengan pengumuman S&P yang rencananya akan diumumkan di bulan Mei nanti. Dan melihat besarnya akumulasi yang terjadi di akhir April ini, kemungkinan pengumuman tersebut akan diumumkan di awal bulan Mei nanti.

Dan melihat besarnya akumulasi asing yang terjadi saat ini di harga yang begitu tinggi, maka besar kemungkinan Investment Grade akan benar-benar diberikan untuk Indonesia. Jangan lupa investment-invesment banking raksasa seperti BK, CS, ML, DB, dll adalah nasabah-nasabah terbesar dari S&P sendiri, jadi tidak heran jika ada informasi spesial yang diberikan kepada mereka.

APAKAH IHSG SUDAH TERLALU MAHAL SAAT INI
Jika kita menghitung akumulasi investor asing sejak awal tahun ini, total dana asing yang masuk ke bursa kita sudah sebesar 20 Triliyun, dan yang menarik jika dihitung rata-ratanya akumulasi sejak bulan Januari lalu itu berada di kisaran IHSG 5.544 sebuah average yang sangat tinggi, untuk inflow sebesar 20 Triliyun, dan hanya 160 point di atas level IHSG saat ini. Jadi kalaupun asing mau profit taking, IHSG harus naik jauh lebih tinggi dari saat ini, karena untuk kalau dijual dalam kondisi IHSG saat ini, outflow sebesar 3-5 Triliyun sudah cukup untuk menjatuhkan IHSG ke bawah level 5.500, level dimana kalau asing terus melakukan penjualan, mereka sudah menjual dalam posisi rugi.

Jadi kami melihat saat ini bukanlah momentum yang tepat untuk IHSG terkoreksi karena aksi jual asing, kalaupun mereka mau jualan kemungkinan akan dilakukan nanti setelah pengumuman S&P dengan usumsi rating jadi diberikan. Pada saat itulah investor lokal akan masuk dalam fase euforia, target-target luar biasa akan diberikan untuk IHSG, dan semua pembahasan analis akan terfokus pada rating tersebut, investor lokal pun akan berbondong-bondong mengumpulkan saham, dan kalau asing mau jualan saham-saham yang di akumulasinya saat ini. Intulah momentum yang tepat….

Kami melihat ada peluang yang sangat menarik di IHSG memasuki bulan Mei ini, itu sebabnya untuk mempersiapkan para Alumni-Alumni Workshop kami (baik Foreign Flow maupun Bandarmologi) kami akan mengadakan Gathering Online Khusus Alumni, yang bisa diikuti setiap alumni Workshop kami secara gratis pada hari Selasa tanggal 2 Mei 2017, dimana kita akan mencari strategi ideal untuk memanfaatkan momentum saat ini secara maksimal. Klik disini untuk Alumni yang ingin mendaftar.

 

 

 

 


Sudah Beli 2T, Asing Masih Nyangkut di Saham Ini !!

$
0
0

depan 2t

Sejak awal bulan Maret sampai akhir bulan April total dana asing yang masuk ke bursa kita sudah sebesar 18 Triliyun. Namun terlepas dari jumlah inflow dana asing yang begitu luar biasa, IHSG terlihat tidak terlalu banyak mengalami kenaikan dalam 2 bulan ini, meskipun asing terus meng-akumulasi saham unggulan namun tidak banyak analis dan investor lokal yang ‘menyadari’ fakta ini. Berbagai issue baik dalam maupun luar negeri seperti (kenaikan bunga The Fed dan Pilkada DKI) terlihat jauh lebih sering dibahas dalam 2 bulan terakhir ini.

Jika dilihat dari sudut pandang investor asing, kondisi 2 bulan terakhir merupakan kondisi yang mereka harapakan, karena kita sering lupa bahwa setiap kali investor asing tercatat net buy di suatu saham, di saat yang sama ada investor lokal yang menjual sahamnya kepada investor asing. Jadi dengan kata lain investor asing dan lokal tidak boleh memiliki pandangan yang sama.

Jika investor asing sangat optimis dengan kondisi IHSG kedepan dan ingin membeli saham sebanyak-banyaknya sebisa mungkin investor lokal harus dibuat pesimis suapaya mau menjual saham sebanyak-banyaknya. Itu sebabnya di tengah akumulasi asing besar-besaran dalam 2 bulan terakhir, berita-berita mengenai suku bunga The Fed dan Pilkada DKI terus diangkat untuk membuat investor lokal pesimis dan mau menjual sahamnya ke investor asing. Trik seperti ini paling tidak sudah digunakan dalam 6 tahun terakhir, namun terlihat masih terus berhasil ‘menjebak’ investor dalam negeri.

Selain menggunakan berita dan report-report sekutirtas, ada satu senjata lain yang selalu digunakan investor asing untuk mengendalikan persepsi investor lokal sesuai dengan kepentingan mereka, yaitu dengan ‘mempermainkan’ pergerakan harga.

Investor Asing sangat sering mempermainkan pergerakan harga ketika mereka dalam fase akumulasi, terutama setelah Creative Trading System berhasil menciptakan Foreign Flow System di tahun 2010 lalu dan terus mengembangkannya dari tahun ke tahun, pemahaman investor lokal terhadap pergerakan dana asing menjadi jauh lebih besar.

Itu sebabnya jika satu hari ada saham yang diakumulasi asing dalam jumlah besar, besoknya perhatian investor lokal akan langsung  tertuju pada saham tersebut, investor lokal yang belum punya saham ini jadi ingin membeli, dan yang sudah punya tidak ingin cepat-cepat menjual, perubahan kondisi tersebut tentu tidak menguntungkan investor asing kalau mereka memang masih ingin terus melanjutkan akumulasi mereka.

Control-KeyHal yang sama baru saja terjadi di saham TLKM minggu lalu, setelah terjadi inflow besar-besaran (terbesar sepanjang sejarah), banyak investor lokal yang langsung mencoba memanfaatkan momentum ini untuk menunggangi pergerakan investor asing. Dalam kondisi seperti ini investor asing adalah dengan mempermainkan harga saham yang bersangkutan.

Investor asing tahu kalau mayoritas investor lokal beranggapan jika hari ini investor asing melakukan pembelian, maka besok harganya akan naik,sama seperti ‘mindset’ investor ritel, yang kalau hari ini beli saham, langsung berharap besok hargnaya naik.

Namun jika kita memposisikan diri kita sebagai investor asing yang  memiliki rencana membeli dalam jumlah yang besar dan pembelian tersebut bisa dilakukan dalam waktu 1 hari maka kenaikan harga di masa akumulasi jelas merugikan mereka, apalagi jika kenaikan harga juga disertai dengan turunnya niat jual investor lokal.

Itulah sebabnya di masa akumulasi asing sering mempermainkan harga saham, ketika kondisi sudah terlalu ‘hot’ karena akumulasi yang mereka lakukan, mereka umumnya secara sengaja mengurangi/menghentikan akumulasi mereka untuk beberapa hari sambil menurunkan harga saham yang bersangkutan.

Hal ini memang sangat menyebalkan buat investor lokal yang fokus menggunakan strategi mengikuti pergerakan investor asing, karena meskipun kita akhirnya sudah paham mengapa setelah asing memborong saham, harga justru bisa turun dalam jangka pendek, namun penurunan harga jangka pendek itu tidak menghapus fakta bahwa barang yang sudah di akumulasi perlu dijual lagi, dan karena setiap investor yang membeli saham memiliki tujuan untuk mencari keuntungan, jadi keuntungan hanya bisa diperoleh dengan cara menjual saham yang dibeli di atas harga beli mereka. Jadi meskipun harga bisa mereka turunkan, namun strategi tersebut bukan untuk melakukan distribusi/ profit taking.  Untuk Investor Asing memperoleh keuntungan, mau tidak mau harga harus kembali dinaikan untuk dapat melakukan profit taking.

Itulah sebabnya salah satu metode analisa yang sangat disukai oleh para trader yang menggunakan analisa Foreign Flow adalah mencari saham-saham yang sudah dalam kondisi di ‘mark down’ setelah cukup lama di akumulasi oleh asing. Pada saham-saham tersebut bukan hanya investor asing sudah mengakumulasi dalam jumlah besar, namun harganya juga sudah diturunkan pasca akumulasi untuk mengusir investor lokal.

Jika kita beruntung kita bahkan bisa menemukan saham yang sudah diakumulasi dalam jumlah besar, dan harga sudah diturunkan ke bawah average harga akumulasi asing, artinya jika kita membeli sahamnya pada level harga tersebut maka modal kita di saham tersebut akan lebih rendah daripada modal average akumulasi asing, bukan cuma itu karena harga sudah berada di bawah average akumulasi asing, maka resiko asing tiba-tiba mendistribusi saham tersebut menjadi sangat kecil, karena harga sudah dibawah harga modal pembelian mereka.

Saat ini ada 1 saham Blue Chip yang memenuhi kriteria tersebut, saham ini sudah di akumulasi asing sebesar 2,6 Triliyun lebih sejak awal akumulasi besarnya bulan Maret lalu, dan harga saham ini sekarang sudah berada di bawah average akumulasi asing dalam periode tersebut.

bmriii

Saham tersebut adalah saham BMRI, seperti terlihat pada grafik di atas ada akumulasi besar yang terjadi di saham ini sejak pertengahan bulan Maret lalu, akumulasi asing sempat membuat saham ini naik secara signifikan di akhir bulan Maret lalu ke level 12.400an, namun setelah kenaikan tersebut investor asing tampak me-markdown saham ini sehingga harganya turun sampai ke level 11.400. Namun meskipun harganya turun investor asing terus melakukan akumulasinya sepanjang bulan April lalu, secara total investor asing menambah pembeliannya di BMRI sebesar 1.4 Triliyun. Dengan total akumulasi 2.6 T sejak tanggal 16 Maret, dan average harga pembelian di level 11.823, yang notabene lebih tinggi dari harga BMRI saat ini di 11.700. Hal ini yang membuat BMRI menjadi saham yang menarik untuk diperhatikan saat ini, karena potensi kenaikan dalam jangka menengah cukup tinggi, mengingat akumulasi asing di saham ini sudah sangat besar, dan untuk melakukan profit taking saham ini perlu naik cukup signifikan dari level harga saat ini.

Jika kita mengambil periode lebih panjang sejak awal akumulasi asing di saham ini di akhir bulan November lalu, total pembelian asing di saham ini sudah mencapai 5 Triliyun rupiah, dan average pembelian asing di level 11.400 hanya 300 rupiah di atas harga saat ini. , jadi sangat kecil kemungkinan investor asing melakukan penjualan besar-besaran saat ini mengingat jumlah pembelian asing di saham ini sudah mencapai 5 Triliyun rupiah

 


Hanya tersisa 3 seats lagi untuk pendaftaran Workshop Foreign Flow Jakarta akhir pekan ini, ini kesempatan anda untuk mempelajari lebih dalam mengenai pergerakan dana asing, dan memiliki sistem yang dirancang khusus untuk mendeteksi pergerakan dana asing secara realtime. Untuk info dan pendaftaran, klik disini.

 

 

 

2017: Sell in May or Buy in May ?!

$
0
0

TOPP

Minggu lalu kami merilis 2 artikel yang saling bertolak belakang satu sama lain, artikel pertama mengatakan bahwa masuknya dana asing secara luar biasa berpotensi membawa IHSG ke 6.000 (atau paling tidak ke 5.900an), dan artikel kedua membahas mengenai fakta sejarah yang membuktikan bahwa kita memasuki periode yang menakutkan di IHSG (Mei – Oktober) satu periode yang kami buktikan secara statistik merupakan periode dimana IHSG umumnya mengalami koreksi besar.

Jadi bulan Mei ini akan dipengaruhi oleh 2 kekuatan besar di IHSG, pertama fakta sejarah mengenai mitos “Sell in may, and Go Away” yang menyarankan kita keluar dari market, namun di sisi kita juga tidak bisa menutup mata dari pergerakan dana asing yang di bulan April lalu saja tercatat inflow sebesar 8 Triliyun, karena sejarah juga membuktikan bahwa IHSG hanya bisa terkoreksi kalau investor asing melakukan aksi jual besar-besaran. Dan peluang investor asing melakukan aksi jual besar-besaran sejak awal bulan Mei ini tentu sangat kecil, apalagi mempetimbangkan inflow yang terjadi di bulan April.

Jadi kemana arah IHSG di bulan Mei ini ?!

Jawabannya sebenarnya cukup sederhana, pertama kita harus memahami koreksi signifikan yang terjadi di IHSG umumnya berlangsung selama 1-2 bulan, paling lama 3 bulan, hal ini berarti meskipun mitosnya bernama “Sell in May” namun itu sama sekali tidak berarti IHSG akan turun terus dari bulan Mei ke bulan Oktober, karena berbeda dengan trend bullish yang umumnya berjalan lambat, trend bearish umumnya terjadi lebih cepat, hanya dalam waktu 2-3 bulan saja IHSG bisa turun sampai 20% lebih.

2 SEAS

Jadi untuk kalau kita percaya IHSG akan kembali jatuh di periode Mei – Oktober ini maka masih ada waktu sampai paling tidak bulan September nanti untuk koreksi tersebut datang, tidak perlu harus dimulai di bulan Mei. Namun tentunya kewaspadaan kita harus lebih ditingkatkan karena periode ini disebut “Sell in May” karena memang probabilitas koreksi meningkat sejak bulan Mei-Oktober, dibanding bulan-bulan lainnya.

Untunya sekarang kita bisa mengandalkan analisa Foreign Flow untuk lebih membantu memprediksi pergerakan IHSG dalam periode yang lebih pendek. Seperti dibahas sebelumnya bulan April lalu dana asing masuk ke bursa kita sebanyak 8 Triliyun, 4 Triliyun di antaranya masuk di minggu terakhir. Jadi secara logika potensi asing akan langsung membombardir market dengan aksi jual besar-besaran di awal Mei ini hampir tidak ada, karena itu akan membuat mereka harus menjual dalam kondisi rugi, karena sepanjang 1 bulan terakhir asing berupaya sedemikian rupa untuk menjaga supaya IHSG tidak banyak naik selama fase akumulasi mereka, jadi kalau mereka mau menjual saham-sahamnya sekarang tentunya penjualan harus dilakukan di level harga yang relative sama bahkan lebih rendah dari modal akumulasi asing.

Related : Asing sudah beli di 2 Triliun di saham ini, tapi masih juga nyangkut, temukan alasan dan peluangnya disini.

Satu hal yang mulai perlu kita perhatikan di bulan ini adalah arus dana asing, apakah akumulasi asing mulai masih terus terjadi, ataukah jumlahnya semakin hari semakin berkurang, dan di sisi lain IHSG justru masuk ke dalam fase euforia dan terus mengalami kenaikan yang dimotori oleh investor lokal. Karena setelah fase itu terjadi, akan terbuka peluang untuk investor asing melakukan profit taking, dan profit taking itulah yang bisa membuat IHSG mengalami koreksi besar.

 


Untuk para Alumni Workshop Bandarmologi dan Foreign Flow, malam ini jam 19.00 WIB kami akan membuat Gathering khusus Alumni, dimana kita akan sama-sama membahas mengenai prediksi IHSG kedepan, dan apa yang perlu kita waspadai memasuki periode Mei-Oktober 2017. Jika anda Alumni, dan belum mendaftar, daftarkan diri anda secara FREE disini.

 

 

 

Pertaruhan 28 T Investor Asing untuk Indonesia

$
0
0

PERTAA

Saat ini kondisi dalam negeri yang kembali memanas, belum reda efek dari vonis Ahok, yang diwarnai berbagai perdebatan dan keributan di sosial media, ditambah lagi saat media mulai meng-highlight mengenai rumor beberapa politisi kawakan sedang menyatukan kekuatan untuk menjatuhkan Presiden Jokowi.

Dalam investasi pasar modal, memanasnya kondisi sosial politik selalu dinilai sebagai sebuah resiko yang harus sangat diperhatikan, karena kita tahu fundamental dan kinerja keuangan perusahaan tidak akan banyak berpengaruh jika pemerintahan di suatu negera ditumbangkan, atau jika terjadi kerusuhan sosial dalam negeri.

Secara teori jika kondisi dalam suatu negara memanas, pada umumnya investor asing menjadi pihak yang paling pertama bereaksi, dan mengurangi portfolio investasinya di negara tersebut, investor lokal sendiri umumnya hanya bisa pasrah dan berharap yang terbaik, karena memang tidak memiliki banyak pilihan opsi investasi.

Menariknya bukan itu yang sedang terjadi saat ini, ketika kita investor dalam negeri semakin hari semakin khawatir akan kondisi dalam negeri, investor asing malah terus memanfaatkan kondisi tersebut untuk memborong saham-saham yang dijual para investor lokal. Dalam 1 bulan terakhir (sejak 17 April – 16 Mei) di tengah banyaknya berita mengkhawatirkan di dalam negeri investor asing terus mencatatkan inflow setiap harinya. Pada periode tersebut saja dana asing sudah masuk sebesar 13.1 Triliyun.

Karena dalam beberapa minggu terakhir IHSG tidak kunjung naik, banyak investor dalam negeri yang mulai mempertanyakan aksi pembelian asing yang sedang terjadi saat ini. Pra Big Player dalam negeri beranggapan InvestorAsing sedang salah strategi sehingga investor asing yang malah memborong saham ketika kondisi dalam negeri seperti saat in, itu sebabnya investor asing bisa terus memborong saham dalam jumlah sangat besar tanpa menyebabkan IHSG mengalami kenaikan dalam 1 bulan terakhir.

kenaikan

Jika kita melihat Grafik Foreign Flow IHSG di atas, sampai perdagangan kemarin tercatat dana asing sudah masuk sebesar 28.5 Triliyun sejak awal fase akumulasi asing tanggal 26 Jan 2017 lalu, dan IHSG baru naik 6.4% dalam periode yang sama. Sebagai perbandingan di masa Tax Amnesty tahun lalu, dimana investor asing juga memborong saham-saham di bursa kita total dana asing yang masuk sebesar 25.9 Triliyun, dan pada periode tersebut IHSG naik sebesar 15.8%.

GRAFIK FOREIGN FLOW IHSG 2016

GRAFIK FOREIGN FLOW IHSG 2016

Jadi bisa dikatakan kenaikan yang terjadi tahun lalu, dimotori oleh inflow yang lebih sedikit, namun membuat IHSG naik jauh lebih tinggi. Hal ini memang bisa dijelaskan  karena pada tahun lalu sentimen Tax Amnesty diketahui oleh bersama, sehingga baik investor asing, maupun lokal sama-sama optimis akan kondisi tersebut, jadi pada saat tersebut jika Investor Asing mau memborong saham, mau tidak mau mereka harus membelinya di harga yang tinggi. Kondisi yang sangat berbeda dengan fase akumulasi yang terjadi beberapa bulan terakhir.

Seperti yang selalu kami bahas dalam 2 bulan terakhir, saat ini investor asing sedang bertaruh akan diberikannya Investment Grade untuk Indonesia oleh S&P. Sentimen tersebut diharapkan akan menjadi sentimen positif yang jauh lebih besar dibandingkan dengan berbagai sentimen negatif yang ada saat ini dan membuat IHSG akan naik signifikan, juga memaksa investor lokal kembali membeli saham-saham yang baru saja mereka jual, di harga yang jauh lebih tinggi pasca rating diberikan ?! Itulah sebabnya asing terus memilih untuk memborong saham menjelang pengumuman S&p yang menurut informasi yang kami dapat dari beberapa sumber, akan diumumkan hari ini (16 Mei 2017).

Sebagai pemain kecil lokal kami memilih memilih untuk mengikuti strategi para Investor Asing, pertama karena sejarah membuktikan bahwa selama ini investor asing selalu berhasil memperoleh keuntungan yang besar di Indonesia, tidak peduli siapa presidennya, bagaimana kondisi Ekonomi atau kondisi Politik dalam negeri, investor asing selalu berhasil memperoleh keuntungan.

Kedua karena saya tidak mau berharap supaya Indonesia masuk ke dalam krisis terutama krisis sosial dan politik, yang dapat memberikan guncangan besar untuk Indonesia secara keseluruhan dan bukan pasar modal.

 

 

Bagaimana Asing Kendalikan Berita, Harga & Analis di BEI

$
0
0

bagaimanaaa11AA S

Pada hari Jumat kemarin lembaga rating terbesar di dunia S&P akhirnya mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk mengupgrade Rating Indonesia ke level Investment Grade. Keputusan ini langsung disambut euphoria dan kenaikan luar biasa pada IHSG sesi kedua hari Jumat lalu. Pada penutupan hari Jumat lalu IHSG langsung mencapai level tertingginya sepanjang sejarah.

Berita tersebut membuat sepanjang akhir pekan ini para analis dan praktisi di pasar modal kita terlihat berlomba-lomba untuk memberikan analisanya mengenai prospek IHSG kedepan pasca keputusan Investment Grade ini, disertai dengan target-target kenaikan IHSG yang luar biasa di masa yang akan datang. Dari pantauan kami ada puluhan praktisi pasar modal dari senior analis di sekuritas, broker, analis independent, trainer saham, sampai penulis buku secara tiba-tiba langsung sepakat akan cerahnya prospek IHSG kedepan. Padahal hanya 2 hari sebelumnya sebagian dari praktisi tersebut memprediksi IHSG dalam bahaya koreksi yang jauh lebih besar, setelah indeks terus mengalami koreksi yang membuat IHSG menembus supportnya dan turun ke level 5.600an.

Secara logika perubahan 180 derajat para analis dalam negeri tersebut memang masuk akal, karena adanya faktor pemberian rating S&P, para analis percaya akan besarnya efek dari pemberian rating tersebut pada sector keuangan di Indonesia dalam jangka penjang. Seperti pembahasan kami beberapa waktu yang lalu Goldman Sach memprediksi pemberian rating  BBB- dapat menyebabkan arus modal masuk ke Indonesia sebesar 5 Miliar Dollar Amerika, yang datang dari Jepang (dari dana pensiun Jepang yang disebut – sebut sebagai dana pensiun terbesar di dunia). Jadi meskipun dana tersebut akan masuk secara bertahap dan hanya sebagian kecil yang masuk ke pasar modal kita, namun tidak bisa dipungkiri bahwa prospek IHSG kedepan akan jauh lebih baik.

Namun yang ingin kami garis bawahi dalam artikel ini bukanlah prospek IHSG kedepan, namun timing dikeluarkannya berita ini, dan apa yang sudah dilakukan investor asing dalam 2 bulan terakhir, sebelum keluarnya keputusan dari S&P akhirnya diberitahukan ke publik pada  hari Jumat lalu.

Karena kita tahu analisa Fundamental akan sangat kecil efeknya dalam jangka pendek jika kita hanya menganalisa berita yang sudah ‘basi’ dan sudah direspon oleh market dari jauh-jauh hari sebelumnya. Sama seperti kita menganalisa berita yang keluar tahun lalu untuk keputusan membeli saham yang bersangkutan hari ini, tentu meskipun secara logika semua analisa kita benar namun karena beritanya sudah ‘basi’, hasil analisa kita tidak akan ada banyak efeknya lagi untuk pergerakan saham tersebut saat ini.

Hal yang sama kami lihat sedang terjadi di IHSG saat ini, di kala para investor dan analis dalam negeri dalam masa euforia, karena merasa ada ‘berita baru’ mengenai Investment Grade hari Jumat lalu, namun sebenarnya kenyataan di market berkata lain, berita tersebut kemungkinan besar sudah diketahui para investor asing sejak 2 bulan yang lalu, hal itulah yang menyebabkan dana asing terus masuk ke bursa kita dalam 2 bulan terakhir.

das

Untuk membuktikannya kami akan mencantumkan beberapa statment dari analisa yang diliris Team Creative Trader mengenai IHSG dalam 2 bulan terakhir yang membuat anda akan menyadari bahwa berita pemberian rating ini sebenarnya bukanlah berita baru dan sudah bisa diprediksi oleh kami menggunakan analisa foreign flow sejak 2 bulan yang lalu.

ARTIKEL 20 MARET 2017 : KETIKA LOKAL MASIH BINGUNG, ASING PANIC BUYING !!

(setelah asing tiba-tiba masuk dalam jumlah sangat besar dalam 2 hari berturut-turut) Jadi hampir pasti ada sesuatu yang belum diketahui oleh investor lokal, namun sudah diketahui oleh investor asing saat ini. Sesuatu yang bernilai 4.2 Triliyun. Sejak awal minggu lalu kami sudah memprediksi bahwa inflow asing ini ada hubungannya dengan kunjungan Lembaga S&P ke Indonesia untuk me-review mengenai Rating Indonesia. Seperti kita ketahui saat ini S&P adalah satu-satunya lembaga rating yang belum memberikan Investment Grade untuk Indonesia.

Pemberian Investor Grade ini dapat membuka banyak pintu untuk pasar modal Indonesia, karena akan ada banyak dana kelolaan dari luar negeri yang baru bisa masuk jika ketiga lembaga rating ini sudah memberikan rating yang sama. Dan jika S&P benar-benar akan memberikan rating BBB- untuk Indonesia, kira-kira siapakah yang akan mereka beri tahu lebih dulu ?!

ARTIKEL 4 APRIL 2017: KENAPA IHSG SIAP KE 6000 ?!

(Selama ini) aksi beli asing selalu dimulai ketika IHSG berada di level 4.500 ke bawah, dan akumulasi tersebut berhasil membawa IHSG menembus level 5.000an. Dan jika tahun ini akumulasi asing di IHSG dimulai di level 5.250, dan jika dana yang dialokasikan untuk mengakumulasi sama besarnya tentunya target IHSG akan jauh lebih tinggi lagi. Itulah sebabnya kami optimis kalau IHSG bisa mencapai level 6.000 di tahun 2017 ini.

ARTIKEL 27 APRIL 2017: INIKAH DETIK-DETIK TERAKHIR SEBELUM IHSG KE 6000 ?!

DETIK-DETIK

melihat besarnya akumulasi asing yang terjadi saat ini di harga yang begitu tinggi, maka besar kemungkinan Investment Grade akan benar-benar diberikan untuk Indonesia. Jangan lupa investment-invesment banking raksasa seperti BK, CS, ML, DB, dll adalah nasabah-nasabah terbesar dari S&P sendiri, jadi tidak heran jika ada informasi spesial yang diberikan kepada mereka…

Jadi kami melihat saat ini bukanlah momentum yang tepat untuk IHSG terkoreksi karena aksi jual asing, kalaupun mereka (investor asing) mau jualan kemungkinan akan dilakukan nanti setelah pengumuman rating S&P. Pada saat itulah investor lokal akan masuk dalam fase euforia, target-target luar biasa akan diberikan untuk IHSG, dan semua pembahasan analis akan terfokus pada rating tersebut, investor lokal pun akan berbondong-bondong mengumpulkan saham, dan kalau asing mau jualan saham-saham yang di akumulasinya saat ini. Itulah momentum yang tepat....

ARTIKEL 3 MEI 2017: SELL IN MAY OR BUY IN MAY ?!

(Menanggapi Fenomena Sell in May and Go Away) kita bisa mengandalkan sepenuhnya analisa Foreign Flow untuk memprediksi pergerakan IHSG… Seperti dibahas sebelumnya bulan April lalu dana asing masuk ke bursa kita sebanyak 8 Triliyun, 4 Triliyun di antaranya masuk di minggu terakhir. Jadi secara logika, kemungkinan asing akan langsung membombardir market dengan aksi jual besar-besaran di awal Mei ini hampir tidak ada, karena itu akan membuat mereka harus menjual dalam kondisi rugi. Karena sepanjang 1 bulan terakhir asing berupaya sedemikian rupa untuk menjaga supaya IHSG tidak banyak naik selama fase akumulasi mereka, jadi kalau mereka mau menjual saham-sahamnya sekarang tentunya penjualan harus dilakukan di level harga yang relatif sama bahkan lebih rendah dari modal akumulasi asing.

ARTIKEL 10 MEI 2017: EFEK VONIS AHOK, UNTUK IHSG

(membahas reaksi pasca vonis Ahok) ketegangan di dalam negeri membuat IHSG turun, namun tidak menurunkan niat beli Investor Asing untuk tetap memborong saham-saham di Indonesia. Kemungkinan karena Investor Asing masih sangat yakin Investment Grade akan diberikan oleh S&P dan rating tersebut memiliki efek yang jauh lebih besar dalam jangka pendek dibandingkan dengan semua yang terjadi di dalam negeri saat ini

Setelah membaca semua ulasan-ulasan mengenai IHSG, pergerakan dana asing, dan Rating S&P dalam 2 bulan terakhir terlihat sangat jelas bahwa berita yang keluar hari Jumat lalu sebenarnya merupakan berita ‘basi’ untuk Investor Asing, dan sengaja ditunda-tunda pengumumannya supaya asing bisa menfaatkan secara maksimal informasi tersebut sebelum akhirnya diberikan ke publis..

Investor asing sudah mengetahui bahwa S&P akan mengupgrade rating Indonesia bahkan sebelum dimulainya kunjungan lembaga rating tersebut ke Indonesia. Itulah alasan mengapa dalam 2 bulan terakhir dana asing di Indonesia terus masuk ke bursa kita. Ketika para investor dan analis dalam negeri ‘ditakut-takuti’ oleh sentimen Pilkada Jakarta, Sidang Ahok, dan ketegangan-ketegangan lainnya yang terjadi di Indonesia dalam 2 bulan terakhir, investor asing sibuk memanfaatkan ketakutan tersebut untuk mengumpulkan saham sebanyak mungkin dari investor lokal tersebut.

Sekarang ketika berita rating S&P sudah keluar para analis dan investor dalam negeri tiba-tiba merubah 180 derajat pandangannya terhadap IHSG, semua ketegangan di dalam negeri dilupakan, semuanya fokus pada investment grade dan memilih untuk memborong saham yang baru saja dijual di level IHSG tertinggi sepanjang sejarah. Dan tebak siapa yang sedang jualan pada perdagangan hari Jumat lalu ? Asing !!

Hal ini sama persis seperti yang kami prediksi para tanggal 27 April lalu :

kalaupun mereka (investor asing) mau jualan kemungkinan akan dilakukan nanti setelah pengumuman rating S&P. Pada saat itulah investor lokal akan masuk dalam fase euforia, target-target luar biasa akan diberikan untuk IHSG, dan semua pembahasan analis akan terfokus pada rating tersebut, investor lokal pun akan berbondong-bondong mengumpulkan saham, dan kalau asing mau jualan saham-saham yang di akumulasinya saat ini. Itulah momentum yang tepat….

Dari kasus ini kita kembali bisa menyimpulkan beberapa hal antara lain :

man-driving-in-car-in-the-city-ride-share-uber-lyft-getaround-zipcarBURSA KITA DIKUASAI DAN DIKENDALIKAN OLEH INVESTOR ASING
Selama ini kita hanya diberitahu bahwa lebih dari 50% dari market cap IHSG dimiliki oleh investor asing, namun tidak banyak yang menyadari bahwa bursa kita juga dikendalikan oleh investor asing, naik-turunnya IHSG dikendalikan oleh asing, dan diatur untuk memuluskan strategi yang sedang mereka lakukan. Sejarah membuktikan bahwa IHSG hanya bisa  naik signifikan dalam periode yang cukup panjang jika kenaikan tersebut dimotori oleh masuknya dana asing, dan hanya akan bisa turun signifikan ketika dana asing keluar dari IHSG. Seluruh faktor lainnya bisa kita lupakan dalam menganalisa IHSG.

Kenaikan suku bunga The Fed, kondisi Makro Ekonomi, Kondisi Politik, Pemilu di sana sini, dan semua faktor lainnya tidak akan ada dampaknya untuk IHSG sebelum investor asing merespon hal-hal tersebut dengan aksi jual atau aksi beli. Terlepas dari apa pun yang dikatakan para analis dalam negeri, mengenai efek hal-hal tersebut, arah pergerakan IHSG terhadap efek tersebut akan selalu searah dengan pergerakan dana asing, jika asing masuk IHSG akan naik, dan jika keluar akan turun.

Kenyataan ini kurang lebih sama seperti bagaimana kita memprediksi pergerakan sebuah mobil, seorang analis yang berada di luar mobil bisa saja membuat beribu-ribu analisa mengenai kemana arah dan tujuan mobil tersebut, dengan menganalisa cuaca, kondisi jalan, kemacetan, trend, jumlah bahan bakar, dll. Namun keputusan arah dan tujuan mobil tersebut selalu dan hanya bisa diputuskan oleh pengemudi mobil tersebut, jadi jika kita mau mengikuti mobil tersebut, cara paling baik adalah dengan menanyakan pada supirnya atau terus melihat kemana mobil tersebut bergerak, dan bukan dengan menganalisa, atau mengikuti prediksi analis yang tidak punya kendali apa-apa terhadap mobil tersebut. Jika IHSG adalah mobil, Asing adalah Supirnya. As Simple As That.

buy-sell-shutterstock_321046802HARGA TIDAK DITENTUKAN OLEH BERITA, TAPI TRANSAKSI
Banyaknya berita dan analisa yang tersebar di dunia pasar modal membuat banyak investor ‘mengira’ harga saham ditentukan oleh keluar masuknya berita. Jadi ketika saham naik banyak dari kita sibuk mencari berita yang menjadi penyabab kenaikan harga saham tersebut.

Padahal kita tahu kenyataannya berita tidak membentuk harga, yang membentuk harga adalah transaksi antar investor,  jika ada berita sangat positif membuat semua investor ingin membeli saham, namun tidak ada yang mau jualan, maka harga tidak bisa naik, begitu juga sebaliknya. Jadi untuk harga bisa naik atau turun, harus ada pihak yang yakin akan naik sehingga membeli saham yang bersangkutan, dan ada pihak lainnya yang yakin harga  kan turun sehingga menjual.

Artinya dalam kondisi sebaik atau seburuk apapun harus ada 2 pihak yang berbeda pendapat supaya transaksi bisa terbentuk. Jadi jika kita hubungkan dengan pergerakan investor asing,  ketika investor asing mengetahui bahwa S&P mengupgrade rating Indonesia 2 bulan yang lalu, dan mereka memutuskan untuk mengakumulasi saham di Indonesia, mereka harus bisa membuat para investor lokal mau menjual sahamnya ke mereka.

Itulah sebabnya para analis dan investor lokal ‘diajarkan’ untuk fokus menganalisa faktor-faktor internal dan external dari suku bunga The Fed, kondisi politik dalam negeri, pilkada Jakarta, pemilu Prancis, sidang Ahok, seakan-akan itulah yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG kedepan.

Seperti kita lihat dalam grafik IHSG di atas menjelang Pilkada Jakarta, Pasca Vonis Ahok, juga sebelum kenaikan suku bunga The Fed, IHSG  memang sengaja dibuat mengalami koreksi-koreksi jangka pendek sehingga investor dalam negeri merasa berita-berita itulah yang menyebabkan naik turunnya IHSG, padahal naik turunnya IHSG adalah strategi yang digunakan investor asing untuk mengakumulasi saham sebanyak-banyaknya di harga semurah-murahnya, hanya waktunya saja yang di-pas-paskan dengan sentimen tersebut para analis dan investor percaya kalau naik-turunnya sebabkan oleh sentimen-sentimen negatif tersebut.

Hal ini juga menjelaskan kenapa ketika IHSG naik 3% dalam perdagangan hari Jumat kemarin, investor asing justru tercatat Net Sell, karena untuk IHSG bisa naik, harus ada pihak yang mau menjual, dan ketika para investor lokal masuk dalam fase euphoria, karena mereka baru mendengar mengenai berita ratin S&P. Tebak siapa yang punya banyak barang, dan sudah bersiap untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya untuk

KESIMPULAN
Senang tidak senang itulah kenyataan yang ada di market kita, bursa kita dikuasai dan dikendalikan oleh asing. Namun itu bukan berarti kita sebagai investor lokal hanya bisa diam. Itulah sebabnya sejak 6 tahun yang lalu kami terus melakukan riset riset mengenai pergerakan dana asing, karena kami tahu jika kita ingin menebak arah pergerakan sebuah mobil, cara terbaik untuk menebaknya adalah dengan berteman dengan sopir mobil tersebut.

Namun berita positifnya adalah, sejak awal pergerakan Investor Asing yang luar biasa di bulan Maret lalu menjelang kunjungan S&P ke Indonesia, Investor Asing sudah masuk sebesar 25.7 Triliyun ke bursa kita, dan baru keluar 207 Milyar pada hari Jumat lalu, ketika berita itu dikeluarkan untuk publik. Artinya masih tersisa sebesar 25.5 Triliyun lagi, yang belum dijual.

naik lagii

Dalam kondisi seperti sekarang, kalaupun asing mau merealisasikan keuntungannya, tentunya mereka akan melakukan penjualan secara perlahan, gunanya supaya penjualan mereka tidak segera memadamkan euphoria yang sedang dialami para investor lokal, supaya para investor dan analis dalam negeri percaya kalau analisa mereka benar, dan melupakan bahwa investor lokal sudah kehilangan saham senilai 25.5 Triliyun dalam 2 bulan terakhir, dan dengan senang hati membelinya kembali di harga yang jauh lebih mahal, karena keluarnya berita Investment Grade.

Sebagai catatan sejak awal akumulasi asing di awal tahun ini, total dana asing yang sudah masuk ke bursa kita ada di level 28.6 Triliyun, dan pembelian asing di IHSG ada di kisaran IHSG 5.590, jadi untuk memperoleh keuntungan saham-saham yang dibeli harus dijual di kisaran IHSG di atas level 5.590 , tentunya semakin tinggi semakin baik.

Hal inilah yang bisa dimanfaatkan untuk investor lokal yang baru berencana belanja mulai minggu ini, pasca keluarnya berita Investment Grade, sementara bagi anda-anda pembaca setia website kami yang sudah belanja sejak bulan Maret lalu, ketika kami memberikan target IHSG di 6.000 karena dimulainya inflow luar biasa asing, inilah waktunya kita menikmati profit kita, dan merasakan nikmatnya mengikuti pergerakan investor asing, yang merupakan penguasa dan pengendali IHSG.

Tongkat 30T, yang siap bawa IHSG ke 6000

$
0
0

Pada bulan Februari lalu kami mengatakan, bahwa dalam beberapa bulan kedepan IHSG AKAN MENDEKATI LEVEL 6.000 (bergerak di kisaran 5.900), pada saat itu kami mengatakan kita tidak perlu mempedulikan kondisi politik, kondisi ekonomi, atau suku bunga The Fed, karena selama dana asing terus masuk ke bursa kita, IHSG akan mencepai level yang ditargetakan tersebut, karena IHSG selalu digerakan oleh investor asing.

Kami menggunakan level 6.000 sebagai batas atas untuk target IHSG kami karena kami menganggap level ini kemungkinan akan jadi level psikologis yang kuat, dan tidak akan mudah untuk ditembus hanya dengan sekali percobaan. Prediksi ini kami terus pertahankan sampai saat ini, jika anda mengikuti ulasan-ulasan kami di website dan di LINE OFFICIAL rekan-rekan tentu mengetahui bahwa tidak sekalipun kami ragu akan potensi kenaikan IHSG dalam bulan-bulan ini untuk terus bergerak mencapai targetnya.

Outlook mengenai IHSG kami tambahkan sekitar 2 bulan sebelum pengumuman pemberian Investment Grade oleh S&P pada saat itu kami sangat yakin investment grade akan diberikan, karena S&P 500 dan Investor Asing yang ada di bursa kita adalah ‘partner’ jadi tidak tindakan mereka akan saling men’support’ satu sama lain. Bukan cuma itu beberapa minggu mejelang pemberian rating kami juga memprediksi bahwa setelah investment grade diberikan, maka itulah waktu yang ideal untuk investor asing melakukan profit taking alias jualan, memanfaatkan momentum di euphoria investor lokal yang percaya bahwa IHSG akan terus naik, karena akan terus dibanjiri inflow dana asing pasca pemberian investment grade.

Puji Tuhan prediksi tersebut pun benar lagi, sejak rating Indonesia dinaikan investor asing justru terlihat terus melakukan profit taking dari bursa kita, untungnya seperti berulang kali kami bahas dalam jangka pendek IHSG tidak bisa turun karena dana asing yang masuk di bursa kita sudah sangat besar, dan  investor asing membutuhkan level IHSG yang tinggi untuk bisa profit taking dalam posisi untung.

Setelah prediksi kami menjadi kenyataan, IHSG sudah berhasil mencapai level 5.900 di minggu ini, dana asing terus masuk sampai pengumuman Rating S&P dan secara perlahan keluar setelahnya. Lalu kemana arah IHSG kedepan? Pertanyaan itulah yang banyak kami terima dalam 1 minggu terakhir.

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita akan kembali mempelajari pergerakan dana asing di IHSG saat ini,

ASING LAMA KELUAR, ASING BARU BELUM DATANG
Seperti kita lihat bahwa sejak pertengahan bulan Mei lalu ketika diumumkannya rating S&P untuk Indonesia, curva dana asing di IHSG (warna biru) terlihat terus bergerak turun, hal ini berarti  investor asing memilih untuk keluar dari Indonesia. Hal ini jelas berbeda dengan yang banyak dikatakan para analis sebelum pemberian rating.

Tentu kita masih ingat hampir semua analis mengatakan pemberian rating dari S&P akan mendatakan capital inflow yang luar biasa besar ke IHSG, namun kenyataannya dana asing justru keluar pasca kejadian tersebut.

Fakta di atas bukan berarti pemberian rating tersebut memberikan dampak negatif untuk IHSG, dan membuat investor asing justru keluar, sebagai spesialis pergerakan dana asing kami juga setuju bahwa dalam jangka potensi datangnya capital inflow ke bursa memang jauh lebih besar dari sebelum pemberian rating.

Namun fakta saat ini menunjukan bahwa dana tersebut belum masuk ke bursa kita, proses masuknya investor asing  ke bursa kita ternyata tidak se-instan yang diharapkan oleh mayoritas pelaku pasar. Seperti prediksi kami sebelumnya Investor Asing yang sudah ada di Indonesia selama ini justru memilih untuk melakukan profit taking saat ini.

Jadi kita bisa membayangkan kondisi IHSG saat ini seperti lari estafet, dan saham-saham di bursa kita sebagai tongkat estafet nya :

PELARI PERTAMA, adalah investor asing yang sudah lama berkecimpung di bursa kita, mereka yang masuk sejak bulan Januari ini, mereka yang sudah mengetahui sejak awal tahun bahwa Indonesia akan diberikan investment grade oleh S&P.

Karena ini bursa saham, ketika Investor Asing mau membeli saham, harus ada investor lokal yang mau menjual, maka kita tentu masih ingat pada saat periode akumulasi asing tersebut, sentimen market diarahkan ke sentimen-sentimen negatif seperti kenaikan suku bunga The Fed, Pilakda Jakarta, Kasus Aholk, dll. Kasus-kasus yang sebenarnya tidak ada efeknya untuk IHSG, namun diperlukan untuk Asing bisa ‘merebut’ tongkat estafet yang pada saat itu dipegang investor lokal.

PELARI KEDUA, adalah Investor dalam negeri baik yang kecil maupun yang besar. Setelah Investment Grade diberikan, investor lokal baru menyadari kalau mereka sudah kehilangan barang senilai pulihan Triliun, karena dijual ke investor asing sejak awal tahun. Namun sejak rating tersebut, sentimen market diarahkan ke sentimen-sentimen positif, umumnya yang berhubungan dengan rating S&P untuk Indonesia.

Meskipun di waktu yang sama ada berita negatif seperti potensi masuknya ISIS ke Indonesia, The FED pun bahkan sudah menaikan suku bunganya sekali lagi, namun karena temanya pada saat ini adalah ASING JUALAN, jadi memang sudah sewajarnya pembahasan dan sentimen dalam negeri diarahkan ke hal-hal positif, supaya Investor Lokal dengan sukarela mengambil kembali tongkat estafet yang sebelumnya ‘direbut’ dari kita di awal tahun.

SIAPA YANG MENJADI PELARI KETIGA ?!
Seperti kita ketahui IHSG saat ini sudah mendekati level 6000 dan sudah beberapa kali membentuk level tertingginya dalam sejarah, dan kondisi saat ini market pun terlihat masih cukup positif. Kami belum melihat ada banyak investor dalam negeri yang ‘mengeluh’ karena IHSG sudah terlalu tinggi saat ini.

Hal ini berarti bahwa investor lokal masih dengan senang hati mengambil tongkat estafet IHSG dari investor asing. Asing pun tentu akan sebisa mungkin menjaga kondisi untuk tetap kondusif supaya proses perpindahan ini berjalan dengan lancar.

Dan jika kita kembali ke grafik IHSG di atas, kita melihat masih sangat banyak dana asing yang belum keluar saat ini. Sejak pertengahan Januari lalu total dana asing yang masuk ke bursa kita sebesar 30 Triliyun, dan sejauh ini baru sekitar 4 Triliyun yang berhasil dikembalikan ke investor lokal di harga yang tinggi.

Artinya investor asing perlu menjaga kondisi untuk tetap kondusif paling tidak sampai beberapa bulan kedepan, supaya seluruh tongkat senilai 30 Triliyun yang mereka beli dari lokal, bisa dikembalikan seluruhnya ke investor lokal di harga yang lebih tinggi.

Namun disinilah peran Rating S&P  terasa, adanya sentimen ini memungkinkan akan masuknya pelari ketiga di bursa kita. PELARI KETIGA INI adalah Investor Asing yang baru. Mereka yang baru bisa masuk ke bursa kita setelah pemberian rating.Pelari ketiga ini kemungkinan memiliki cukup kekuatan untuk kembali MENGAMBIL TONGKAT ESTAFET dari tangan investor lokal.

Jika pelari ketiga ini benar-benar datang dan datang dalam jumlah yang besar (sebut saja 30 Triliyun) maka dalam 1-2 tahun kedepan IHSG bisa berada di level 7000an, karena dengan terbatasnya jumlah saham-saham unggulan di bursa kita, maka ‘perebutan tongkat ‘ akan menjadi sangat menarik di masa yang akan datang.

Related: Jadwal Workshop Foreign Flow selanjutnya telah kami rilis, untuk Online, Bali, Medan, Jogja, Jakarta & Surabaya, lihat info lengkapnya disini.

JIKA PELARI KETIGA TIDAK DATANG
Namun meskipun secara logika potensi datangnya pelari ketiga cukup besar, namun tetap ada kemungkinan pelari ini tidak datang ke bursa kita dalam waktu dekat, kalaupun datang, datang secara perlahan dan tidak bisa terasa efeknya untuk IHSG. Hal yang kurang lebih sama juga sempat terjadi pasca Tax Amnesty tahun lalu, ketika jumlah dana repatriasi yang masuk ke bursa kita jauh lebih rendah dari harapan sebelumnya.

Jika ini yang terjadi dalam 2-4 bulan kedepan, maka kemungkinan investor lokal akan memegang tongkat senilai 30 Triliyun dan kebingungan mencari pelari selanjutnya, dan jika itu yang terjadi maka besar kemungkinan IHSG akan dijatuhkan dulu oleh investor asing yang lama. Karena memang investor dalam negeri tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan IHSG, dan sangat mudah dibawa oleh sentimen-sentimen yang dihembuskan oleh broker-broker asing.

Tujuan Asing menjatuhkan IHSG, jika skenario ini terjadi tentu untuk bisa membeli kembali di harga yang murah, dan memulai lari estafet yang selanjutnya di tahun-tahun yang akan datang.

Mari sama-sama berharap supaya PELARI KETIGA ini benar-benar akan datang, dan mendatangkan berkat bagi kita semua investor dalam negeri, terutama bagi anda yang belum memahami tentang ilmu Foreign Flow dan baru masuk sekarang, pasca diberikannya Investment Grade untuk Indonesia.

Kalaupun pelari ketiga ini tidak jadi datang, dan IHSG akan mengalami koreksi cukup signifikan dalam beberapa bulan kedepan, kita tidak perlu terlalu khawatir, penurunan yang terjadi hanyalah manuver investor asing untuk membeli di harga murah, dan sama sekali tidak berarti bahwa IHSG akan ‘tamat’ dan saham-saham yang kita sudah beli di harga atas, tidak bisa kita jual lagi. IHSG memang dikuasai oleh asing, pergerakan-pergerakan seperti yang kita bahas saat ini adalah hal wajar yang sudah dilakukan investor asing selama bertahun-tahun di bursa kita.

 


Kami ingin mengingatkan untuk para Alumni Workshop Foreign Flow, kami akan mengadakan acara Gathering Online Khusus Alumni, dimana kami akan memberikan dan mengajarkan cara pemakaian Sistem Foreign Flow versi terbaru yang salah satu fiturnya adalah IHSG CRASH WARNING SYSTEM, sebuah fitur yang membaca pergerakan dana asing di IHSG dan berhasil memprediksi berhasil memberikan lebih dulu memberikan warning  di semua semua kejatuhan IHSG dalam 10 tahun terakhir.  Ikuti gatheringnya dan dapatkan sistemnya secara gratis disini (khusus alumni Foreign Flow).

 

 

 

 

 

 

Viewing all 164 articles
Browse latest View live