Quantcast
Channel: Foreign Flow – Creative Trading System
Viewing all 164 articles
Browse latest View live

Menjawab pertanyaan Analisa Aliran Dana Asing

$
0
0

Sejak pertama kali saya trading saya sudah mendengar mengenai mitos kalau asing beli harga naik, dan kalau asing jual harga turun. Bukan hanya itu banyak juga yang mengatakan bahwa lebih dari 50% dana di bursa dikuasai oleh asing, walaupun saya sendiri tidak tahu data tersebut sumbernya dari mana.

Mitos – mitos tersebut memang menyebar luas, namun yang menarik adalah saya tidak pernah menemukan satu analisa atau studi mendalam yang menunjukan kebenaran mitos tersebut. Itu sebabnya  banyak orang yang secara perlahan meninggalkan analisa ini.

Beberapa hal yang membuat orang skeptis dengan Analisa Foreign Flow adalah kenyataan bahwa investor atau bandar lokal bisa saja menyamar menggunakan account asing untuk melakukan akumulasi atau distribusi sahamnya, sehingga sulit bahkan hampir mustahil menganalisa suatu transaksi dilakukan oleh investor asing sebenarnya ataulah hanya bandar lokal yang menyamar (atau yang sering disebut sebagai investor aseng.)

Belum lagi fakta-fakta yang menunjukan bahwa sering kali kita menemukan asing net but besar-besaran, tetapi setelahnya harga malah turun, salah satu contohnya adalah yang terjadi hari kamis lalu dimana IHSG sempat naik 7% dan akhirnya tutup di level 4% dan asing net but lebih dari 1 T, namun tidak lama setelah itu harga bukannya naik melainkan turun.

Apa yang terjadi di balik keadaan tersebut ? Apakah asing cut loss, ataukah yang masuk saat itu hanyalah aseng, ataukah memang analisa foreign flow memang tidak bisa dipakai ??Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering kali muncul di benak para investor dan trader, pertanyaan yang sama juga muncul di kepala saya beberapa tahun yang lalu. Itu sebebnya saya membuat system khusus yang dapat menganalisa Foreign Flow, sehingga saya bisa mempelajari pergerakan asing, dan korelasinya terhadap pergerakan harga dan IHSG jauh sampai periode 2007 lalu. Semenjak itu saya menjadikan Foreign Flow Analysis sebagai tools dalam menganalisa pergerakan saham, juga IHSG, analisa yang bisa anda lihat paling tidak seminggu sekali dalam blog saya ini, keakuratannya anda bisa melihat sendiri dengan membaca posting-posting saya sebelumnya.Sambil mempromosikan Workshop Foreign Flow dan juga sharing, saya memberikan kesempatan untuk para pembaca sekalian untuk memberikan pertanyaan mengenai Foreign Flow Analysis.

Pertanyaan bisa disampaikan melalui email : cts.stockpick@gmail.com . Mohon menampilkan nama dan kota tempat tinggal beserta dengan pertanyaan anda.

Saya akan mencoba menjawab salah satu pertanyaan yang pernah masuk melalui email, mengenai Foreign Flow berdasarkan pembelajaran yang saya dapatkan selama ini.

Berikut ini adalah pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu pembaca setia blog saya.

” MENGAPA HARGA SAHAM SERING TURUN PADAHAL HARI SEBELUMNYA ASING NET BUY, DAN JUGA SEBALIKNYA.”

Dalam menganalisa Foreign Flow analisa tidak bisa dilakukan hanya dengan menganalisa pergerakan asing 1-2 hari kebelakang, karena strategi, dan gaya trading yang dilakukan pemodal besar atau asing tidaklah sama dengan strategi investor ritel yang bisa keluar masuk dalam jangka pendek.

PGASPerbedaan strategi disebabkan karena jumlah saham yang dimiliki investor ritel dengan investor asing sangat berbeda, investor ritel umumnya memiliki saham dalam jumlah yang sedikit, sehingga memungkinkan investor tersebut untuk keluar masuk seenaknya, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor yang dialami oleh investor asing.

Sebut saja seorang investor ritel yang cukup kaya memiliki saham PGAS sebanyak 1.000 lot dengan average 5.000, untuk seorang investor ritel jumlah ini cukup besar karena nilainya sudah sebesar 2,5 M.

Namun jumlah tersebut tidaklah signifikan jika dibandingkan dengan jumlah saham yang sedang beredar di market, jika kita lihat pada gambar di samping jumlah tersebut tidaklah signifikan dibanding total saham yang bergerak di market, kita lihat antrian beli PGAS di 5.250 saja ada bid sebanyak 2.220 lot, artinya pemegang saham tersebut bisa menjual sahamnya setiap saat, karena demand saham tersebut jauh lebih besar daripada jumlah saham yang dia miliki.

pgas11Namun ceritanya lain jika kita memposisikan diri kita sebagai investor yang berada di balik broker CS (Credit Suisse) yang selama bulan September 2013 saja sudah membeli saham PGAS sebesar 101 ribu lot dengan average 5.330.

Jika investor tersebut mau melakukan tindakan yang sama yaitu menjual seluruh sahamnya saat ini juga, maka saham PGAS akan langsung turun sampai Auto Reject bawah, karena total BID yang tersedia sampai siang ini, hanya sebesar 31.000 lot. Artinya kekuatan beli market tidak cukup untuk menjual semua saham yang mereka beli sepanjang bulan September ini.

Itu sebabnya kita tidak bisa menganalisa pergerakan investor asing dalam jangka pendek, karena untuk jumlah saham yang besar diperlukan waktu yang panjang untuk melakukan akumulasi atau distribusi. Bayangkan saja effort dan strategi yang harus dilakukan CS untuk menjual saham PGAS nya yang nyangkut di harga 5.330 sebanyak 100 ribu lot.

Strategi yang dilakukan bukan harian melainkan bulanan, jika CS bertujuan untuk menjual sahamnya, mereka akan melakukan strategi distribusinya secara bertahap dalam beberapa bulan kedepan, dalam strategi jangka panjang tersebut tentu CS tidak akan terus menurus menjual, akan ada banyak jebakan-jebakan atau trik – trik untuk mengangkat harga untuk menjual sahamnya di atas harga rata-rata beli mereka.

Itu sebabnya jika kita hanya mengamati pergerakan asing dalam 1-1 hari kebelakang saja, tentu kita akan dibuat pusing dengan aksi yang dilakukan oleh Market Maker atau Investor Asing.

Jadi jika anda mau melakukan analisa Foreign Flow lakukanlah dalam periode paling sedikit 6 bulan kebelakang, selain itu anda dapat membuat system sederhana yang dibuat di excel, untuk menyimpan data foreign flow yang umumnya disediakan oleh berbagai sekuritas pada saham-saham yang anda analisa.

Berikut ini adalah salah satu contoh bagaimana System Foreign Flow Analysis dapat sangat berguna dalam membantu anda trading. Sistem ini juga dapat anda buat sendiri di Microsoft Excel dengan memanfaatkan data yang dapat anda ambil di OLT masing-masing.

UNVR sebelum & sesudah berita mengenai KENAIKAN ROYALTY

BERITA ROYALTY

Kita lihat dalam curve / garis putih yang tertera di chart, yang merupakan jumlah keluar masuknya dana asing setiap harinya, kita melihat asing sudah melakukan aksi distribusi jauh sebelum berita mengenai kenaikan royalty ‘dikeluarkan’ ke market, artinya besar kemungkinan investor asing sudah mengetahui berita tersebut jauh sebelum investor ritel mengetahuinya. Kita bisa melihat Foreign Flow Analysis bisa membantu kita melihat prespektif yang berbeda, sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh Technical Analysis.

Jika anda berminat untuk mendapatkan system CTS Foreign Flow Analysis, atau berminat mempelajari lebih dalam mengenai Foreign Flow Analysis, anda bisa mengikuti Workshop Foreign Flow yang akan diadakan di beberapa kota besar di Indonesia. Dapatkan Informasinya disini.


Membedakan ASING dengan ASENG ?!

$
0
0

Kemarin kami membaca salah satu perdebatan yang manarik di Stockbit, sebuah forum saham yang paling cepat pertumbuhannya di Indonesia. Perdebatannya dimulai dengan menunjukan grafik Foreign Flow saham TRAM, saham yang harganya turun dari 1900 dalam satu tahun terakhir.

tram ff

Dalam perdebatan tersebut dikatakan bahwa saham saham TRAM tetap turun meskipun Investor Asing terus mengumpulkan saham ini. Asumsi ini diambil dengan melihat grafik di atas dimana Candle berwarna Orange menunjukan Harga dan Garis biru menunjukan pembelian pembelian Investor Asing di saham ini sejak tahun 2011. Sistem Foreign Flow kami mencatat dana asing di saham ini sejak akhir 2010 sampai sekarang masih dalam posisi NET BUY sebesar 407 Milyar. Sementara harganya sendiri turun ke level 50.

Melihat grafik ini secara otomatis munculah argumen bahwa :

Investor Asing di saham TRAM ini adalah Investor Asing Palsu atau yang biasa di sebut Aseng

Pertanyaannya bagaimana cara mengetahui investor asing yang benar-benar Asing atau investor Aseng ?! Apakah kita harus menunggu sahamnya turun dulu seperti TRAM baru dapat memutuskan investor di saham ini adalah investor Aseng, dan bukan Asing yang dapat menggerakan harga ?!

Hari ini kami akan melakukan analisa lebih mendalam secara Foreign Flow untuk saham TRAM ini, sebagai share trick bagaimana memprediksi asing atau aseng sebelum harganya ‘karaml seperti saham TRAM ini.


 

STEP PERTAMA

FF PRO VALUE TRAM

LAKUKAN ANALISA BERDASARKAN VOLUME JUAL-BELI ASING dan bukan VALUE JUAL BELI

Analisa menggunakan value memang sering kali lebih mudah untuk dicerna karena satuannya dalam satuan rupiah dan bukan dalam satuan lot, namun analisa Foreign Flow menggunakan Value di saham yang jatuh seperti TRAM ini dapat memberikan pandangan yang jauh berbeda, kerena secara logika inflow yang terjadi ketika harga 1900 tentu secara rupiah akan lebih besar dibandingkan dengan outflow yang terjadi di harga 100 meskipun jumlah saham yang dijual di harga 100 jauh lebih banyak.

Dalam grafik di atas kami tunjukan grafik Foreign Flow dalam periode yang saham namun menggunakan volume transaksi asing.  Jika kita melihat seperti ini kita dapat melihat bahwa saham TRAM yang sebelumnya di akumulasi asing sudah hampir habis dijual. Sistem kami mencatat jumlah saham yang tersisa yang dimiliki asing hanya sebesar 25.930 lot lagi.

Jumlah ini jika di konversi ke rupiah dengan harga 51 rupiah per lembar hanya sebesar 132 juta, sangat jauh berbeda dengan nilai di atas yang sebesar 407 Milyar. Angka ini bisa memberikan bayangan seberapa besar kerugian ASING atau ASENG di saham ini, karena menjual sahamnya di harga sangat rendah. 


 

LANGKAH KEDUA

low ff transaction

HITUNG SEBERAPA BESAR PARTISIPASI ASING DALAM SAHAM TERSEBUT

Menurut perhitungan di sistem kami dalam rata-rata transaksi asing dalam  200 hari kebelakan di saham TRAM hanya mencerminkan 1.6% dari keseluruhan transaksi. Angka ini memberikan kita pandangan yang lebih bahwa 1.6% kekuatan tidak mungkin memiliki kekuatan untuk menggerakan harga. Jadi jika kita mengikuti transaksi asing di saham ini kita sedang mengikuti 1.6% kekuatan market dan menutup mata dari 98.4% nya.

Jadi meskipun asing terus mengakumulasi saham ini, jumlahnya tidak akan signifikan dibandingkan keseluruhan transaksi saham ini. CTS FOREIGN FLOW PRO kami secara otomatis menghitung seberapa besar partisipasi asing di suatu saham, dapat dilihat dalam pita PINK dalam grafik di atas yang menunjukan bahwa TRAM masuk dalam kategori ‘LOW FOREIGN FLOW TRANSACTION” jadi secara otomatis menjelaskan pada anda bahwa partisipasi asing di saham ini tidak besar.

Kita tidak mungkin bisa tahu siapa pemiliki sebenarnya di balik transaksi Asing yang terjadi apakah benar investor Asing atau hanya Aseng. Namun kita bisa mengukur seberapa besar partisipasi asing di suatu saham dan apakah kita layak mengikutinya atau tidak.


 

LANGKAH KETIGA

FOREIGN OWNERSHIP TRAM

ANALISA PETA KEPEMILIKAN SAHAM

Grafik di atas merupakan grafik dari data kepemilikan saham TRAM yang dirilis oleh otoritas bursa di akhir bulan April 2015. Garis putih di atas menunjukan harga, dan histogram di atas menunjukan peta kepemilikannya.

  • WARNA ORANGE merupakan INVESTOR ASING
  • WARNA KUNING merupakan INVESTOR LOCAL NON INDIVIDUAL
  • WARNA PUTIH merupakan INVESTOR LOCAL INDIVIDUAL

Dari data di atas kita bisa melihat bahwa kepemilikan asing di saham ini tidaklah besar, yang lebih menarik adalah kepemilikan Local Individual terus meningkat seiring dengan turunnya harga saham ini beberapa bulan terakhir, hal ini menjelaskan bahwa investor ritel sedang menampung barang-barang buangan para big player. Sesuatu yang kami juga katakan dalam analisa Bandarmologi yang kami katakan di saham ini beberapa bulan yang lalu.

Data ini dirilis oleh otoritas bursa berdasarkan dana pemegang saham TRAM per bulan lalu. Suatu data tambahan yang kami jadikan informasi tambahan dalam Sistem Foreign Flow yang kami kembangkan beberapa tahun terakhir.

Kami harap analisa ini dapat membantu anda untuk melihat lebih dalam dalam menggunakan analisa Foreign Flow, karena pada akhirnya Asing memang benar-benar menggerakan pasar modal kita, hanya saja dibutuhkan studi dan analisa yang mendalam untuk mempelajari dan menganalisanya. 


FF OFFICIAL POSTER 2015 - jkt

Anda memiliki kesempatan untuk mempelajari lebih dalam mengenai FOREIGN FLOW ANALYSIS dan menggunakan SYSTEM yang sama dengan yang kami gunakan di atas dengan mingikuti FOREIGN FLOW WORKSHOP yang akan kami adakan di beberapa kota besar di Indonesia.

Informasi lebih lanjut :

Informasi dan Pendaftaran :
Email : cts.infoworkshop@gmail.com
Ph/WA/SMS : 0812 2021 3636
Line/WeChat : cts_care
BBM : 28AC1688

ATAU HUBUNGI KAMI DISINI

[contact-form]

 

 

INCO diakumulasi Asing Misterius

$
0
0

Saham INCO naik 100% dalam 1 bulan terkahir kenaikan ini adalah sesuatu yang cukup langka terjadi terutama untuk saham yang dianggap sebagai saham blue chip seperti INCO. Dalam 1 bulan terakhir investor asing secara konsisten melakukan pembelian di saham ini, memberikan impresi bahwa kenaikan yang terjadi adalah kenaikan yang normal dan dimotori oleh masuknya dana asing, seperti layaknya saham-saham bluechip lainnya.  Namun setelah diteliti lebih dalam kenaikan yang terjadi saat ini ternyata jauh lebih rumit dari asumsi di atas.

INCO MAP

ANALISA PETA KEPIMILIKAN
Dalam grafik di atas ditampilkan peta kepemilikan investor asing yang dirilis oleh KSEI akhir bulan September, setiap warna dari histogram di bawah menunjukan kepemilikan investor asing dari setiap categori investor, dimulai dari kategori individual asing, reksadana asing, dana pensiun asing, asuransi asing dst. Dalam grafik di atas juga ditunjukan bahwa persentasi kepemilikan asing di saham INCO naik sebesar 2.4% sepanjan bulan lalu, hal ini memang dikonfirmasi dengan grafik Foreign Flow yang menunjukan dana asing terus masuk sepanjang bulan lalu.

Namun yang menarik kategori investor asing yang masuk sepanjang bulan lalu tidak masuk ke dalam kategori individual, reksadana, dana pensiun, asuransi, banking atau coorporate, namun masuk ke dalam kategori others (atau investor asing yang tidak masuk ke dalam semua kategori yang disebutkan).

Grafik kepemilikan investor asing yang masuk ke dalam kategori others apat dilihat dalam grafik di bagian atas, kita dapat melihat kepemilikan investor dalam kategori tersebut terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dan saat ini ada di level 18.2% sepanjang bulan September lalu kepemilikan kategori ini meningkat 2.8% atau lebih besar dari kenaikan kepemilikan investor asing secera keseluruhan.

KSEI tidak akan merilis kepada kita siapa atau institusi apa yang berada di balik ‘investor others’ tersebut, namun besar kemungkinan bahwa asing tersebut adalah INVESTOR ASENG yang kita kenal, atau investor asing palsu yang sebenarnya dikomandoi oleh bandar lokal. Siapa pun di balik investor asing misterius tersebut kita sudah melihat sendiri kekuatan mereka menggerakan harga sampai 100% dalam 1 bulan.

Pertarungan Bandar vs Emiten

$
0
0

news buybacl

Menurut keterbukaan informasi yang diberikan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kepada pihak BEI kemari, BRI menyatakan telah merealisasikan aksi pembelian kembali saham BBRI sebanyak 221,71 juta lembar saham senilai Rp 2,41 triliun. Ini adalah kejadian kedua Bank BUMN melakukan buyback setelah sebelumnya dilakukan oleh BNI.

Berdasarkan laporkan diatas dikatakan bahwa rata-rata harga pembelian yang dilakukan BBRI senilai Rp 10.910 per saham dengan jumlah pembelian sebanyak 221.718.000 lembar, dalam laporan di atas tidak dijelaskan kapan aksi buyback dilakukan, namun dikatakan bahwa aksi buyback berhasil dilakukan di bawah harga rata-rata penutupan pada periode buyback tersebut yang berada di kisaran 10.991, jika dilihat dari grafik harga BBRI kemungkinan besar aksi buyback dilakukan pada bulan November – Desember tahun lalu dimana harga saham BBRI bergerak di kisaran 10.200 – 11.600.

average periode buyback

Berita ini akhirnya mengkonfirmasi keanehan secara Foreign Flow yang terjadi di saham BBRI selama 2 bulan terakhir dimana dana asing terus keluar dari market namun harga BBRI tidak terkoreksi seperti yang biasanya terjadi. Kita lihat dalam grafik di atas dana asing terlihat keluar dalam jumlah yang besar pada bulan November – Desember 2015 namun pergerakan harganya terus stabil di kisaran 10.500 – 11.500 yang tidak lain adalah average harga yang dilaporkan di atas. System kami mencatat bahwa outflow yang terjadi dalam 2 bulan terakhir tahun lalu sebesar 1,68 Triliyun, jadi bisa dibilang seluruh aksi jual asing ditampung oleh BBRI sendiri dalam periode tersebut.

System Foreign Flow kami  sebenarnya sudah dapat mendeteksi adanya aksi buyback sejak akhir bulan November lalu dimana dari peta kepmilikan BBRI yang dirilis  KSEI yang dirilis di akhir bulan November lalu, terlihat bahwa ada penambahan kepemilikan yang sangat signifikan pada kategori Financial Institution atau Perbankan di saham BBRI.

BBRI ASING

Seperti terlihat dalam grafik FOREIGN MAP di atas, ada penambahan kepemilikan di pada kategori Perbankan Lokal pada bulan November sampai penutupan Desember lalu, secara total jumlah kepemilikannya menjadi 1.9%, perubahan kepemilikan ini diindikasi kuat dilakukan oleh pihak BBRI sendiri. Secara total persentasi kepemilikan investor domestic di saham BBRI saat ini mencapai 21.8%, sementara investor individual lokal yang merupakan indikator kepemilikan investor ritel hanya memiliki 1.5% di saham BBRI.

Jadi bisa dikatakan bahwa aksi jual asing yang dilakukan di saham ini dalam 2 bulan terakhir memang ditampung oleh pihak emiten sendiri.

Seperti kita ketahui bahwa Investor Asing adalah penggerak saham BBRI paling tidak dalam 5 tahun kebelakang jadi bisa dibilang bahwa BBRI adalah saham yang dibandari oleh asing, hal ini bukan hanya terlihat dalam pergerakan harian saham ini secara Foreign Flow tetapi juga dikonfirmasi dengan besarnya kepemilikan asing di saham ini yang saat ini mencapai 79%. Namun dalam 2 bulan terakhir kekuatan asing terlihat bisa di-netralisir oleh aksi buyback yang dilakukan oleh BRI.

Pertanyaanya adalah apa yang akan terjadi dalam kondisi seperti ini ?  Jika Bandar bertarung dengan Emiten siapakah yang umumnya akan menang ?!

Menurut teori Bandarmologi emiten dan bandar adalah  dua pihak memiliki kekuatan sama besar, namun kedua pihak ini umumnya memiliki kepentingan yang berbeda.

Bandar adalah pihak yang menggerakan harga saham dan mengambil keuntungan dari pergerakan yang mereka buat, sementara emiten adalah pihak yang paling memahami prospek dan fundametal perusahaan, namun perusahaan yang baik seharusnya tidak berusaha mengendalikan atau memicu pergerakan harga sahamnya sendiri.

Jadi aksi buyback yang baik adalah aksi yang dilakukan oleh emiten  dalam memanfaatkan peluang yang muncul akibat penurunan harga sahamnya ke level yang tidak wajar akibat kepanikan atau kondisi yang terjadi di luar perusahaan, dimana pihak emiten sendiri percaya bahwa kondisi yang ditakutkan market atau bandar tidak akan terlalu berpengaruh pada kinerja fundamental perusahaan.

Namun berbeda dengan akumulasi yang dilakukan oleh bandar, aksi beli yang dilakukan oleh emiten sifatnya lebih berupa investasi jangka panjang, dan umumnya emiten tidak akan melakukan tindakan lanjutan untuk memicu supaya harga sahamnya naik dalam jangka pendek, sehingga mereka dapat menjualnya kembali dan memperoleh keuntungan dalam jangka pendek.

Hal itulah yang membuat bandar sendiri umumnya tidak keberatan jika sahamnya di buyback oleh emiten, karena meskipun mereka menjual saham yang mereka miliki dalam jumlah yang besar ke satu pihak, namun mereka percaya pihak tersebut tidak akan melakukan manuver – manuver yang merugikan bandar di masa yang akan datang. Jadi bisa dikatakan bahwa jika kondisi-kondisi yang dibawah di atas memang sudah terpenuhi, maka aksi buyback di saham BBRI akan memberikan dampak positif bagi pergerakan harga saham ini kedepan.

Karena pada cepat atau lambat investor asing (bandar) akan berhenti melakukan aksi jualnya, dan kembali melakukan akumulasi saham ini dan kembali mengerek naik harga BBRI, tanpa khawatir aksi tersebut akan diganggu oleh aksi profit taking yang dilakukan oleh emiten.

Namun satu hal yang perlu kita waspadai adalah, jika alasan dilakukannya buyback bukan seperti yang dibahas di atas, jadi emiten tidak membeli karena mereka melihat adanya peluang yang menarik di level harga saat ini, namun dilakukan karena BRI diperintahkan untuk melakukan buyback demi menjaga kestabilan IHSG dan harga saham BBRI, seperti wacana yang sempat ramai dibicarakan beberapa bulan yang lalu, dimana Menteri BUMN menginstuksikan untuk BUMN melakukan aksi buyback.

Jika alasan tersebut yang menjadi alasan dilakukannya buyback maka tidak ada jaminan bahwa kinerja perusahaan akan baik-baik saja dalam beberapa bulan kedepan, ada kemungkinan investor asing justru memanfaatkan aksi buyback ini untuk sebanyak mungkin menjual saham yang dimilikinya di harga yang baik selagi ada yang mau beli, dan sekarang  setelah aksi buyback itu selesai dilakukan, BBRI justru akan semakin mengalami koreksi, yang disebabkan oleh aksi jual lanjutan asing, apalagi jika laporan keuangan 2015 yang akan dirilis nanti menunjukan bahwa BRI terkena dampak yang cukup besar akibat kelesuan ekonomi yang terjadi saat ini.

Jadi sebagai investor ritel sebaiknya kita menonton dari pinggir saja sambil menunggu aksi investor asing selanjutnya dan laporan kinerja perusahaan di tahun 2015.

 

 

Awas jebakan Bandar SRIL

$
0
0

sril analisa

Pergerakan luar biasa SRIL di tahun lalu, membuat saham SRIL menjadi salah satu saham favorit investor ritel dalam setahun terakhir, kenaikannya yang luar biasa yang juga disertai dengan volatilitas dan volume transaksi yang tinggi membuat saham ini memang sangat ideal untuk trading jangka pendek terutama bagi para trader harian.

Namun di awal tahun ini pergerakan yang luar biasa kembali terjadi di saham SRIL, harganya turun tajam dari sebelumnya level 400an sampai  sempat menyentuh lebih 255 hari Jumat lalu. Jika melihat grafik di atas kita bisa melihat bahwa penurunan seperti saat ini bukanlah sesuatu yang di luar kewajaran, bahkan bisa dibilang sudah menjadi  karakter pergerakan SRIL dalam 8 terakhir. Dalam grafik di atas kita lihat SRIL sudah terkoreksi tajam sebanyak 4 kali, dan semuanya diakhiri dengan kenaikan yang tidak kalah luar biasa.

Jika melihat karekternya pergeerakan harganya di masa lalu, kemungkinan SRIL akan mengalami rebound dalam jangka pendek cukup besar, hal ini semakin dikonfirmasi dengan kenaikan yang terjadi hari Senin kemarin, dimana harga SRIL naik sampai 10%, jika melihat sajarah masa lalu maka potensi SRIL kembali ke level 400an cukup terbuka lebar. Dari sudut pandang fundamental, kami tidak melihat ada indikasi yang cukup buruk yang dapat menjelaskan penurunan harga sahamnya yang begitu tajam.

Jadi bisa dibilang saham ini secara technical sangat baik, dan secara fundamental juga ok, maka kemungkinan saham ini kembali naik signifikan dalam beberapa hari kedepan seperti yang terjadi pada masa-masa koreksi sebelumnya cukup besar. Pada awalnya kami pun tertarik untuk mengkoleksi saham ini dengan alasan yang sama dengan hampir semua investor lainnya yang membeli atau mungkin sudah nyangkut di saham ini. Namun ternyata dari sudut pandang BANDARMOLOGI ANALYSIS kami melihat ada perbedaan yang cukup besar pada koreksi yang terjadi saat ini dengan 4 koreksi yang terjadi sebelumnya.

Untuk menjelaskannya kami akan sedikit menjelaskan tentang prinsip dasar bandarmologi :

Dalam prinsip Bandarmologi terdapat 2 istilah yang cukup terkenal :

  • Akumulasi, pristiwa dimana Bandar sebagai pihak yang memiliki modal besar dan kekuatan untuk menggerakan harga melakukan pembelian dari investor ritel.
  • Distribusi, pristiwa dimana bandar menjual saham yang dimilikinya kembali kepada investor ritel, berbeda dengan bandar, investor ritel memiliki modal yang terbatas dan tidak memiliki kemampuan untuk menggerakan harga.

Untuk mendeteksi adanya akumulasi / distribusi kita tidak dapat melihatnya dari pergerakan harga (candlestick) / analisa technical, karena data yang dianalisa dalam analisa technical hanyalah HARGA (open-high-low-close) & VOLUME (jumlah lembar saham yang ditransaksikan pada hari tersebut), jadi tidak mungkin dapat mendeteksi apa yang sedang dilakukan oleh bandar atau investor ritel hanya dari kedua data tersebut.

Bahkan bisa dikatakan :

Menganalisa Bandarmologi menggunakan technical analysis sama seperti menembak siapa  yang membeli beras dengan melihat harga beras tersebut.

Kita tahu bahwa satu-satunya cara untuk melihat siapa saja yang membeli besar, adalah dengan melihat data penjualan beras tersebut, hal yang sama juga berlaku di saham satu-satunya cara untuk melakukan analisa bandarmologi adalah dengan melihat data transaksi, siapa yang membeli dan siapa yang menjual dibalik pergerakan suatu saham.

Salah satu caranya adalah dengan mendeteks kode broker-broker yang melakukan pembelian dan penjualan, memang benar kode broker tidak secara otomatis menjelaskan siapa di balik kode broker tersebut, namun pemahaman akan konsep bandarmologi yang benar, akan sangat membantu kita untuk memprediksi siapa yang berada di balik pembelian dan penjualan sebuah kode broker tersebut.

Dalam Teori Bandarmologi di Bursa Saham Indonesia broker dibagi menjadi 4 kategori :

[tab name=”Broker Asing”]FILE - In this Monday, Oct. 21, 2013., file photo, the JPMorgan Chase & Co. logo is displayed at their headquarters in New York. JPMorgan Chase & Co. said Friday, Nov. 15, 2013, it has reached a $4.5 billion settlement with investors over mortgage-backed securities. (AP Photo/Seth Wenig, File) Definisi Broker Asing disini, tidak sebatas broker- broker yang dimiliki oleh institusi asing, melainkan broker – broker yang sudah memiliki nama besar di dunia financial dunia beroperasi di hampir semua bursa saham utama di dunia, dan dianggap sebagai pengendali market dunia.

Nama-nama besar seperti JP Morgan, BNP Paribas, Deutsche Bank, Credit Suisse dan beberapa investment banking terbesar dunia lainnya, yang juga beroperasi di pasar modal Indonesia. Pihak-pihak di balik broker-broker ini hampir pasti adalah bandar, karena memang broker-broker ini tidak terlalu tertarik mencari nasabah investor perorangan seperti kita.

Tidak semua broker asing bisa kita anggap sebagai bandar, salah satu broker dengan nasabah ritel terbanyak di Indonesia, Daewoo Securities juga adalah sekuritas yang dimiliki oleh asing, namun secara bandarmologi tidak dianggap sebagai ‘broker asing’. [/tab]

[tab name=”Broker Institusi (Lokal)”]mandiri Adalah broker-broker lokal namun biasanya dimiliki oleh pemerintah, atau sebuah konglomerasi tertentu, tidak jarang broker-broker ini juga digunakan oleh ‘pemiliknya’ untuk menjalankan aksinya di market. Contoh sederhana adalah ketika terjadi buyback yang dilakukan oleh beberapa emiten BUMN, broker-broker lokal BUMN disinyalir kuat menjadi broker yang digunakan untuk melaksanakan aksi buyback tersebut.

Meskipun tidak 100%, namun menurut penelitian kami lebih dari 70% dari transaksi yang dilakukan broker-broker dalam kategori ini, dikomandoi oleh Bandar. Beberapa broker lokal yang masuk dalam kategori ini antara lain : CC (Mandiri Sekuritas), EP (MNC Securities), DX (Bahana Sekuritas), dll.

[/tab][tab name=”Broker Ritel”]

bni-rmt

Broker Ritel adalah broker yang umumnya kita gunakan, broker-broker yang umumnya dikenal secara luas, kantor cabangnya dimana-mana, sebagian dari kita bahkan mungkin pernah ditelepon oleh salah satu marketing dari sekuritas-sekuritas ini.

Broker-broker ritel memang mengincar investor perorangan seperti kita, dua broker paling besar di kategori ini adalah PD (IPOT) dan YP (Daewoo Sec). Jika kedua kategori sebelumnya identik dengan bandar, maka kategori ini sangat identik dengan investor ritel, yang tidak memiliki kekuatan, bermodal terbatas, namun jumlahnya ada puluhan ribu investor.

[/tab] [tab name=”Broker Anonim”]

anonymous

Tidak ada nama resmi untuk kategori ini, intinya broker-broker yang masuk dalam kategori ini adalah broker yang namanya cukup asing didengar, kantor cabangnya tidak diketahui keberadaannya, bahkan umumnya tidak memiliki website, kalau ada pun umumnya tidak terurus. Namun di balik semua itu di saham-saham tertentu broker – broker dalam kategori ini sering kali memiliki nilai transaksi yang lebih besar dari ketiga kategori di atas.

Broker dalam kategori ini jumlahnya bahkan lebih banyak dari kategori yang lain, dan hampir pasti dikuasai oleh bandar. [/tab]

[end_tabset]

Menurut pengamatan kami hampir setiap saham akan dikuasai oleh salah satu dari 3 kategori broker di atas (Asing, Institusi atau Anonim), dan tentunya selalu diramaikan oleh broker-broker ritel yang sibuk berburu keuntungan di setiap saham. Jadi jika kita kembali ke teori akumulasi dan distribusi, akumulasi terjadi ketika salah satu dari ketiga broker yang digunakan bandar melakukan pembelian dari ritel. Sebaliknya jika broker bandar melakukan penjualan dan broker ritel yang membeli maka distribusi sedang terjadi.

KONDISI SRIL SAAT INI

Kembali ke saham SRIL dengan menggunakan ilmu analisa broker yang dijelaskan di atas, kita bisa mendapati bahwa ada perberdaan antara koreksi yang terjadi di awal tahun ini dengan koreksi-koreksi yang terjadi sebelumnya.

sril mm

Dalam tabel di atas kita melihat data transaksi antar broker yang terjadi sejak puncak harganya di tahun ini, sampai hari Jumat lalu dimana harganya terkoreksi sampai ke level 255.

Jika kita melihat di bagian BUYER, kita melihat 2 broker yang paling banyak melakukan pembelian dalam periode penurunan tersebut adalah YP dan PD kedua broker yang masuk dalam kategori Broker Ritel, pembelian kedua sekuritas tersebut kurang lebih senilai 40 Milliar dengan average pembelian ada di kisaran harga 340/ lembar.

Sementara di bagian SELLER, kita melihat bahwa broker-broker dalam kategori BROKER ASING dan BROKER INSTITUSI masuk ke dalam list penjual terbesar.  Hanya dengan melihat data-data ini kita mendapati bahwa sedang terjadi distribusi yang cukup besar di saham SRIL seiring dengan penurunan harganya yang terjadi di awal tahun ini.

Hal ini yang membedakan penurunan yang terjadi saat ini, jika anda melakukan analisa yang sejenis di penurunan-penurunan sebelumnya anda tidak mendapatkan indikasi distribusi yang sama dengan yang terjadi saat ini. Sebagian di antaranya bahkan terlihat hanya terjadi aksi bandar saling oper saham untuk menurunkan harganya, jadi tidak heran jika harga SRIL kembali rebound dalam kasus-kasus sebelumnya.

Dalam kondisi saat ini ketika aksi distribusi sudah mulai terjadi dan investor ritel turun sudah dalam posisi nyangkut yang cukup besar di di average 340, maka peluang untuk rebound kembali ke atas 400 akan jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

sril mm2

Kabar baiknya kenaikan harga SRIL hari Senin kemarin, dimotori oleh broker yang masuk ke dalam kategori Institusi Lokal (CC) yang sebelumnya menduduki peringkat kedua dalam posisi Top Seller di awal tahun. Artinya ada indikasi ‘buyback’ yang dilakukan oleh pihak bandar, dalam perdaganan kemarin, seiring dengan harganya yang naik signifikan.

Namun terjadinya aksi buyback ini tidak secara langsung memberikan indikasi bahwa aksi profit taking bandar sudah selesai dan mereka memutuskan untuk belanja lagi, jika melihat jumlah pembelian yang dilakukan oleh CC kemarin yang tidak terlalu besar dan kenaikan harganya yang mencapai 10%, peluang kenaikan ini hanya merupakan AKSI MARK UP sebagai upaya menstabilkan market, supaya investor ritel kembali tertarik membeli saham SRIL justru lebih besar.  Dalam periode distribusi aksi mark up memang dibutuhkan untuk tetap menjaga minat beli investor ritel pada saham yang bersangkutan, karena minat beli investor ritel akan terus berkurang jika suatu saham terus turun harganya, namun di sisi lain jika harganya rebound sehari saja. Investor ritel umumnya kembali bergairah membeli saham yang bersangkutan, menurut pandangan kami hal inilah yang kemungkinan menjadi strategi bandar saat ini.

KESIMPULAN

Melihat adanya akumulasi yang besar sepanjang tahun 2015 lalu kami berpendapat bahwa meskipun aksi distribusi sudah mulai terjadi, namun aksi ini bisa berlangsung cukup lama 3-6 bulan, jika memang bandar ingin menjual sebagian besar saham yang diakumulasinya, dan dalam periode ini kemungkinan terjadi penurunan harga karena distribusi, dan dilanjutkan oleh mark up seperti yang terjadi kemarin sangatlah besar. Sebagai investor ritel ini adalah peluang, untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu menurut pengamatan kami aksi mark up juga umumnya dapat berlangsung lebih dari 1 hari, jadi kemungkinan harga SRIL kembali naik hari ini tetap terbuka.

Namun satu hal yang harus terus kita jadikan pertibangan adalah jika saham sudah masuk dalam distribusi maka sangat sulit untuk saham ini berada dalam trend bullish dalam jangka panjang atau menengah. jadi kami hanya menyarankan untuk melakukan trading jangka pendek di saham ini, dan bagi anda yang sudah memiliki saham ini di modal bawah sejak tahun lalu, kami sarankan untuk mulai melakukan profit taking.

 

Related : Anda dapat mempelajari ANALISA BANDARMOLOGI secara lebih mendalam, dalam BANDARMOLOGI WORKSHOP 2 HARI yang akan dilaksanakan di Bandung dan Jakarta dalam waktu dekat, lihat info lengkapnya disini.

 

Begitu Enaknya, Asing kendalikan IHSG

$
0
0

kendal

Di Stock Market keadaan dan persepsi kita terhadap terkadang harus berubah sangat cepat,  terkadang dalam 1 hari outlook kita bisa negatif, pesimis, khawatir akan kondisi aktual, namun seminggu kemudian kita harus merubah pandangan kita menjadi positif, optimis, dan melihat bahwa peluang bertebaran dimana-mana. Itu sebabnya menjadi analis terkadang menjadi pekerjaan yang sulit karena dan banyak mendapat kritikan dan terkadang cercaan dari para investor.

Karena sama seperti tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui masa depan, tidak ada seorang analis pun yang bisa memprediksi market secara benar terus menerus, artinya sudah menjadi nasib para Analis jika satu hari mereka di puja-puja karena bisa memprediksi market dengan benar, dan tidak lama kemudian dihina-hina karena salah memprediksi market.

Kondisi yang kurang lebih sama terjadi  IHSG sepanjang bulan Mei ini, di akhir bulan April ini kita sibuk membahas akan fenomena ‘Sell in May and Go Away’  kami membahas bahwa fenomena tersebut adalah fenomena yang paling menakutkan di IHSG, dan harus kita ketahui.

trend IHSG

Namun pada saat itu kami tidak beranggapan kalau IHSG akan turun dalam di bulan Mei, kami ingat di akhir April lalu kami mengadakan Investor Gathering di Surabaya, dan mengatakan meskipun ada kemungkinan yang besar bahwa IHSG akan terkoerksi tajam dalam periode Mei – Oktober ini, namun kami melihat kemungkinan koreksi tersebut terjadi di bulan Mei cukup kecil.

Statement tersebut kami keluarkan pada hari Jumat tanggal 22 April lalu (dapat dilihat pada grafik di atas) menggunakan asumsi, kondisi dana asing yang masih terus masuk, dan IHSG yang baru saja membentuk level tertingginya sepanjang tahun. Pada saat ini kami hanya pesan untuk terus mengamati aliran dana asing, selama dana asing masih sehat, tidak perlu khawatir dengan kondisi IHSG.

Namun pada pembukaan market di minggu selanjutnya investor asing terus melakukan aksi jual, dan berlangsung terus hampir 2 minggu, membuat IHSG berpindah dari trend bullish ke bearish, foreign flow berpindah dari fase akumulasi ke fase distribusi, hanya dalam 2 minggu. Secara otomatis outlook kami pada IHSG juga terpaksa dirubah menjadi negatif meskipun IHSG sudah turun cukup tajam.

Namun setelah IHSG mencapai level 4.700an, ketika kondisi terlihat sudah semakin negatif, dimana indeks regional sudah mengalami koreksi cukup dalam, dan data-data ekonomi dan fundamental yang mengecewakan terus keluar, tekanan jual asing justru berkurang (seperti terlihat dalam grafik di atas), dan tepat di tanggal 20 Mei lalu, ketika IHSG sudah buka di bawah level 4.700 dana asing terlihat mulai kembali masuk, dan terlihat terus masuk sampai perdagangan kemarin, dan tidak terasa IHSG pun sudah rally sampai level 4.836 dalam waktu hanya 7 hari, secara total pergerakan IHSG di bulan Mei sampai penutupan kemarin justru positif sesuai analisa kami di akhir April lalu.

Melihat kondisi yang kembali berubah kami terpaksa merubah lagi outlook kami mengenai IHSG, sejak hari Rabu minggu lalu via LINE OFFICIAL kami, kami sudah mengatakan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan kenaikannya, karena adanya perubahan pergerakan dana asing, dan ketika asing merubah strateginya, umumnya berita-berita pun akan menyusul menjadi positif, sering kali indeks regional pun berubah arah arah seperti yang terjadi saat ini.

Jadi pelajaran yang kita dapatkan melihat kondisi sebulan terakhir ini adalah, kita harus terus berusaha objective terhadap kondisi aktual, karena kondisi bisa berubah dari waktu ke waktu, dan dana asing adalah indikator paling ideal untuk memprediksi pergerakan IHSG dalam jangka pendek dan menengah.

Trading seperti perjalanan antar kota, sering kali di tengah jalan kita akan melihat tanda-tanda bahaya, namun bukan berarti kita harus berhenti, atau berputar arah setiap kali melihat tanda bahaya, yang perlu kita lakukan adalah berhati-hati dan mengurangi kecepatan (mengurangi posisi kita di market dan trading jangka pendek),  memprediksi kalau kita akan celaka, atau orang lain akan celaka, jika tidak berhenti atau berputar arah tidak akan membantu kita dalam perjalanan.

 

Peluang Ritel di balik CUT LOSS Asing di EXCL !!

$
0
0

CA11

Saham EXCL turun signifikan sepanjang minggu ini, kejatuhan harga saham ini cukup menjadi berita yang menghebohkan karena di’bumbui’ oleh 2 berita yang bertolak belakang dalam jangka waktu hanya 2 hari.

Pada hari Selasa pagi ini, kami mendapat informasi dari narasumber kami yang merupakan rangkuman dari report salah satu Analis ternama yang mencover EXCL, dan mengatakan meskipun penjualan turun tipis namun terjadi peningkatan laba bersih perusahaan yang didapat dari penjualan menara telekomunikasi milik perusahaan. Dan para pelaku pasar cenderung optimis terhadap coorporate action tersebut.

Namun anehnya sepanjang hari tersebut investor asing terlihat melakukan penjualan besar-besaran di saham EXCL, pada hari Selasa lalu asing tercatat melakukan NET SELL sebesar 53M, penjualan ini adalah penjualan terbesar investor asing dalam 1 hari, dalam 3 tahun terakhir.

Dalam Analisa Foreign Flow jika aksi net sell yang begitu besar memang selalu merupakan indikasi bahaya, apalagi jika berita tersebut dikeluarkan justru ketika ada berita positif, seperti yang terjadi di Saham EXCL hari selasa lalu.

KRLUARNYA

Seperti bisa kita lihat dalam grafik di atas penurunan hari Selasa berlanjut pada perdagangan hari Rabu ini, dimana EXCL langsung dibuka dalam kondisi GAP DOWN, disertai aksi jual lanjutan investor asing. Dan di awal sesi 1 kemarin, kembali keluar berita di saham EXCL yang mengatakan bahwa 2 faktor penyebab penurunan EXCL antara lain :

  1. Penjualan yang terus turun
  2. Dan terjadi ‘kanibalisasi’ pasca merger  dengan Axis

Sangat menarik bahwa 2 berita yang kurang lebih sama (pejualan turun dan penjualan asset) dapat memberikan view yang benar-benar berbeda hanya dalam jangka waktu yang berbeda 1 hari.padahal keduanya diambil dari report broker-broker kenamaan.

Di sisi lain kita juga bisa melihat bahwa Foreign Flow dapat membantu kita melihat berita dengan sudut pandang yang berbeda, berita positif yang diberikan pada hari Selasa justru merupakan tanda bahaya ketika di hari yang sama kita melihat Investor Asing justru melakukan aksi jual terbesarnya dalam 3 tahun terakhir. Dan pada hari selanjutnya ketika berita kedua keluar, dan disertai outflow yang bahkan lebih besar dari hari sebelumnya, semakin mengkonfirmasi adanya bahaya penurunan lanjutan yang cukup besar di saham ini dalam jangka pendek – menengah.

Hal lain yang menarik dibahas dari pergerakan asing di saham ini adalah inflow dana asing yang sebelumnya terjadi di saham ini sejak bulan Mei lalu. Seperti terlihat dalam Grafik Foreign Flow di atas, jumlah dana asing di saham ini terus bertambah dalam waktu 3 bulan sebelum terjadinya aksi panic selling minggu ini (ditunjukan dari curva orange di dekat candlestick)

Dan jika kita menghitung average akumulasi asing sejak awal bulan Mei sampai sehari sebelum aksi panic selling dimulai kita mendapatkan angka 3.601/ lembar dengan jumlah akumulasi sebesar 199M, dan dalam 3 hari terakhir masa panic selling sampai penutupan sesi 1 hari Kamis ini, total penjualan Investor Asing sudah sebesar 130M dengan average penjualan di 3.220. Artinya untuk setiap lembar saham yang dijual asing dalam 3 hari terakhir asing sudah rugi sebesar 381 rupiah, dan jika dikalikan jumlah saham yang dijual maka didapatkan kerugian sebesar 15M hanya dalam waktu 3 hari.

Jumlah ini adalah jumlah yang sangat besar untuk saham dengan liquiditas setara EXCL, dan juga merupakan tanda bahaya yang cukup besar, karena apa pun alasan yang ada di balik penjualan tersebut, aksi jual sebesar ini dalam waktu sangat singkat selalu merupakan indikasi bahaya penurunan yang lebih lanjut.

Related: Di akhir pekan ini kami akan mengadakan acara FOREIGN FLOW WORKSHOP ONLINE, dimana anda dapat mempelajari lebih dalam mengengai pergerakan Dana Asing dan bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan kita.  Info lebih lanjut bisa dibaca disini.

PREDIKSI JANGKA PENDEK
Dari data KSEI yang dirilis akhir bulan lalu, kepemilakan Asing di saham ini sangat besar di kisaran 86%, dan kepemilikan investor ritel domestic seperti kita hanya 1.1% artinya ada kepentingan sangat besar di saham ini, dan meskipun investor asing ingin melakukan penjualan besar-besaran di saham ini, penjualan tidak bisa selamanya dilakukan dalam kondisi panic selling seperti yang terjadi dalam 3 hari terakhir, karena cepat atau lambat investor ritel akan kehilangan minatnya di saham ini jika sahamnya terus turun.

Artinya dalam jangka pendek kita bisa melihat asing akan melakukan AKSI MARK UP dimana harga naik, namun asing melanjutkan aksi jualnya di saham ini. Aksi ini umumnya akan meningkatkan minat investor ritel di saham ini, dan di sisi lain merupakan peluang untuk investor asing melanjutkan aksi jualnya. Namun tentunya ada resiko yang sangat besar di saham ini dalam jangka menengah, jadi bagi anda yang menarik memanfaatkan adanya peluang mark up asing tersebut, pastikan anda mengetahui bahwa sampai saat ini saham ini diprediksi akan melanjutkan penurunannya dalam jangka menengah, artinya kita hanya sedang mencari momentum ‘dead cat bounce’ di mana harga berpotensi ‘mantul’ sebelum turun lebih dalam di kemudian hari.

Satu hal lagi yang menurut kami layak diperhatikan, yaitu jika pergerakan seperti yang terjadi pada sesi ini, dimana harga tidak turun banyak, namun investor asing menjual dalam jumlah besar, berlangsung dalam beberapa hari kedepan, maka potensi terjadinya ‘mantul’ sesaat di saham ini akan terus menurun.

 

 

Asing Sudah Nyangkut 9.8T, IHSG harusnya Naik !

$
0
0

nyangkut

Dalam 3 hari terakhir IHSG terus terkoreksi tajam, dan sudah turun lebih dari 4%, bukan hanya itu penurunan juga disertai dengan outflow yang besar. Diawali dengan outflow hari Jumat lalu sebesar  957M yang merupakan outflow terbesar asing di IHSG sepanjang tahun ini, dan disusul dengan outflow kemarin sebesar 1 T yang kembali memecahkan record outflow tahun ini.

Seperti sering kali kami bahas dalam ulasan kami, TEORI FOREIGN FLOW mengatakan :

Selama dana asing terus masuk IHSG bisa terus naik, artinya jika sekarang dana asing terus keluar maka bukan mustahil IHSG akan terus turun.

Namun untungnya itu bukanlah satu-satunya teori yang ada. Teori Foreign Flow juga mengatakan, bahwa :

Setiap trend bullish, akan selalu ditandai dengan adanya aksi Mark Down, dimana IHSG turun, namun asing masuk, dan di setiap trend Bearish akan selalu ditandai dengan adanya aksi Mark Up, IHSG naik dan Asing keluar.

Jadi jika anda percaya dengan teori ini seperti kami, kami beranggapan bahwa saat ini adalah waktu yang cukup ideal untuk asing me-mark up IHSG. Jika memang trend penurunan IHSG ini akan mengkofirmasi ‘dirinya’ sebagai trend bearish jangka menengah. Artinya akan ada rebound IHSG, yang justru dimanfaatkan oleh Asing untuk keluar dalam jumlah lebih besar.

Beberapa alasan yang menguatkan asumsi kami tersebut adalah :

IHSG sudah turun 4 hari berturut-turut, jika kita mempelajari pola pergerakan IHSG kebelakang, koreksi besar di IHSG umumnya hanya terjadi selama 4 hari, dan akan disusul rebound jangka pendek. Kita bisa mempelajarinya dalam grafik IHSG di bawah, dimana setiap IHSG turun 4 hari selalu disusul dengan kenaikan IHSG.

4 hari

Berkurangnya tekanan dari indeks regional, meskipun Dow Jones masih terkoreksi kemarin namun penurunannya tampaknya sudah cukup terbatas paling tidak untuk minggu ini. Artinya kemungkinan IHSG memiliki waktu 2 hari untuk rebound tanpa diganggu oleh sentimen negatif dari Dow Jones.

Asing sudah nyangkut 9.8T, salah satu alasan mengapa dalam trend bearish selalu disertai oleh mark up adalah untuk menjaga harga dalam periode profit taking yang dilakukan oleh asing. Jika harga sudah turun ke bawah average beli asing, umumnya mereka akan mengangkat harga dulu, dengan tujuan memberikan sentimen positif buat investor lokal. dan trader ritel, sehingga mereka kembali jual dalam posisi untung.

KUTT

Dan jika melihat kondisi IHSG saat ini, dalam posisi penutupan kemarin bisa dikatakan asing sudah dalam posisi nyangkut sebesar 9.8 T. Bisa kita lihat dalam grafik di atas bahwa sebelumnya IHSG

  • Naik dari level ke 5.146  ke 5.461 dengan inflow sebesar 12.9 T, sementara saat ini
  • IHSG sudah turun dari  5.461 ke 5.149 dan dana asing yang keluar hanya sebesar 3.1 T

Artinya dalam periode ini, investor asing sudah dalam posisi nyangkut sekitar 9.8 T di kisaran harga 5.461 sampai 5.146  jadi sangatlah wajar kalau memang asing mau melanjutkan aksi jualnya mereka akan me mark up IHSG terlebih dahulu supaya mereka bisa menjual dalam posisi untung, atau paling tidak BEP.

 


3 Alasan Menabung Saham INTP

$
0
0

nabung124

Minggu ini kami diminta oleh pihak Bursa Efek Indonesia untuk memberikan pelatihan mengenai Foreign Flow kepada para Investor di salah satu kota di Jawa Barat, dalam rangka mensukseskan program Yuk Nabung Saham di berbagai kota di Jawa Barat.

Sebagai institusi independen adalah suatu kehormatan bagi kami untuk bisa bergabung dalam program ini, dan juga menjadi narasumber di acara yang dihadiri oleh para petinggi di BEI.

Dan karena temanya “Menabung Saham” kami juga diminta memberikan rekomendasi beberapa saham yang kami anggap layak untuk di jadikan ‘tabungan’ bagi para investor.

Seperti kita ketahui, merekomendasikan saham yang layak untuk ditabung tentu saja lebih sulit dibandingkan dengan memberikan rekomendasi harian. Karena unsur keamanan, adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam memilih saham.

Prospek bisnis dari industri emiten yang dipilih juga tidak kalah penting, karena investor harus merasa yakin dulu pada prespek dari perusahaan tersebut di masa yang akan datang sebelum bersedia menabungkan uangnya di saham yang bersangkutan.

Selain itu timing pembelian juga tidak bisa diabaikan karena meskipun tujuannya untuk menabung, namun tidak jarang niat menabung investor langsung turun atau  bahkan hilang jika setelah direkomendasikan harga saham yang dipilih langusung naik atau turun signifikan.

Selain itu karena kami diminta melakukan pelatihan dari mengenai Foreign Flow Analysis, kami juga mengkombinasikan faktor pergerakan dana asing dalam melakukan pemilihan saham-saham yang layak untuk ditabung.

Dari 3 saham yang kami rekomendasikan INTP adalah salah satu saham yang menurut kami layak masuk dalam kategori tersebut. Berikut ini 3 alasan mengapa kami menggap INTP layak masuk dalam list Yuk Nabung Saham versi Creative Trading System

semKRISIS DI INDUSTRI SEMEN NASIONAL

Dalam setiap krisis selalu lahir peluang besar, dan jika kita membahas mengenai Industri Semen Nasional maka kita akan selalu membahas krisis yang sedang terjadi. Banyaknya pemain baru terutama dari China yang muncul dalam bisnis ini membuat supply Semen Nasional lebih besar dari kebutuhan semen dalam negeri saat ini.

Selain itu banyaknya rencana pembangunan pabrik-pabrik semen baru juga membuat banyak orang pesimis akan masa depan industri ini. Hal inilah yang membuat harga INTP sudah turun lebih dari 30% dibanding level tertingginya tahun 2014 lalu.

Kondisi ini seakan-akan membuat banyak orang lupa kalau saat ini, Indonesia sedang dalam proses pembangunan infrastruktur besar-besaran, dimana jalan tol, pelabuhan dan banyak proyek infrastruktur lainnya sedang dibangun, dan cepat atau lambat pembangunan infrastruktur akan memicu pembangunan rumah, dan gedung-gedung di sekitarnya, artinya pemintaan semen di masa yang akan datang akan mengalami kenaikan.

Itulah sebabnya banyak investor asing masuk ke Indonesia, yang di awal justru menyebabkan krisis seperti yang terjadi saat ini, kabar baiknya dari beberapa laporan yang kami dapatkan project-project pembangunan pabrik semen baru oleh Investor Asing mulai terhambat karena sulitnya mendapat partner lokal, dan perijinan.

Perkembangan ini dipercaya akan sedikit mengurangi kekhawatiran para pelaku pasar terhadap saham-saham sector ini, dan sama seperti prediksi kami mengenai saham-saham batubara di akhir tahun 2015 lalu, kami percaya setelah masa kepanikan berakhir, maka cepat atau lambat market akan kembali optimis, meskipun sebenarnya krisis belum benar-benar berakhir. Hal ini membuat kami melihat bahwa saat ini adalah waktu yang cukup ideal untuk mulai menabung INTP.

 

PENJUALAN INTP MULAI PULIH

Kabar baik lainnya muncul dari laporan penggunaan semen di bulan Agustus lalu, dari data yang diberikan terlihat sudah ada kenaikan permintaan semen sebesar 3.8% untuk permintaan nasional, yang umumnya datang dari luar Pulau Jawa.

INTP bahkan menjadi emiten yang menyumbang kenaikan penjualan paling besar yaitu 7.6%

INVESTOR ASING IKUT NABUNG SAHAM INTP
asingg12
Hal ketiga yang kami jadikan alasan mengapa INTP menjadi saham yang layak untuk ditabung adalah karena kami melihat Investor Asing di bursa kita juga melihat krisis ini sebagai peluang untuk melakukan pembelian di harga murah.

Hal ini terlihat jelas dengan aksi beli yang secara konsisten dilakukan investor asing sepanjang tahun ini meskipun harga INTP sendiri mengalami penurunan tahun ini. Jika dijumlahkan dana asing yang masuk ke saham ini sepanjang tahun 2016 sudah sebesar 592 Milyar, dengan rata-rata harga pembelian sebesar 18.294.

Fakta bahwa average pembembelian asing lebih tinggi daripada harga saat ini semakin membuat saham INTP menarik untuk kita menabung di saham ini.

 

 

 

 

 

 

Profit 66 M dalam 7 Hari !!

$
0
0

66m

Pada tanggal 20 September lalu, kami sempat posting artikel yang membahas mengenai Sempat ‘nyangkut’, Asing Promote BMRI dalam analisa tersebut kami menggaris bawahi posisi investor asing yang sempat nyangkut pasca melakukan akumulasi sebesar 3.1 Triliyun dengan average pembelian di 10.670. Dalam ulasan tersebut kami juga menggaris bawahi banyaknya aksi Promosi yang di rilis oleh para broker-broker kenamaan yang mengangkat potensi kenaikan saham ini dalam jangka pendek ke level 12.500

Prediksi CTS sendiri memprediksi BMRI dapat bergerak ke level 11.500 mendekati 12.000 dalam 1-2 minggu kedepan, yang kebetulan menjadi kenyataan dalam periode yang ditentukan. Namun pasca mencapai target yang kami tentukan, kami melihat ada perkembangan baru yang terjadi di saham ini.

Kami melihat ada aksi profit taking besar-besaran yang terjadi di saham ini dalam 7 hari terakhir, dengan total penjualan asing dalam periode tersebut mencapai 1.2 Triliyun. Dengan average penjualan yang ada di kisaran 11.275 kami melihat bahwa investor asing terlihat sudah cukup sukses menjalankan strateginya di saham ini, dimana mereka berhasil merubah kondisi nyangkut ke kondisi untung besar.

kut134

Dalam grafik di atas, kita bisa melihat bahwa dengan lihainya asing merubah posisinya yang sempat nyangkut menjadi untuk besar di saham BMRI.  Jika kita mengestimasi keuntungannya dengan menggunakan asumsi modal akumulasi asing sebelumnya yang ada di level 10.670, maka dengan rata-rata penjualan 7 hari terakhir di kisaran 11.275 kami mendapati asing sudah untung 66M di saham ini dalam periode tersebut.

Dan jika melihat harga saat ini yang bisa dibilang masih cukup jauh di atas modal akumulasi mereka sebelumnya, bukan mustahil aksi profit taking asing masih dapat terus berlansung dalam 1-2 minggu kedepan, dari pengalaman kami menganalisa Foreign Flow dalam 6 tahun terakhir, kami mengestimasikan sampai seluruh saham yang di akumulasi sebelumnya (3.1 T) habis dijual, jumglah keuntungan yang bisa diperoleh asing bisa mencapai 200-250M.

Sebagai investor ritel, ini adalah sinyal bahaya, terutama bagi anda yang belum sempat mendeteksi aksi jual besar-besaran ini dari beberapa hari kebelakang dan menjadi korban aksi profit taking asing ini.

 

Related : Anda bisa mempelajari lebih dalam dengan memiliki Foreign Flow System seperti yang kami gunakan di atas dengan cara mengikuti Foreign Flow Workshop yang akhir tahun ini akan kami adakan di Jakarta dan Surabaya.

 

Bagaimana Asing Selamat dari Nyangkut 9 T

$
0
0

NYANGKUT112

Satu bulan yang lalu, di tanggal 15 September 2016 kami memposting salah satu analisa yang mengatakan bahwa Asing Sudah Nyangkut 9.8T, IHSG harusnya Naik !. Artikel tersebut menjadi salah satu artikel yang paling banyak dibaca di bulan lalu, terutama karena kami rilis tepat di tengah kejatuhan IHSG.

Dalam artikel tersebut kami mengatakan, “sangatlah wajar kalau memang asing mau melanjutkan aksi jualnya mereka akan me mark up IHSG terlebih dahulu supaya mereka bisa menjual dalam posisi untung, atau paling tidak BEP.”

Seperti kita lihat dalam grafik di atas, tepat seperti prediksi kami di artikel tersebut, IHSG langsung naik setelah artikel tersebut di posting, dimana IHSG bergerak dari level 4.100an sampai berhasi mencetak record tertinggi barunya di tahun ini.

Bukan hanya itu Asing juga terus melanjutkan aksi jualnya, seiring dengan kenaikan IHSG, sesuai dengan skenario yang sudah kami prediksi sebelumnya. Sejak dirilisnya artikel tersebut asing sudah menjual melakukan aksi jual sebesar 2.6 Triliun sampai penutupan sesi 1 hari ini.

FASE12Fakta menarik lainnya dalam pergerakan IHSG sebulan terakhir adalah, meskipun Asing terus melakukan aksi jualnya IHSG terlihat masih berhasil naik selama 1 bulan terakhir, IHSG bukannya terus turun namun justru mengalami kenaikan. Kita melihat bahwa dengan lihainya asing me MARK UP IHSG pada saat Investor Lokal sedang dalam kepanikan di tanggal 15 September lalu dan terus mengerek IHSG sampai di puncaknya tanggal 4 Oktober. Dan ketika semua pihak sudah optimis karena IHSG berhasil mencetak level tertingginya, mereka justru memanfaatkan optimisme tersebut untuk

Jika kita menggunakan metode Analisa Foreign Flow yang sama dengan metode analisa yang kita gunakan sebulan lalu yang dapat menghitung  Asing dalam posisi nyangkut sebesar 9.8 Triliyun, maka kita mendapati kalau posisi Foreign Flow saat ini kurang lebih sama dengan posisi Foreign Flow di awal tanggal 3 Agustus lalu.

Dana asing terus masuk sejak tanggal 3 Agustus puncak tertinggi Foreign Flow tahun ini di tanggal 26 Agustus, tercatat dalam periode tersebut total dana asing yang masuk sebesar 5.8 Triliyun, akumulasi asing dilakukan dengan kisaran IHSG di 5.296 – 5.470 dengan rata-rata IHSG di 5.413.

Sejak tanggal 27 Agustus sampai hari ini, Investor asing terus melakukan aksi distribusi, terlihat indikator Foreign Flow terus mengalami penurunan dan saat ini kembali ke level yang sama dengan tanggal 3 Agustus lalu.

Total dana asing yang keluar dalam periode tersebut sudah sebesar 5.7 T, sampai penutupan sesi 1 tadi, dan range IHSG pada periode distribusi tersebut ada di kisaran 5.357. Range tersebut masih sedikit di bawah level akumulasi pada periode sebelumnya, namun selisihnya sudah tidak terlalu jauh seperti 1 bulan yang lalu.

Menurut estimasi kami dalam posisi saat ini, posisi nyangkut investor asing sudah berkurang dari sebelumnya 9.8 Triliyun di bulan lalu, dan saat ini ada di kisaran 800M – 1 Triliyun. Jadi dalam 1 bulan Investor Asing sudah berhasil menyelamatkan sekitar 9 T dari posisi asset mereka.

Dan jika di bulan yang lalu, kami memprediksi asing memiliki kepentingan yang besar untuk segera mengangkat IHSG, saat ini Investor Asing terlihat dalam posisi yang jauh lebih baik untuk bebas memilih strategi apa yang mereka lakukan kedepan.

Dalam kasus ini kita melihat bagaimana lihainya investor asing dalam menggerakan IHSG, kita juga mempelajari sebagai investor lokal kita bisa memanfaatkan analisa pergerakan dana asing, untuk mencari peluang tanpa harus menjadi penggerak market.

Untuk jangka pendek sebagai investor lokal kami lebih menyarankan untuk mengambil posisi Wait And See dulu sambil menunggu peluang yang tepat untuk kembali ke market. Dalam posisi ini bisa saja Asing kembali me mark up IHSG untuk kembali menarik minat beli investor lokal, namun berbeda dengan bulan lalu, saat ini tidak ada kepentingan yang urgent untuk melakukan hal tersebut, sehingga kenaikan bisa terjadi kapan pun dan sulit untuk diprediksi.

 

 


Related : Dalam 7 tahun terakhir Team Reserch Creative Trader terus mempelajari pergerakan dana asing, kami percaya Foreign Flow System yang kami ciptakan dan terus kembangkan selama ini dapat menjadi senjata yang investor lokal seperti kita untuk menandingi kekuatan Investor Asing. Anda bisa mempelajari lebih dalam mengenai ilmu ini di Foreign Flow Workshop yang akan kami adakan di Jakarta dan Surabaya dalam 3 bulan kedepan.

 

 

Aktor Intelektual di balik kejatuhan IHSG

$
0
0

kejatt1

Sebelum market buka hari ini, banyak trader dan analis lokal yang beranggapan bahwa hari ini market akan bergerak kurang lebih seperti hari-hari sebelumnya. Kemarin Dow Jones hanya bergerak flat, dan tidak menunjukan adanya tanda-tanda kepanikan pasca terpilihnya Donald Trump. Bursa Asia di pagi ini pun pun dibuka dalam kondisi normal sebelum dibukanya perdagangan di BEI.

Namun di balik kondisi yang biasa-biasa saja tersebut, ternyata para Investor Asing sudah punya rencana besar di IHSG dalam perdagangan hari ini, hanya 6 menit setelah pembukaan market hari ini IHSG sudah terkoreks 3.5%. Ketika para investor lokal masih ter-heran-heran dan sibuk mencari alasan di balik kejatuhan tiba-tiba IHSG. Investor Asing secara serentak dan terkoordinasi melakukan aksi jual besar-besaran di hampir saham Blue Chip, membuat IHSG terus turun dan para pemodal dalam negeri baik yang kecil maupun yang besar hanya bisa terdiam melihat keganasan aksi jual Investor Asing yang terus berlangsung selama sesi 1 ini.

Jika kita lihat list saham-saham yang dijual asing dalam perdagangan hari Jumat kemarin, kita bisa menyimpulkan bahwa aksi jual investor asing.yang terjadi saat ini bukanlah aksi jual ‘sectoral’ yang terjadi karena adanya satu berita negatif pada sector tertentu.  Aksi jual yang terjadi sepanjang sesi 1 tadi terlihat sebagai suatu strategi yang terencana dan terorganisir untuk menjatuhkan IHSG.

Hal ini terlihat jelas dari 12 saham dengan outflow terbesar, yang dijual asing secara serentak pada sesi 1 tadi.  Bukan hanya saham – saham perbankan besar yang jadi sasaran jual investor asing tapi juga UNVR dan HMSP dari sector consumer, UNTR dan ASII dari Astra Group, BSDE dan PWON dari sector Property. Juga KLBF di sectror Pharmacy.

Dalam kejatuhan IHSG hari ini, kita sekali lagi bahwa pergerakan dana asing adalah faktor terbesar yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Terlepas dari ada atau tidaknya berita negatif, terlepas dan naik turunnya Dow Jones, atau Fed Rate, terlepas dan baik buruknya data ekonomi dalam negeri, asing akan bisa menjatuhkan IHSG di waktu yang mereka inginkan, dengan cara yang mereka inginkan.

Sebagai investor lokal kita memang hanya bisa pasrah menghadapi kondisi ini, karena memang Market Cap IHSG sendiri lebih banyak dikuasai oleh asing, daripada investor lokal. Itu sebabnya kami selalu menjadikan pergerakan investor asing sebagai acuan utama pergerakan IHSG kepedan.

Itu jika anda mengikuti ulasan dari Creative Trader sejak awal bulan November ini, di tengah euforia saham-saham gorengan yang membuat para Trader optimis akan kondisi IHSG. Kami justru memilih untuk menjadi ‘sosok’ yang tidak populer dengan terus mengingatkan para pembaca setia dan para follower kami bahwa IHSG dalam bahaya.

Berikut ini list 2 article kami tentang IHSG selama bulan November ini :

Dua article kami tersebut banyak mendapat kritikan di berbagai sosial media, karena dianggap terlalu provokatif, dan mendatangkan ketakutan. Beberapa beranggapan artikel tersebut kami rilis karena kami sudah jualan, dan berharap IHSG mengalami penurunan supaya bisa belum lagi di harga murah.

Padahal satu-satunya maksud kami adalah untuk meningkatkan awareness dari para pembaca setia kami akan potensi kejatuhan IHSG yang semakin lama semakin terlihat. Sesuatu yang kami lakukan hampir setiap hari di LINE OFFICIAL kami kepada lebih dari 5000 followers kami dalam seminggu terakhir.

Bahkan dalam acara Emergency Gathering hari Rabu malam lalu pun, kami mengatakan untuk terus waspada karena terus keluarnya dana asing, terutama jika tidak ada reaksi negatif di bursa dunia pasca kemenangan Trump, karena dalam kondisi ini IHSG bisa jatuh kapan saja.

ishg jatuhh

Faktor yang membuat kami begitu yakin IHSG dalam bahaya besar adalah terus keluarnya dana asing di IHSG sejak awal bulan November ini, dapat terlihat pada grafik di atas bahwa dana asing terus keluar meskipun pada periode yang sama IHSG mengalami kenaikan, itu sebanya setiap kali IHSG naik kami terus menyarankan untuk Profit Taking terutama di saham Blue Chip dan saham-saham yang digerakan investor asing.

Jika kita melihat grafik dalam kotak putih, kita bisa melihat bahwa sebelum kejatuhan IHSG hari ini dana asing terlihat sudah terus mengalir keluar dari IHSG sejak pertengahan bulan Agustus meskipun IHSG sendiri hanya bergerak sideways sampai penutupan perdagangan kemarin. Aksi jual investor asing terlihat semakin aggressive selama bulan November ini, dan IHSG justru mengalami kenaikan. Dalam ilmu Foreign Flow tanda-tanda pergerakan investor asing tersebut sudah mengindikasikan bahwa IHSG berpotensi mengalami kejatuhan dalam waktu singkat.

AWAL KEJATUHAN IHSG 2015

ihsg jattuh12

Di tahun 2015 lalu Analisa Foreign Flow juga behasil memprediksi awal kejatuhan IHSG, seperti kita lihat dalam grafik pergerakan IHSG di atas Analisa Foreign Flow juga menemukan adanya outflow selama hampir 2 bulan dan IHSG juga hanya bergerak sideways dalam periode tersebut. Dan di akhir bulan April barulah Investor Asing terlihat secara serempak menjatuhkan IHSG, ditandai dengan candle hitam yang besar disertai Outflow mencapai 2 Triliyun lebih di awal kejatuhannya. Jika kita mempelajari kejatuhan IHSG di tahun 2015 lalu grafik di atas menggambarkan pergerakan IHSG di bulan April, dimana IHSG masih di 5.400an, hanya 5 bulan setelah di bulan September 2015 aksi jual terus menerus investor asing membuat IHSG terus turun sampai ke level 4.100an.

Jika melihat kejatuhan yang terjadi di IHSG pada hari Jumat, ciri-cirinya sangatlah mirip dengan awal kejatuhan yang terjadi di bulan April tahun lalu, dimana koreksi IHSG membentuk candle hitam yang besar, dengan outflow yang bahkan berpotensi lebih besar dari outflow tahun 2015 lalu. Outflow Investor Asing pada perdagangan hari Jumat sebesar 3 Triliyun, jumlah ini adalah outflow harian terbesar sepanjang sejarah IHSG yang jauh mengalahkan record outflow sebelumnya di level 2.28 Triliyun yang terjadi pada tanggal 20 Agustus 2013 lalu.

Kurang lebih itulah alasannya kami sampai mengadakan Emergency Gathering pada hari Rabu malam lalu, karena awalnya kami mengira Investor Asing akan menjatuhkan IHSG sehari setelah kemenangan Trump, setelah selama lebih dari 2 bulan mereka melakukan aksi jual besar-besaran, namun kenaikan tidak terduga Dow Jones pasca kemenangan Trump membuat Investor Asing punya spare waktu lebih banyak untuk mengatur strategi mereka. IHSG bahkan dinaikan terlebih dahulu demi membangkitkan optimisme investor lokal. Berbagai Report dari Sekuritas juga berubah 180 derajat setelah sebelumnya mendukung Hillary, dan sejak kemarin justru berubah ‘mendukung’ Trump, seakan-akan secara serentak meyakinkan Investor Lokal bahwa semuanya akan baik-baik saja, dan terus melakukan pembelian, di saat yang sama Investor Asing terus melakukan penjualan (terlepas dari report positif yang mereka berikan).

Karena itulah kami memfokuskan analisa dan research kami para analisa Bandarmologi dan Foreign Flow  karena kami selalu percaya “Action Speak Louder than Word”, jadi terlepas dari apa pun berita yang keluar, bagaimana pun kondisi market. Pergerakan dana asing selalu kami jadikan panduan utama untuk menentukan strategi dan arah IHSG kedepan.

OUTLOOK IHSG KEDEPAN
Melihat Outflow yang begitu besar hari ini kami melihat resiko penurunan IHSG masih sangat tinggi dalam waktu dekat, jadi kami belum berani menyarankan untuk melakukan aksi buyback dalam kondisi IHSG saat ini.

Sementara bagi rekan-rekan yang mungkin tidak sempat membaca article dan rekomendasi-rekomendasi yang kami berikan sejak awal bulan ini, dan sekarang dalam kondisi nilai porfolionya jatuh bersama-sama dengan IHSG. Mungkin bisa menunggu momentum Mark Up Asing dimana IHSG mengalami kenaikan dalam jangka pendek (terkadang intraday) namun terus disertai dengan keluarnya dana asing, seperti yang terjadi di awal minggu ini.

 

 


Related : Analisa Foreign Flow bukan hanya bisa digunakan untuk menganalisa kejatuhan IHSG, namun juga bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham-saham yang dikuasai oleh Asing. Jika anda berminat mempelajari Ilmu Foreign Flow, dan memiliki system yang dapat mendeteksi pergerakan dana asing secara realtime.  Anda bisa bergabung dalam Workshop Foreign Flow yang akhir tahun ini akan kami adakan di Jakarta dan Surabaya. Klik disini untuk INFO lebih lanjut.


 

 

 

Waspadai Runtuhnya Pondasi IHSG

$
0
0

runtu

Setelah bertahun-tahun kami mempelajari pergerakan dana asing di IHSG kami menyadari benar besarnya efek aliran dana asing terhadap IHSG. Bahkan kami bisa mengatakan bahwa Foreign Flow adalah Pondasi bagi IHSG.

Sama seperti pondasi bangunan , ketika sebuah bangunan berdiri di atas pondasi yang kuat, maka bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan tinggi, namun ketika pondasi sebuah bangunan ‘keropos’ maka tidak peduli sebagus dan setinggi apa bangunan yang ada di atasnya. Bagunan tersebut dapat rubuh kapan saja.

Begitulah kurang lebih analogi pentingnya aliran dana asing di IHSG, pada saat aliran dana asing dalam fase akumulasi (inflow terus menerus), maka IHSG akan naik dan bisa terus naik. Tidak peduli seberapa tinggi IHSG sudah naik, tidak peduli bagaimana kondisi ekonomi dalam negeri, dan seberapa mahal IHSG dibanding bursa-bursa lainnya, selama fondasinya terus bertambah dan terus diperkuat, maka IHSG akan terus naik.

ihsg foreign flo1

Dari tahun ke tahun kita melihat kondisi seperti ini terjadi di setiap trend bullish yang terjadi di IHSG, contoh terdekat tentunya terjadi pada kenaikan tahun ini, seperti bisa kita lihat pada grafik Foreign Flow IHSG di atas.

Kita bisa melihat selema pertengahan bulan Mei – Agustus dimana dana asing terus masuk ke IHSG, pada periode tersebut dana asing pertama masuk di tanggal 20 Mei 2016 di saat IHSG ada di level 4.698 (level terendahnya sepanjang periode tersebut), dan fase akumulasi asing berakhir pada tanggal 18 Agustus 2016 dimana IHSG berada di level tertingginya pada periode tersebut 5.461. Kenaikan IHSG dalam periode ini menunjukan bahwa Teori Foreign Flow memang terbukti benar, dimana inflow dana asing berhasil membawa IHSG naik dari level terendahnya ke level tertingginya.

IHSG JATUH, PONDASI TETAP KUAT
Pada fase kedua (kuning) kita melihat pembuktian Teori Foreign Flow yang lainnya, pada saat itu IHSG sempat mengalami penurunan pasca berakhirnya trend akumulasi yang terjadi di IHSG, kita bisa melihat di tanggal 14 September 2016 lalu IHSG mengalami penurunan ke level 5.146 seiring dengan mulai keluarnya dana asing. Kita melihat penurunan IHSG tersebut segera di susul kenaikan IHSG kembali ke level 5.400an, hal ini disebabkan karena pada periode tersebut dana asing yang keluar jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan penurunan IHSG.Hal ini dapat dilihat pada gambar panah merah di atas, dimana kami membandingkan posisi Foreign Flow IHSG pada saat itu dengan posisi yang sama dalam periode sebelumnya. Dan bisa terlihat bahwa pada periode sebelumnya IHSG masih berada di level 5.400an, artinya pondasi IHSG ada di level 5.400an dan jika IHSG ada di level 5.100an artinya indeks sudah berada di bawah pondasinya, itu sebabnya IHSG lansung mengalami kenaikan.  Pada saat itu di tengah kondisi kepanikan di IHSG, kami merilis analisa : Asing Sudah Nyangkut 9.8T, IHSG harusnya Naik !  artikel tersebut menjelaskan bahwa penurunan tersebut membuat asing dalam posisi nyangkut (pondasi gedung lebih tinggi dari gedungnya), jadi memang sudah seharusnya IHSG naik.

KEJATUHAN IHSG
Dalam periode ketiga IHSG terlihat bergerak stabil di kisaran 5.300 – 5.400, namun di saat yang sama dana asing terlihat terus keluar, jadi meskipun ‘bangunan’ IHSG terlihat kokoh, sebenarnya pondasinya semakin lama semakin keropos, dan sama seperti setiap bangunan yang dibangun di atas pondasi yang keropos, jika ada ‘sedikit goncangan’ bangunan tersebut akan roboh.

Itulah yang kurang terjadi pada hari Jumat lalu, dimana di tengah ketenangan market, setelah sideways hampir 2 bulan, IHSG tiba-tiba roboh 4%, kejatuhan yang sudah bisa kita lihat tanda-tandanya sejak awal bulan November seperti yang kami bahas dalam artikel : Aktor Intelektual di balik kejatuhan IHSG

Jika kita menggunakan analisa yang sama dengan yang kita lakukan di fase kedua, dengan membandingkan posisi Foreign Flow IHSG saat ini dengan fase pertama, maka kita mendapatkan pada periode tersebut IHSG ada di level 5.050, artinya dengan IHSG saat ini yang berada di level 5.231, maka IHSG masih berpotensi melanjutkan penurunannya, fondasi IHSG baru akan menunjukan kekuatannya dika IHSG sudah berada di bawah fondasinya.

Namun masalah selanjutnya adalah jika kejatuhan IHSG terus disertai dengan outflow yang besar seperti yang terjadi hari Jumat dimana turunnya IHSG disertai Outflow sebesar 3 Triliyun (terbesar sepanjang sejarah), maka turunnya IHSG akan juga akan terus disertai dengan turunnya fondasi IHSG. Potensi akan terus berlangsungnya aksi jual asing juga terlihat cukup terbuka, karena posisi IHSG yang berada di atas level Pondasinya seperti saat ini juga berarti Investor Asing masih dapat melakukan aksi jual lanjutan dalam posisi untung.

Jadi dalam jangka pendek bisa dikatakan IHSG dalam cukup rawan untuk berlanjutnya koreksi, kami disini pun belum berminat untuk melakukan aksi buyback pasca kenaikannya, keluar dari market di awal November ini, karena melihat risk and reward IHSG saat ini masih tidak menarik.

Baca lanjutan dari analisa ini pasca pergerakan IHSG di sesi 1 hari ini.

 


Related : Analisa Foreign Flow bukan hanya bisa digunakan untuk menganalisa kejatuhan IHSG, namun juga bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham-saham yang dikuasai oleh Asing. Jika anda berminat mempelajari Ilmu Foreign Flow, dan memiliki system yang dapat mendeteksi pergerakan dana asing secara realtime.  Anda bisa bergabung dalam Workshop Foreign Flow yang akhir tahun ini akan kami adakan di Jakarta dan Surabaya. Klik disini untuk INFO lebih lanjut.

Bagi anda yang berada di kota-kota lainnya anda juga dapat memiliki Foreign Flow System tanpa mengikuti Workshopnya, klik di sini untuk mengentahui caranya.


 

Strategi Sederhana Memanfaatkan Jatuhnya IHSG

$
0
0

 

jatuuhh

Sebelum membaca artikel ini, pastikan anda membaca artikel kami tadi pagi : Waspadai Runtuhnya Pondasi IHSG

Setelah IHSG berhasil menyentuh level 5.050 yang merupakan level pondasi Foreign Flow IHSG dalam waktu 70 menit pertama perdagangan tadi pagi, terlihat IHSG langsung mengalami rebound dan ditutup naik 50 point dari level terendahnya tadi pagi.

Ketika IHSG menyentuh level tersebut kami langsung mem-Broadcast pada seluruh follower LINE OFFICIAL kami, bahwa terbuka peluang untuk trading jangka pendek memanfaatkan rebound intraday IHSG.

Kami melihat besarnya potensi rebound karena pada saham IHSG mengalami penurunan di awal sesi 1 tadi Outflow dana asing tidak besar, hanya sekitar 660M sementara IHSG sudah turun lebih dari 3%. Dalam kondisi seperti itu Investor Asing umumnya hampir selalu melakukan strategi mark up, dimana IHSG mereka angkat, sambil terus melangsungkan aksi jualnya di masa kenaikan IHSG.

Analisa tersebut langsung menjadi kenyataan pada sasi 1 tadi, tidak sampai 5 menit setelah broadcast tersebut kami keluarkan, IHSG langsung bergerak naik, dan asumsi dilakukan Mark Upnya pun terbukti, pada penutupan sesi 1 ini total Outflow naik ke level 1.2 T sementara IHSG justru naik 50 point.

Mark Up adalah sesuatu yang sangat sering dilakukan oleh Investor Asing terutama di masa kejatuhan IHSG seperti sekarang, dimana investor lokal mengalami ketakutan karena kejatuhan IHSG. Pada masa ketakutan para pemodal lokal umumnya akan memilih memegang cash dan tidak mau melakukan buy on weakness meskipun IHSG sudah turun banyak. Hal tersebut dipahami benar oleh para pemodal asing, karena itu sebagai pengendali IHSG, mereka umumnya akan me-mark up indeks, dengan tujuan memulihkan harapan investor lokal seiring dengan reboundnya IHSG, sehingga mereka kembali menggunakan uangnya untuk buy on weakness dan investor asing bisa melanjutkan aksi jualnya. Hal inilah yang terjadi di IHSG pada pertengahan sesi kesatu tadi, dimana indeks mengalami kenaikan namun outflow asing justru bertambah 600M.

Kondisi seperti ini memang bisa kita manfaatkan untuk melakukan trading jangka pendek, karena selama dana asing terus keluar dalam jumlah yang sangat besar seperti sekarang, IHSG bisa terus melanjutkan penurunannya, jadi strategi pembelian di masa panik menunggangi aksi mark up yang dilakukan oleh Asing merupakan strategi yang bisa kita gunakan. Idealnya ketika IHSG turun lebih dari 1,5%, outflow dana asingada di kisaran 600M ke atas, dan jika level outflow masih lebih kecil atau IHSG turun jauh lebih dalam dari 1.5% terutama ketika terjadi di sesi 1 atau awal sesi 2 maka peluang indeks di MARK UP asing cukup besar.

 

Berikut ini beberapa broadcast yang kami kirimkan di LINE OFFICIAL kami pagi ini.

[tab name=”Sebelum Market Buka”]

854

[/tab]
[tab name=”Jam 10.12 “]

1012

[/tab]
[tab name=”Jam 12.34″]

12 34

[/tab]

[tab name=”FREE UPDATE IHSG”]

poster line

Bagi anda yang ingin mendapatkan rekomendasi dan informasi dari kami sepanjang market berjalan, anda bisa bergabung LINE OFFICIAL dari Creative Trader, media ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan kami untuk para pembaca sekalian. Dalam fan page ini anda akan mendapat informasi juga rekomendasi langsung dari Creative Trader langsung ke smartphone anda melalui aplikasi LINE MESSENGER.

Anda juga dapat dengan mudah mengetahui saham pilihan kami hari ini, prediksi IHSG, jadwal seminar atau gathering terderkat dan informasi-informasi lainnya secara instan hanya dengan mengirimkan pesan kepada kami. Selain itu anda juga dapat membaca posting-posting terkini di website.

Untuk bergabung anda hanya perlu meng-ADD kami di @creative-trader atau klik disini untuk melihat caranya.

[/tab]
[end_tabset]


Related : Analisa Foreign Flow bukan hanya bisa digunakan untuk menganalisa kejatuhan IHSG, namun juga bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham-saham yang dikuasai oleh Asing. Jika anda berminat mempelajari Ilmu Foreign Flow, dan memiliki system yang dapat mendeteksi pergerakan dana asing secara realtime.  Anda bisa bergabung dalam Workshop Foreign Flow yang akhir tahun ini akan kami adakan di Jakarta dan Surabaya. Klik disini untuk INFO lebih lanjut.

Bagi anda yang berada di kota-kota lainnya anda juga dapat memiliki Foreign Flow System tanpa mengikuti Workshopnya, klik di sini untuk mengentahui caranya.


Ketika masa tenang berakhir, IHSG bisa ke bawah 5000

$
0
0

anotherr

Pasca kejatuhan IHSG di awal minggu lalu yang disertai dengan outflow terbesar sepanjang sejarah, kondisi market kita terlihat sudah lebih tenang, dari beberapa group dan komunitas saham yang menjadi pantauan kami, fokus para trader ritel sudah beralih dari IHSG ke saham-saham yang sedang hot saat ini. Menurut pengalaman kami dalam mengamati berbagai group dan komunitas saham yang ada. IHSG hanya menjadi fokus pembahasan ketika kondisi indeks dalam masa kritis seperti yang terjadi di awal minggu lalu dimana IHSG turun dari 5.400an ke 5.050 hanya dalam waktu 2 hari. Setelah kondisi lebih tenang, fokus para trader umumnya kembali berpindah ke saham-saham yang sedang hot pada hari tersebut.

Namun meskipun saat ini IHSG terlihat sudah lebih tenang, faktor-faktor yang menyebabkan kejatuhan IHSG 2 minggu yang lalu tampak tidak membaik, malah bisa dikatakan justru semakin memburuk dari hari ke hari. Kita tentunya masih ingat bahwa kejatuhan IHSG disebabkan oleh keluarnya dana asing secara besar-besaran, dan pada saat itu melemahnya nilai tukar rupiah dianggap sebagai faktor penyebab keluarnya dana asing.  Dan selama 2 minggu masa tenang ini investor asing terlihat terus melanjutkan aksi jualnya di bursa kita, dan nilai tukar rupiah masih terus melemah.

Secara total Outflow dana asing sudah sebesar 12.8 T sepanjang bulan November, sementara rupiah sudah melemah dari level 13.000 ke 13.600 dalam periode yang sama. Namun meskipun kedua indikator tersebut terus melemah, kita bisa melihat bahwa optimisme di market sudah berangsur-angsur pulih, seiring dengan ‘di mark upnya’ IHSG oleh Asing.

Pulihnya optimisme investor domestik tersebut bisa kita lihat pada data di bawah ”

[tab name=”Prediksi Analis Sekuritas”]

bul bear

Dalam 2 hari terakhir hampir semua analis memprediksi IHSG akan mengalami kenaikan, hari ini 9 dari 10 Analis memprediksi IHSG akan naik, kemarin 10 dari 10 memprediksi IHSG naik.

Hal ini menunjukan bahwa kekhawatiran para analis sekuritas memang sudah mulai hilang. Meskipun di saat yang sama 2 faktor pendorong yang menyebabkan kejatuhan IHSG masih terus berlangsung, bahkan sudah lebih buruk dibandingkan dengan kondisi ketika IHSG mengalami jatuh di awal minggu lalu.

 

[/tab]
[tab name=”Prediksi Investor Ritel”]

S__2891783

Dari survey yang kami buat sebelum pembukaan market tadi pagi terhadap follower Line Official kami, 51% percaya bahwa IHSG masih bisa melanjutkan penguatannya dalam 2 minggu kedepan, dan bisa naik ke atas 5.250.

Artinya bukan hanya Analis Sekuritas yang percaya kalau kondisi IHSG sudah terlepas dari bahaya koreksi, para investor ritel pun sudah cukup nyaman dan optimis dengan kondisi saat ini, paling tidak sampai tadi pagi sebelum IHSG mengalami koreksi dalam pada sesi 1 ini.

Hal yang juga menarik dijadikan pertimbangan adalah, survey dilakukan pada follower Line Official kami yang sudah setiap hari kami warning akan bahaya berlanjutknya koreksi IHSG kedepan. Dan karena total follower Line kami baru sekitar 5.500 orang, jadi kemungkinan jumlah tersebut hanya merepresentasikan 5-10% trader aktif di Indonesia, sisanya kemungkinan masih akan berpendapat yang sama dengan para analis sekuritas.[/tab]

[end_tabset]

Kenapa analisa sentimen market penting dalam kondisi seperti saat ini, karena dalam ilmu Foreign Flow,
outflow yang besar hanya bisa terjadi di masa optimisme, karena untuk investor asing melakukan net sell, harus ada investor lokal yang berani melakukan pembelian, dan keberanian tersebut umumnya hilang ketika IHSG mengalami penurunan signifikan 2-3 hari berturut-turut seperti yang terjadi di awal minggu lalu.

Itu sebabnya di hampir semua koreksi IHSG kami menemukan bahwa setelah terjadinya outflow besar-besaran, IHSG biasanya akan masuk ke masa tenang, dimana market cenderung berjalan di tempat, atau mengalami kenaikan secara perlahan, namun pergerakan IHSG tersebut terus disertai dengan outflow asing secara continue.

take cou

Salah satu contoh masa tenang yang paling dekat terjadi di awal kejatuhan IHSG tahun 2015 (IHSG turun dari 5.400 ke 4.150), bisa kita lihat pada grafik di atas, IHSG juga memasuki ke dalam ‘masa tenang’ pasca terjadinya koreksi dan outflow signifikan di IHSG di bulan April. Masa tenang terjadi selama 1 bulan dimana IHSG secara perlahan mengalami kenaikan, disertai dengan terus bertumbuhnya optimisme investor lokal, namun juga disertai dengan terus keluarnya investor asing.

Teori Foreign Flow mengatakan : 

“Semakin panjang periode masa tenang dan semakin besar dana asing yang keluar di masa tersebut, maka semakin dalam potensi kejatuhan yang terjadi setelah berakhirnya masa tenang tersebut.”

Seperti bisa kita lihat pada tahun 2015 lalu posisi IHSG di akhir masa tenang ada di level 5.300 dan dalam waktu kurang dari 6 bulan IHSG sudah turun ke level 4.150.

Related : Bagi anda yang tertarik belajar lebih mendalam mengenai aliran dana asing dan berdomisili di Surabaya dan sekitarnya di akhir tahun ini terbuka kesempatan untuk mengikuti Workshop Foreign Flow yang akan diadakan pada tanggal 10 Desember 2016

Jika kita melihat kondisi sekarang kondisinya serupa dengan kondisi di tahun 2015 lalu, pasca Massive Outflow yang disertai kejatuhan IHSG di awal minggu lalu, IHSG juga masuk ke dalam masa tenang dimana dalam periode tersebut bisa terlihat bahwa IHSG secara berangsur-angsur naik, optimisme investor domestik membaik, namun dana asing terus keluar.

petisii

Tercatat selama berlangsungnya masa tenang sejak hari Rabu minggu lalu sampai pada penutupan kemarin, total dana asing yang keluar sudah sebesar 2.2 Triliyun. Padahal pada periode yang sama IHSG mengalami kenaikan dari 5.078 sampai ke 5.211. Bukan cuma itu, outflow asing juga terlihat semakin hari terlihat semakin bertambah besar, seiring dengan terus meningkatnya optimisme investor dalam negeri.

masteng

Jadi seperti rekomendasi yang kami berikan tadi pagi melalui LINE OFFICIAL, memang sejak awal perdagangan hari ini, potensi koreksi IHSG mengalami penurunan sudah semakin besar, hal itu langsung menjadi kenyataan dimana sepanjang sesi 1 ini IHSG sudah turun lebih dari 1 %, seakan-akan langsung mengakhiri masa tenang yang kita bahas di atas.

Jika skenario asing di tahun 2015 lalu kembali dilaksanakan hari ini maka besar kemungkinan IHSG akan turun ke bawah 5.000 dalam waktu dekat. Bahkan bukan mustahil untuk turun jauh lebih dalam dari level 5.000. Jadi jika anda adalah tipe trader yang suka trading dalam masa koreksi IHSG, kami melihat penurunan hari ini bukan merupakan momentum yang tepat untuk melakukan buy on weakness di IHSG.

 

 


Melihat kondisi IHSG yang semakin mengkhawatirkan, namun di saat yang sama Efek Window Dressing di bulan Desember berpotensi membuat IHSG menguat di bulan Desember. Untuk menjawab banyaknya pertanyaan dari para pembaca setia website kami dan para follower LINE kami mengenai Outlook IHSG di akhir tahun ini kami akan mengadakan INVESTOR GATHERING dengan tema : SANGGUPKAH WINDOW DRESSING MENAHAN KEJATUHAN IHSG Klik disini untuk mendapatkan undangannya.


Desember: Window Dressing kalahkan Dana Asing

$
0
0

ketikaa12

Bulan terakhir di tahun 2016 ini dibuka dengan banyak keragu-raguan di kalangan para analis dan trader karena ada dua kondisi yang saling bertolak belakang. Bulan ini dibuka dengan 2 fakta sejarah yang memberikan indikasi bertolak belakang terhadap pergerakan IHSG bulan ini.

Pertama sepanjang bulan November lalu dan asing keluar dalam jumlah yang sangat besar dari bursa kita. Total Outflow sepanjang bulan November lalu 13.6 Triliyun, jumlah ini bisa dibilang massive dan salah satu outflow bulanan terbesar sepanjang sejarah IHSG. Dalam 22 hari perdagangan di bulan November, asing tercatat melakukan aksi jual sebanyak 20 hari.

Jika anda pernah mempelajari ilmu Foreign Flow lebih dalam, maka kondisi ini mengindikasikan IHSG akan jatuh lebih dalam lagi, karena dana asing adalah kekuatan utama yang menggerakan IHSG, dan ketika dana asing keluar maka arah IHSG pun terus berpotensi mengalami penurunan. Sejak tahun 2007 lalu tidak pernah sekalipun IHSG mengalami rally yang lebih dari 1 bulan yang tidak dimotori oleh inflow dana asing, dan tidak pernah juga ada kejatuhan IHSG yang tidak disertai outflow dana asing. Artinya jika belajar dari sejarah IHSG, maka IHSG seharusnya kembali turun di bulan ini.

Namun fakta sejarah lainnya justru berkata lain, jika kita pelajari ke belakang, bulan Desember adalah bulan dimana IHSG memiliki probabilitas kenaikan paling tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.  Jika kita mundur sampai tahun 1984 lalu, maka kita mendapati probabilitas kenaikan IHSG di bulan Desember adalah 81.3%, jauh di atas bulan-bulan lainnya yang rata-rata hanya 60% probabilitas kenaikannya. Dalam 10 tahun terakhir, IHSG bahkan selalu naik di bulan Desember. Sejak tahun 1998 IHSG hanya sekali turun di bulan Desember yaitu di tahun 2000 lalu.

Jadi bulan Desember ini adalah bulan dimana Foreign Flow bertarung dengan Window Dressing, karena dari sudut padang Foreign Flow IHSG seharusnya turun minggu ini, namun dari sudut pandang Window Dressing IHSG seharusnya naik.

Melihat dua kondisi tersebut, Team Research Creative Trader memutuskan untuk melihat korelasi antara pergerakan dana asing, dengan pergerakan IHSG di bulan Desember di tahun-tahun kebelakang.

milyarrr

Dalam grafik di atas, kita bisa melihat bahwa bulan November ternyata memang sering menjadi bulan dimana Investor Asing melaksanakan aksi jualnya, sejak tahun 2007 hanya 2 kali dana asing masuk di bulan November. Jadi memang ternyata setelah dipelajari November memang merupakan siklus dimana investor asing biasa menjalankan aksi profit takingnya di IHSG. Namun tentunya kita juga tidak bisa menutup mata dari total Outflow di tahun ini yang mencapai 13.6 Tiliyun, yang kurang lebih 4 kali lebih besar dari record outflow sebelumnya di bulan November.

Hal menarik lainnya yang kita dapatkan dari research ini adalah, terlepas dari sejak tahun 2007 IHSG tidak pernah turun di bulan Desember, namun dana asing ternyata juga sering keluar di bulan Desember. Bahkan dalam 4 tahun terakhir Asing selalu mencatatkan Outflow yang besar di bulan Desember, umumnya melanjutkan outflow yang sudah terjadi di bulan November.

Jadi kita bisa mengambil kesimpulan dari pelajaran di tahun-tahun sebelumnya, yaitu Bulan Desember adalah bulan dimana Effect Window Dressing bisa mengalahkan kekuatan Aliran Dana Asing, paling tidak untuk 1 bulan. Jadi terlepas dari outflow yang terus berlangsung potensi IHSG masih bisa menguat di bulan Desember tetap terbuka. Hal ini kemungkinan disebabkan karena alasan terjadinya Window Dressing itu sendiri, karena baik Investor Asing maupun Investor Lokal selama mereka adalah pemain besar, keduanya memiliki kepentingan untuk mengangkat nilai asset dan portfolio kelolaannya di akhir tahun. Jadi khusus di Bulan Desember ini peluang IHSG masih mengalami kenaikan di bulan Desember masih cukup terbuka terlepas dari kondisi IHSG yang cukup mengkhawatirkan dari sisi Foreign Flow.

 

 

 

 


Team Research kami melakukan analisa mendalam mengenai bagaimana memanfaatkan Effect Window Dressing terutama di saham-saham Blue Chip, dengan mempelajari pergerakan di tahun-tahun yang lalu kami berhasil menemukan momentum yang ideal untuk masuk di saham-saham yang biasanya dikerek di bulan Desember untuk memaksimalkan Effect Window Dressing. Analisa dan researchnya akan kami tawarkan dalam waktu dekat, terus ikuti posting-posting kami selanjutnya untuk mendapatkan info lebih lengkapnya.

 

 

 

Begitu Enaknya, Asing kendalikan IHSG

$
0
0

kendal

Di Stock Market keadaan dan persepsi kita terhadap terkadang harus berubah sangat cepat,  terkadang dalam 1 hari outlook kita bisa negatif, pesimis, khawatir akan kondisi aktual, namun seminggu kemudian kita harus merubah pandangan kita menjadi positif, optimis, dan melihat bahwa peluang bertebaran dimana-mana. Itu sebabnya menjadi analis terkadang menjadi pekerjaan yang sulit karena dan banyak mendapat kritikan dan terkadang cercaan dari para investor.

Karena sama seperti tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui masa depan, tidak ada seorang analis pun yang bisa memprediksi market secara benar terus menerus, artinya sudah menjadi nasib para Analis jika satu hari mereka di puja-puja karena bisa memprediksi market dengan benar, dan tidak lama kemudian dihina-hina karena salah memprediksi market.

Kondisi yang kurang lebih sama terjadi  IHSG sepanjang bulan Mei ini, di akhir bulan April ini kita sibuk membahas akan fenomena ‘Sell in May and Go Away’  kami membahas bahwa fenomena tersebut adalah fenomena yang paling menakutkan di IHSG, dan harus kita ketahui.

trend IHSG

Namun pada saat itu kami tidak beranggapan kalau IHSG akan turun dalam di bulan Mei, kami ingat di akhir April lalu kami mengadakan Investor Gathering di Surabaya, dan mengatakan meskipun ada kemungkinan yang besar bahwa IHSG akan terkoerksi tajam dalam periode Mei – Oktober ini, namun kami melihat kemungkinan koreksi tersebut terjadi di bulan Mei cukup kecil.

Statement tersebut kami keluarkan pada hari Jumat tanggal 22 April lalu (dapat dilihat pada grafik di atas) menggunakan asumsi, kondisi dana asing yang masih terus masuk, dan IHSG yang baru saja membentuk level tertingginya sepanjang tahun. Pada saat ini kami hanya pesan untuk terus mengamati aliran dana asing, selama dana asing masih sehat, tidak perlu khawatir dengan kondisi IHSG.

Namun pada pembukaan market di minggu selanjutnya investor asing terus melakukan aksi jual, dan berlangsung terus hampir 2 minggu, membuat IHSG berpindah dari trend bullish ke bearish, foreign flow berpindah dari fase akumulasi ke fase distribusi, hanya dalam 2 minggu. Secara otomatis outlook kami pada IHSG juga terpaksa dirubah menjadi negatif meskipun IHSG sudah turun cukup tajam.

Namun setelah IHSG mencapai level 4.700an, ketika kondisi terlihat sudah semakin negatif, dimana indeks regional sudah mengalami koreksi cukup dalam, dan data-data ekonomi dan fundamental yang mengecewakan terus keluar, tekanan jual asing justru berkurang (seperti terlihat dalam grafik di atas), dan tepat di tanggal 20 Mei lalu, ketika IHSG sudah buka di bawah level 4.700 dana asing terlihat mulai kembali masuk, dan terlihat terus masuk sampai perdagangan kemarin, dan tidak terasa IHSG pun sudah rally sampai level 4.836 dalam waktu hanya 7 hari, secara total pergerakan IHSG di bulan Mei sampai penutupan kemarin justru positif sesuai analisa kami di akhir April lalu.

Melihat kondisi yang kembali berubah kami terpaksa merubah lagi outlook kami mengenai IHSG, sejak hari Rabu minggu lalu via LINE OFFICIAL kami, kami sudah mengatakan bahwa IHSG masih berpotensi melanjutkan kenaikannya, karena adanya perubahan pergerakan dana asing, dan ketika asing merubah strateginya, umumnya berita-berita pun akan menyusul menjadi positif, sering kali indeks regional pun berubah arah arah seperti yang terjadi saat ini.

Jadi pelajaran yang kita dapatkan melihat kondisi sebulan terakhir ini adalah, kita harus terus berusaha objective terhadap kondisi aktual, karena kondisi bisa berubah dari waktu ke waktu, dan dana asing adalah indikator paling ideal untuk memprediksi pergerakan IHSG dalam jangka pendek dan menengah.

Trading seperti perjalanan antar kota, sering kali di tengah jalan kita akan melihat tanda-tanda bahaya, namun bukan berarti kita harus berhenti, atau berputar arah setiap kali melihat tanda bahaya, yang perlu kita lakukan adalah berhati-hati dan mengurangi kecepatan (mengurangi posisi kita di market dan trading jangka pendek),  memprediksi kalau kita akan celaka, atau orang lain akan celaka, jika tidak berhenti atau berputar arah tidak akan membantu kita dalam perjalanan.

 

Efek Sebenarnya Keputusan The Fed untuk IHSG

$
0
0

seben

Hari Kamis dini hari ini, di akhir meeting The Fed, Jannet Yellen kemungkinan besar akan mengumumkan kenaikan suku bunga The Fed dari 0.5% ke 0.75%, kenaikan suku bunga ini sekaligus memenuhi janji The Fed di akhir tahun lalu yang mengatakan pasti menaikan suku bunga (kemungkinan beberapa kali dalam tahun 2016 ini). Namun pada kenyataannya sampai pertengahan bulan Desember tahun ini The Fed belum sekalipun menaikan suku bunga seperti yang dijanjikan Janet Yellen, itu sebabnya banyak pihak sangat yakin kalau pada meeting terakhir FOMC tahun ini, The Fed akan memutuskan untuk menaikan suku bunga.

Sebagai trader saham kita tentunya sangat sering mendengar mengenai Fed Fund Rate ini, karena para analis sekuritas sangat sering menhubung-hubungkan apa yang terjadi di market aktual dengan kebijakan atau potensi kebijakan The Fed ke depan. Kondisi ini secara otomatis membuat para trader percaya bahwa naik atau tidaknya suku bunga di Amerika akan memberikan pengaruh besar pada IHSG.

Beberapa Analisa mengatakan, kenaikan suku bunga di Amerika akan membuat Dow Jones turun, dan akan memberikan dampak negatif pada IHSG. Sementara analisa lainnya mengatakan dengan dinaikannya suku bunga di Amerika, dan potensi turunnya Dow Jones maka para Fund Manager Asing akan mencari ‘lahan investasi’ yang lebih menarik, dan kemungkinan Indonesia akan menjadi salah satu pilihan, yang artinya pasca kenaikan suku bunga IHSG akan dibanjiri inflow asing. Kedua asumsi tersebut masuk akal, namun justru membuat banyak investor bingung efek mana yang akan terjadi dalam keputusan tahun ini.

Hari ini kami akan membahas mengenai Efek keputusan-keputusan The Fed dalam beberapa tahun terakhir, untuk mempelajari efeknya pada IHSG dan Foreign Flow di bursa kita.

suku bungga12

TAPERING THE FED – 18 Desember 2013
Keputusan pertama  yang akan kami bahas adalah Tappering yang dilakukan The Fed, pada saat itu di akhir tahun 2013 The Fed akhirnya memutuskan untuk mengurangi ‘bail-out’ yang dilakukan sejak tahun 2008, dengan mengurangi jumlah uang yang disuntikan ke market setiap bulan yang awalnya digunakan untuk membangkitkan kejatuhan Stock Market Amerika.

Hampir sepanjang tahun 2013 para analis mengkhawatirkan efek kebijakan ini pada IHSG, karena berkurangnya suntikan dana The Fed akan membuat liquiditas di pasar dunia berkurang, dan sangat dikhawatirkan akan membuat dana asing yang ada di Indonesia kembali ke negara asalnya, atau paling tidak kedepannya tidak ada dana asing yang masuk lagi ke bursa kita.

Namun meskipun asumsi tersebut cukup masuk akal, pada kenyataannya pasca dilakukannya tapering tersebut dana asing justru masuk dalam jumlah yang sangat besar ke bursa kita seperti bisa kita lihat pada grafik di atas, kondisi yang bertolak belakang dengan kekhawatiran semua analis di sepanjang tahun 2013. Pada saat Jokowi Effect dipercaya sebagai alasan dibalik masuknya dana asing, dan market dalam waktu singkat sudah melupakan effect kebijakan The Fed.

AKHIR QE3 – 29 OCTOBER 2014
Di akhir bulan October The Fed akhirnya memutuskan untuk mengakhiri program Quantitative Easing nya, yang menandakan akhir dari penyuntikan dana oleh The Fed untuk mendorong Ekonomi Amerika, dan juga Ekonomi Dunia. Kebijakan ini juga diprediksi memiliki dampak negatif untuk IHSG, karea diperkirakan akan memicu Outflow di IHSG, namun pada kenyataanya kita tidak melihat adanya efek istimewa dari kebijakan ini terhadap pergerakan IHSG dan Foreign Flow IHSG. Dalam beberapa minggu pertama pasca kebijakan tersebut memang terlihat ada outflow, namun outflow juga sudah terjadi sebelum kebijakan tersebut. Setelahnya justru ada inflow yang jauh lebih besar dari outflow sebelumnya, yang membuat IHSG justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

KENAIKAN SUKU BUNGA THE FED – 16 Desember 2016
Di bulan Desember tahun lalu, The Fed akhirnya memutuskan untuk mulai menaikan suku bunganya dari 0.25% ke 0.50% setelah tidak dinaikan sejak krisis 2008. Kenaikan ini juga menjadi pembahasan analis sepanjang tahun 2015, dan memicu berbagai kekhawatiran pada market Dunia.

Namun seperti kita ketahui, efek dari kebijakan ini terhadap IHSG juga bisa dibilang tidak ada, di awal tahun ini Dana Asing kembali masuk dalam jumlah besar ke bursa kita, mengangkat IHSG dari level 4.400 ke level 5.400.

Menariknya meskipun sudah berulang kali tidak memberikan dampak apa-apa untuk IHSG, para analis tetap ‘hobby’ menguhubung-hubungkan kebijakan ini dengan kondisi IHSG, seperti yang kita alami juga sepanjang tahun 2016 ini. Walau sebenarnya jika mempelajari kebijakan-kebijakan sebelumnya, kita bisa menyimpulkan apa yang dilakukan oleh The Fed tidak ada kaitannya dengan IHSG ataupun Foreign Flow.

DANA ASING

Asumsi mengalirnya dana dari Quantitative Easing ke IHSG dan keluarnya dana tersebut setelah QE berakhir juga sama sekali tidak terbukti, begitu juga dengan naik – turunnya suku bunga di Amerika yang dipercaya akan mempengaruhi pertimbangan investor asing untuk keluar masuk dari bursa kita juga tidak terbukti kebenarannya. Hal itu terlihat dari grafik di atas yang menunjukan bahwa sejak tahun 2011 jumlah dana asing di bursa kita terlihat hanya naik-turun di kisaran yang kurang lebih sama. Tidak ada penambahan atau pengurangan yang signifikan dalam jumlah dana asing di bursa kita.

Jadi satu hal yang bisa kita pelajari untuk tahun-tahun yang akan datang, keluar masuknya dana asing di bursa kita dipengaruhi oleh kondisi dalam negeri seperti Jokowi Effect, Pelambatan Ekonomi, dan lainnya. Bukan karena apa yang diputuskan oleh The Fed di Amerika Serikat sana. Keluar masuknya dana asing juga sifatnya hanya temporer, terkadang mereka masuk dalam jumlah besar, namun disusul oleh outflow dalam jumlah besar, dan pada akhirnya total dana asing yang bermain di bursa kita cenderung segitu-segitu saja.

 

 

 

 

2 Syarat Asing bawa IHSG ke 6.000

$
0
0

asing bawa11

Kita tentu masih belum lupa tentang bagaimana dasyatnya aksi jual investor asing di akhir tahun 2016 lalu, setelah keluar dalam jumlah besar di bulan November, IHSG hanya selamat dari kejatuhan lanjutan di bulan Desember karena adanya aksi Window Dressing yang memang selalu berulang setiap tahun.

Melihat kondisi akhir tahun lalu, secara Foreign Flow IHSG berada dalam bahaya yang besar akan terjadi koreksi lanjutan ke level 5.100an atau bahkan bukan mustahil ke bawah level 5.000. Seperti kami share sebelumnya setelah diteliti Januari Effect bukanlah efek yang nyata, jadi tidak bisa kita harapakan untuk melawan kekuatan Foreign Flow di bulan ini seperti yang terjadi dengan Window Dressing di bulan Desember.

Jadi secara sederhana kita bisa memprediksi kecuali adan inflow yang luar biasa di awal tahun maka kemungkinan besar IHSG akan jatuh di awal tahun 2017 ini. Namun di balik kondisi yang tidak kondusif ini, kami menemukan fakta menarik mengenai pergerakan IHSG di awal tahun.

Dalam grafik di bawah kami memposting pergerakan investor asing dalam 3 tahun terakhir, di bulan Januari sampai bulan Februari.

[tab name=”2016″]

INFLOW 2016

Pada bulan Januari tahun lalu kita melihat kondisi yang mirip dengan kondisi IHSG di awal tahun ini, dimana investor asing keluar dalam jumlah yang besar di akhir tahun sebelumnya, namun menariknya di pertengahan bulan Januari Investor Asing terlihat mulai merubah strateginya. Terlihat dana asing pelan-pelan masuk ke bursa kita dan terus masuknya dana asing akhirnya berhasil memawa IHSG naik dari 4.400an di pertengahan bulan Januari sampai ke level 5.400an di bulan Agustus tahun lalu.

Selain menunjukan besarnya kendali Investor Asing di IHSG, pergerakan di awal tahun lalu juga menunjukan bahwa kembali masuknya dana asing sanggup menetralisir efek outflow besar-besaran di akhir tahun.

[/tab]
[tab name=”2015″]

IHSGG1223

Kondisi yang kurang lebih sama terjadi di pertengahan bulan Januari 2015, dimana secara tiba-tiba investor asing merubah strateginya dari distribusi ke akumulasi, dan mampu mengerek IHSG ke level tertingginya sepanjang sejarah pada saat itu.

[/tab]

[tab name=”2014″]

20144

Di awal tahun 2014 perubahan trend pergerakan investro asing sudah terjadi di bulan Desember tahun sebelumnya, namun kita juga melihat terjadinya trend akumulasi yang cukup signifikan yang dimulai di bulan Januari, trend inflow asing di tahun ini berhasil mengangkat IHSG dari level 4.200an ke level 5.400an.

[/tab][end_tabset]

Jika melihat pergerakan asing dalam 3 tahun terakhir tesebut kita mendapati bahwa IHSG sempat naik 1.000 bahkan 1.300 point dalam 3 tahun kebelakang dan pergerakannya dimulai di bulan Januari. Jika pergerakan tersebut kembali berulang tahun ini, maka peluang IHSG mencapai level tertingginya bahkan menembus level 6.000an di tahun 2017 ini bukanlah menjadi sesuatu yang mustahil.

Jadi ini bisa kita jadikan alasan untuk tidak terlalu pesimis terhadap kondisi IHSG di awal tahun ini, meskipun dana asing sudah keluar besar-besaran di akhir tahun lalu. Namun tentunya sebelum mengambil asumsi tersebut, kita harus melihat dulu indikasi mulai masuknya investor asing ke bursa kita.
5100

Sampai sejauh ini indikasi yang muncul barulah berkurangnya aksi jual asing dalam beberapa minggu terakhir, seperti terlihat dalam grafik di atas bahwa outflow harian dalam semakin hari semakin berkurang, dan pada hari Jumat lalu ada inflow sebesar 50M. Inflow tentunya tidak bisa kita jadikan konfirmasi sudah berubahnya strategi asing, namun tentu merupakan indikasi yang baik karena mulai terlihat adanya perubahan trend pergerakan investor asing.

Namun IHSG memiliki masalah lain dalam 1-2 minggu kedepan, masalahnya adalah kondisi IHSG yang sudah terlalu tinggi sampai penutupan hari Jumat kemarin. Karena idealnya inflow dimulai ketika IHSG ada di level yang cukup murah, dan bukan IHSG di level 5.300an seperti saat ini. Jadi meskipun indikasi asing akan merubah strateginya di bulan Januari ini terus berlansung, namun resiko IHSG turun paling tidak untuk menutupi GAPnya di 5.100 tetaplah besar dalam 1-2 minggu kedepan.

Karena IHSG yang lebih rendah bukan saja mengurangi potensi kejatuhan IHSG dalam jangka pendek, tapi juga membuat saham-saham lebih menarik untuk mulai di akumulasi asing. Jadi jika IHSG dalam beberapa minggu kedepan mengalami koreksi yang cukup signifikan dan dana asing terlihat mulai mengalir masuk ke bursa kita, peluang kembali terjadinya kenaikan besar di IHSG kembali terbuka lebar.

Ikuti pembahasan lengkap prediksi pergerakan IHSG di awal tahun ini dalam acara MARKET OUTLOOK 2017 yang akan diadakan secara ONLINE malam ini. Daftarkan diri secara FREE disini.

Berapa Profit Asing Setahun Terakhir ?!

$
0
0

setah12

Sampai perdagangan minggu kemarin investor asing masih terus melanjutkan aksi jualnya di bursa kita, tercatat sejak level tertingginya di tahun 2016 lalu, total dana asing yang keluar dari bursa kita sudah sebesar 26.5 Triliyun. Sejak bulan November lalu setiap minggu investor asing tercatat melakukan net sell di bursa kita.

Banyak pihak mempertanyakan kenapa investor asing terus keluar dari bursa kita, sejauh ini ada yang menghubungkannya dengan Trump Effect, namun kita tahu bahwa dana asing sudah keluar dari bursa kita sebelum Trump menang.

Ada juga yang mengatakan bahwa karena pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir, namun kenyataanua rupiah sebenarnya merupakan salah satu mata uang yang mengalami pelemahan paling dengan di asing dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu masih banyak alasan-alasan lainnya yang sering diangkat para analis yang mencoba menjelaskan motif di balik keluarnya dana asing dari Indonesia.

Namun sebenarnya jika kita meposisikan diri sebagai investor  / trader dalam hal ini asing yang mindsetnya mencari keuntungan  dan bukan sebagai analis / ekonom yang fokusnya adalah mencari alasan. Maka tidaklah sulit untuk kita mengetahui alasan mengapa investor asing keluar dari bursa kita.

Karena sebagai trader atau investor alasan utama kita melakukan penjualan adalah pergerakan harga, sebagai contoh beberapa bulan lalu saya membeli NIKL di harga 760 dan minggu lalu saya jual di 2.760, dari sudut pandang analis aksi jual yang saya lakukan bisa saja dihubung-hubungkan dengan turunnya harga NICKEL dunia, kenaikan Donald Trump, suku bunga The Fed atau undang-undang minerba yang keluar minggu lalu. Namun pada kenyataanya alasan saya menjual hanylah satu, yaitu karena saya sudah memperoleh keuntungan 2.000 per lembar saham dalam waktu yang relative singkat, dan itu adalah alasan utama saya menjual saham tersebut.

Namun memang karena saya adalah investor kecil jadi aksi jual yang saya lakukan tidak pernah dan tidak perlu dibahas oleh analis. Namun kalau saya bisa jual ‘tanpa alasan’ karena saya sudah untung, kenapa investor asing tidak boleh melakukan yang serupa? Karena pada dasarnya setiap investor punya tujuan yang sama, yaitu mencari keuntungan.

Sekarang saya akan mengajak anda melihat seberapa besar keuntungan yang kira-kira diperoleh oleh Investor Asing saat ini.

MORGAN SIN

Seperti diabahas sebelumnya bahwa sejak level puncak Foreign Flow, dana asing sudah keluar sebanyak 26.5 Triliyun sejak pertengahan Agustus lalu. Seperti terlihat dalam grafik di atas, kami membagi grafiknya pergerakan dana asing ke dalam 2 bagian. Bagian pertama ketika investor asing melakukan aksi beli, dan kedua ketika melakukan aksi jual dalam bagian yang dihighlight kita lihat jumlah uang yang masuk sejak awal Maret tahun lalu sudah keluar semua sampai di awal tahun ini. Bukan hanya itu kita juga bisa melihat seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor asing dalam periode tersebut.

Kita bisa membuat estimasi seberapa besar keuntungan investor asing dalam periode ini :

  • Inflow Asing dilakukan dari bulan Maret ke Agustus, dengan jumlah dana asing yang masuk sebesar 26.5 Trilliyun, dan dalam periode tersebut rata-rata IHSG ada di level 4.944.
  • Outflow Asing dilakukan dari bulan Agustus sampai saat ini dimana average IHSG ada di level 5.311, dengan jumlah dana outflow yang sama.

Jika kita hitung selisih IHSG ketika asing beli dan ketika asing jual maka kita dapatkan selisihnya sebesar 367 point, artinya asing berhasil memperoleh profit sekitar 7.4%, atau sekitar 1.9 Triliyun (jika dibandingkan dengan total inflownya).  IHSG LIST..

Potensi keutungan yang lebih besar isa kita lihat dari sudut pandang yang lain, yaitu jika kita membandingkan total inflow sejak awal tahun 2016 dengan kondisinya saat ini. Seperti kita lihat pada grafik di atas posisi Foreign Flow saat ini berada 5.8 Triliyun di atas level terendahnya tahun lalu, atau dengan kata lain masih tersisa 5.8 Triliyun dari dana asing yang masuk sejak awal tahun lalu.

Namun di sisi lain jika kita membandingkan level IHSG di bulan Januari lalu dengan saat ini maka kita melihat posisi IHSG saat ini sudah jauh lebih tinggi, dengan 803 point dibandingkan Januari tahun lalu di awal inflow dana asing. Artinya semakin lama aksi jual asing berlanjut, semakin besar pula keuntungan yang akan mereka peroleh, karena level IHSG saat ini sudah jauh berada di atas level modal pembelian mereka tahun lalu.

Related : Di bulan Februari kami akan mengadakan Workshop Foreign Flow di Surabaya dan secara ONLINE, ini adalah kesempatan untuk anda mempelajari lebih dalam mengenai pergerakan dana asing, sambil menunggu kembali masukanya dana asing ke bursa kita.

Jadi sama seperti contoh kasus NIKL di atas, kemungkinan besar alasan di balik aksi jual asing saat ini adalah profit taking, jadi kita tidak perlu repot-repot mencari alasan di balik keluarnya dana asing saat ini. Sebagai investor yang perlu kita lakukan saat ini adalah menunggu, menunggu asing untuk kembali masuk ke bursa kita.

Sejarah membuktikan bahwa kekuatan investor lokal memang terkadang bisa menahan kejatuhan IHSG, namun hanya masuknya dana asinglah yang dapat membuat IHSG dalam jangka waktu yang cukup panjang. Kenaikan-kenaikan yang tidak disertai dengan inflow asing umumnya hanya berlansung dalam jangka pendek, dan seringkali disusul dengan penurunan IHSG yang bahkan lebih dalam dari kenaikan sebelumnya.

Jadi pertanyaan yang paling penting adalah bukan kenapa asing keluar dari bursa kita, tapi kapan asing kembali masuk ke bursa kita. Jika asing kembali masuk ketika IHSG berada di level 5.300an seperti sekarang, maka jika seluruh dana yang sudah keluar kembali lagi, maka besar kemungkinan IHSG bisa mencapai 6.000 di tahun 2017 ini. Opsi itu tentunya bisa dilakukan oleh investor asing, namun pertanyaaanya adalah untuk apa aksi tersebut dilakukan ?

Jika asing mau melakukan aksi akumulasi lagi, tentunya tidak perlu dimulai di level 5.300, bisa saja mereka menjatuhkan IHSG terlebih dahulu, supaya bisa kembali melakukan pembelian di harga yang jauh lebih murah. Dengan posisi asingyang sudah untung besar seperti saat ini, sangatlah mudah untuk mereka melakukan aksi jual besar-besaran secara tiba-tiba untuk menjatuhkan IHSG. Dan jika dihitung modal akumulasi asing sebelumnya, maka meskipun aksi jual asing dilakukan sampai IHSG ke bawah 5.000 mereka tetap akan memperoleh keuntungan yang cukup besar dalam penjualan tersebut.

Jadi seperti pembahasan kami di awal minggu lalu, strategi yang paling ideal untuk kita lakukan adalah menunggu, menunggu investor asing kembali masuk ke bursa kita, atau menunggu ISHG dijatuhkan oleh Asing.

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

Viewing all 164 articles
Browse latest View live